Jumat, 28 Januari 2011

BUS MAL PRAKTEK

Ngunandiko.5

Akhir tahun yang lalu saya berkunjung ke Yogyakarta. Pada suatu sore kira-kira jam 17.00 saya diajak oleh adik saya keliling kota untuk melihat-lihat suasana di sore hari dengan mobilnya Renault buatan Perancis yang sudah tua. Yogyakarta sudah tidak seperti satu atau dua dasawarsa yang lalu, jalan-jalan di kota tidak lagi dipenuhi oleh sepeda tetapi sekarang dipenuhi oleh kendaraan bermotor roda dua (sepeda motor) bahkan juga oleh kendaraaan bermotor roda empat.
Sebagian besar kendaraan bermotor tersebut adalah buatan Jepang yang tampak dari merk-nya seperti Honda, Suzuki, Yamaha, Toyota, dllnya. Beberapa kendaraan bermotor buatan Eropa seperti Mercedes dan Renault ataupun Amerika seperti Ford dan Chevrolet dan bahkan buatan Korea seperti Hunday dan Daewo juga tampak walaupun sangat jarang.
Kami menyusuri jalan-jalan yang sangat ramai selama lk 40 menit. Kami antara lain melewati jalan Malioboro, jalan Solo, jalan Kaliurang , jalan ring-road yang melewati “Monumen Jogya Kembali” dan beberapa ruas jalan lainnya.
Pada waktu kami sampai di jalan Magelang saya melihat sebuah bus berhenti – rupa-rupanya sedang menunggu penumpang – di suatu tempat yang dengan jelas ada tanda dilarang parkir. Ada polisi dengan sepeda motor melewatinya dan tidak jauh dari tempat itu ada pula polisi lalu lintas yang sedang jaga, polisi-polisi tersebut tidak melarangnya dan seolah-olah tidak melihatnya.
Saya minta adik saya memperlambat mobilnya, setelah dekat dengan bus tersebut saya dapat mengamatinya dengan lebih jelas. Bus tersebut ternyata angkutan umum tetapi saya tidak dapat mengetahui trayeknya, hanya di bus tersebut terpampang tulisan : “MAL PRAKTEK”. Melihat hal itu saya tersenyum ! Rupa-rupanya pemilik bus itu memiliki rasa humor yang tinggi, dengan memberi nama bus miliknya dengan “MAL PRAKTEK”(malpraktek), maka ia merasa busnya boleh berhenti disembarang tempat. Inilah humornya orang Yogya !

*
Berpikir Anda tahu, ketika faktanya Anda tidak tahu adalah kesalahan fatal. Dan itulah kecenderungan yang kita lakukan (Bertrand-Russell)

*

2 komentar:

  1. Balasan
    1. He he he . . . mal praktek ternyata tidak hanya dilakukan oleh dokter !

      Hapus