Sabtu, 09 Juni 2012

Kudeta

Ngunandiko.28

Kudeta (Coup d'Etat)
(Kudeta adalah perebutan kekuasaan secara inkonstitusional)

Coup d'État is a sudden and decisive measure in politics, esp one effecting a change of goverment illegally or by force (Grollier Webster International Dictionary, 1971)

Kudeta Napoleon Bonaparte 1804
Perubahan  pemerintahan suatu negara dapat dilakukan secara konstitusional a.l melalui pemilihan umum dan massa aksi seperti unjuk rasa dll, serta sering pula dilakukan secara inkonstitusional a.l melalui  pemberontakan dan kudeta.
Kudeta secara umum dapat dikatakan adalah perubahan pemerintahan suatu negara  dalam tempo yang relatip singkat (tiba-tiba)  dengan cara "pengambilalihan kekuasaan" atau "penggulingan kekuasaan"  secara inkonstitudional (ilegal) . Pelaku kudeta dapat dari kalangan militer maupun non-militer ( sipil atau sipil dengan dukungan militer). Kudeta dapat sukses dan dapat pula gagal, kudeta disebut sukses jika kemudian pemerintahan yang dibentuknya memperoleh legitimasi dari rakyat yang didukung  militer dan birokrasi. 
Kudeta sering kali berupa tindak pemaksaan dengan kekuatan bersenjata secara cepat (putsh) dan sering kali pula berdarah.  Selain berupa pemaksaan dan berdarah secara umum dapat dikatakan bahwa kudeta adalah melanggar prinsip-prinsip demokrasi. Sesungguhnya "penggambilalihan kekuasaan", "penggulingan kekuasaan" secara inkonstitusional (ilegal)  pemerintahan suatu negara telah dikenal  sejak lama  sebelum  istilah kudeta tersebut dikenal secara luas. Hal  itu antara lain dapat diketahui dari sejarah :
  • Kekaisaran Romawi ; dimana Yulius Ceasar digulingkan oleh konspirasi Marcus Junius Brutus, Gaius Cassius Longinus, Decimus Brutus Albinus, dan Gaius Trebonius (44 tahun sebelum Masehi),
  • Kerajaan Singosari (Indonesia) ; dimana Ken Arok secara diam-siam  membunuh penguasa wilayah Tumapel (Tunggul Ametung) dan mengangkat dirinya   sebagai penguasa Tumapel  yang  kemudian mendirikan kerajaan Singosari (abad ke-13 Masehi).
  • Kekaisaran  Perancis ; dimana Napoleon Bonaparte mengangkat dirinya menjadi kaisar Perancis  pada 1804.
Dilihat dari sebab-sebabnya, maka kudeta sedikitnya dapat dibagi menjadi  3 (tiga) golongan :
  • Kudeta dimana sebagian anasir atau anasir-anasir  masyarakat suatu negara selain tidak dapat menyalurkan aspirasinya secara konstitusional, juga sering mendapatkan perlakuan buruk dan tidak adil dari negara misalnya :  "Kudeta di Libya (Khadafi) 1969.
  • Kudeta dimana sebagian anasir atau anasir-anasir masyarakat suatu negara selalu kalah dalam memperebutkan kekuasaan negara secara konstitusional  karena sebab-sebab tertentu seperti  kedudukan sosial, faham, etnik, dsbnya misalnya  : “ Kudeta di Negeria 15 Januari 1966”.
  • Kudeta dimana negara asing terlibat dan memanfaatkan kedua sebab tersebut diatas untuk kepentingannya misalnya “Kudeta militer di Argentina 1976”.
Sudah barang tentu ada kudeta yang disebabkan oleh kombinasi dari ketiga Golongan tersebut atau sebab-sebab khusus lainnya.
Jika dilihat dalam tahapannya, maka suatu kudeta dalam garis besarnya dapat dibagi dalam 3 (tiga) tahap sebagai berikut :
  •        Tahap perancangan (design) kudeta,
  •        Tahap pelaksanaan (execution) kudeta
  •         Tahap kondolidasi (consolidation) kudeta
Yang sering kita dengar dalam pemberitaan-pemberitaan (media massa) sebagai peristiwa kudeta  adalah kudeta dalam tahap pelaksanaan (execution).

. . . . . kudeta adalah tindakan inkonstitusional (ilegal) dan  umumnya dilaksanakan (execution) dengan  kekerasan senjata  secara tiba-tiba, karena sifatnya yang tiba-tiba itulah  kudeta sering gagal dan ditinggalkan oleh massa yang semula mendukungnya.

Komplotan kudeta biasanya  membuat rancangan kudeta menurut kemauan dan kecakapan dari para perancangnya  tanpa memperdulikan perasaan dan kesanggupan massa pendukungnya secara sungguh-sungguh. Bahkan sering para  perancang kudeta melupakan sifat-sifat massa pendukunganya  yang tidak selalu dapat menjaga suatu rahasia dengan baik, hal itu menyebabkan sebagian besar komplotan kudeta  sejak tahap perancangan telah dapat diketahui oleh musuh  karena : 
  •     rancangan kudeta secara tidak sengaja bocor,
  •     terjadi pengkhianatan, dan
  •    tercium oleh mata-mata yang senantiasa  ada di mana-mana.
Kudeta adalah tindakan  ilegal (inkonstitusional) dan  umumnya dilaksanakan (execution) dengan  kekerasan senjata  secara tiba-tiba (putch), karena sifatnya yang tiba-tiba itulah seringkali  kudeta gagal dan ditinggalkan oleh massa yang semula mendukungnya (Lihat : Massa Aksi oleh Tan Malaka)
Kudeta akan sukses bila rancangannya berdasar isu yang didukung massa yang luas dan saat pelaksanaanya dapat dijaga  kerahasiaannnya. Dan dalam melakukan konsolidasi  –  membangun legitimasi   –  mendapat dukungan atau partisipasi dari pihak non-militer dan militer (tentara).  Sudah barangtentu pelaksana kudeta harus terorganisasi dengan baik.
Kudeta dapat dipandang sukses jika dapat melewati masa konsolidasi ; pemerintahan yang dibentuknya  berumur cukup lama sekurang-kurangnya 4 tahun (lk satu masa jabatan pemerintahan yang terpilih secara sah, misalnya : Presiden Amerika Serikat) dan dapat melakukan perubahan secara berarti.
Bahwa sebagian besar kudeta gagal antara lain terlihat di Bolivia. Seperti diketahui di Bolivia  dalam kurun waktu kurang dari satu abad rata-rata terjadi 1-2 kali peristiwa kudeta setiap tahun-nya (lihat : Ngunandiko ; Amerika Selatan ) .  Hal itu berarti selama lk satu abad tersebut di Amerika Latin  tidak ada satupun kudeta yang dapat dikatakan berhasil.
Berikut ini adalah contoh beberapa kudeta yang dipandang sukses di 6 (enam) negara sbb :

1.       Afganistan
Kudeta yang dilakukan oleh Babrak Kamal pada  Desember 1979 telah mengambil alih pemerintahan Hafizullah Amin melalui suatu kudeta. Setelah itu selama  lk 6 tahun ia  dapat memerintah  Afganistan a.l sebagai Chairman of the Presidium of the Revolutionary Council dari December 1979 s/dNovember 1986. Babrak Kamal digulingkan oleh Mohammad Najibullah.
2.       Aljasair
Houari Boumedien mengambilalih kekuasaan resim Ahmad Ben Bella pada 19 Juni 1985. Houari Boumedien memerintah Aljasair lk 10 tahun a.l sebagai Chairman of the Revolutionary Council 19 June 1965 – 10 December 1976.
3.       Bolivia
Victor Paz Estenssoro dan Revolutionary Nasionalist Movement  mengambil alih pemerintahan Bolivia dari Hugo Ballivian pada tahun 1952. Estenssoro menjabat presiden sampai masa kepresidenan 1985-1989, namun diselingi dengan jeda beberapa kali  karena (1) istirahat sementara 1956-1960, (2)  diasingkan pada tahun 1964, dan adanya pergolakan 1978-1985 (lihat  : Ngunandiko No 27.  Amerika Selatan). 
       4.       South Korea
Mayor Jenderal Park Chung-hee melancarkan kudeta militer pada 16 Mei 1961, kemudian Park Chung-hee menjadi President  of South Korea  sampai disingkirkan secara paksa pada tahun 1979 , dan kemudian digantikan oleh   Chun Doo-hwan  President  of South Korea   (1980 –  1988) .

5.       Thailand
Pada  Oktober 1958 Sarit Thanarat menggulingkan  Thanom Kittikachorn, dan kemudian Sarit Thanarat  berkuasa sebagai  Prime Minister of Thailand dalam pemeintahan raja  Bhumibol Adulyade dari 1959 – 1963.
Kendaraan Lapis Baja pada Kudeta di Thailand
          6.       Tunisia 
Habib Bourguiba mengambil alih pemerintahan Aljasair dari King Muhammad VII al-Amin Juli 1957. Habib Bourguiba berkuasa selama lk 30 tahun. Pada November 1987 kekuasaan Habib Bourguiba diambil alih oleh Zine El Abidine Ben Ali melalui suatu kudeta tak berdarah.


Pada tahun 1960 s/d 1969 tercatat telah terjadi 35 (tiga puluh lima) peristiwa kudeta, seluruhnya adalah kudeta militerr (military coup). Sebagian besar peristiwa kudeta tersebut terjadi di Amerika Latin.

Untuk memperoleh  gambaran menyeluruh tentang kudeta, maka  berikui ini daftar peristiwa kudeta yang terjadi pada abad ke-20 dan permulaan abad ke-21 sbb :
·         1900 s/d 1919
o   Jumlah kudeta  :  1
o   Lokasi kudeta    :  Turki (Imperium Ottoman)
o   Pelaku kudeta    :  Militer (military coup)                             
                               
·         1920 s/d 1929
o   Jumlah kudeta  :   4
o   Lokasi kudeta    :  Ethiopia (2), Jerman, dan Mesiko.
o   Pelaku kudeta   :  Dua ( 2 ) dari  empat (4)  peristiwa kudeta dilakukan oleh militer (military coup)         
               
·         1930 s/d 1939
o   Jumlah kudeta  :  4 (empat)
o   Lokasi kudeta    :  Chili, Finlandia, Jepang, Thailand
o   Pelaku kudeta   : Satu ( 1 ) dari  empat (4)  peristiwa kudeta dilakukan oleh militer (military coup).
                               
·         1940 s/d 1949
o   Jumlah kudeta  :  6 (enam)
o   Lokasi kudeta    :  Argentina, Bulgaria, Hungaria, Italia, Jerman dan Romania
o   Pelaku kudeta  : Dua ( 2 ) dari  enam (6) peristiwa kudeta dilakukan oleh militer (military coup).

·         1950 s/d 1959
o   Jumlah kudeta  :  21 (dua puluh satu)
o   Lokasi kudeta    : 1.  Algiers,  2. Argentina (2), 3. Brazil  (2), 4. Colombia  5. Cuba (2),      6. Guatemala, 7. Iran, 8. Iraq,  9. Pakistan (3), 10. Paraguay,  11. San Marino,                  12. Thaliand (3), 13.  Venezuela, dan   14. Yanaon (French Colony in India)
o   Pelaku kudeta     : Sepuluh (10) dari  dua puluh satu (21)   peristiwa kudeta dilakukan oleh militer (military coup).

·         1960 s/d 1969
o   Jumlah kudeta  :  35 (tiga puluh lima)
o   Lokasi kudeta    : 1. Abu Dabi 2. Algeria 3. Argentina 4. Bolivia 5. Brasil (2) 6. Burkina Faso 7. Burma 8. Central African Republic 9. Congo (2) 10.  Dominika 11. Ecuador 12. Ethiopia 13 France 14. Ghana 15. Guatemala  16. Indonesia 17. Iraq (2) 18. Libya 19. Nigeria 20. Panama 21. Peru 22. Somalia 23. South Korea 24. South Vietnam (2) 25. Sri Lanka 26. Syria (2) 27. Togo 28. Turkey (2)  29. Yaman.
o   Pelaku kudeta    : 35 (tiga puluh lima) dari tiga puluh lima (35) peristiwa kudeta dilakukan oleh militer (military coup).

·         1970 s/d 1979
o   Jumlah kudeta  :  38 (tiga puluh delapan)
o   Lokasi kudeta    : 1. Afganistan 2. Argentina  3. Bangladesh (3) 4. Bolivia 5. Central African   Republic 6. Chad  7. Chilie (3) 8. China 9. Comoro 10. Cyprus 11.  Ecuador 12. Ethiopia 13. Ghana (2) 14. Greece (2) 15. Iran 16. Italy 17.  Japan 18. Nigeria (2) 19. Oman 20. Pakistan (2) 21. Portugal 22. Seycelle 23. Somalia 24. South Korea 25. Sudan 26. Syria 27. Thailand (2) 28. Turkey 29. Uganda 30. Urugay .
o   Pelaku kudeta    : Delapan belas (18) dari tiga puluh delapan (38)  peristiwa kudeta dilakukan oleh militer (military coup).

·         1980 s/d 1989
o   Jumlah kudeta  :  38 (tiga puluh delapan)
o   Lokasi kudeta    : 1. Argentina (3), 2. Bangladesh (2), 3. Bolivia, 4. Burkina Faso, 5. Burma 6. Cameroon, 7. Central African Republik, 8. Ethiopia, 9. Fiji, 10. Gambia, 11. Ghana,  12. Grenada, 13. Guinea bissau, 14. Haiti (2), 15. Kenya, 16. Liberia, 17. Mauritania, 18. Nigeria (2), 19. Panama, 20. Paraguay, 21. Philippines (2), 22. Poland, 23. Seychelless,  24. Spain, 25. Sudan, 26. Suriname (3), 27. Tunisia, 28. Turkey, 29. Uganda.
o   Pelaku kudeta    : Tujuh belas (17) dari  tiga puluh delapan (38)  peristiwa kudeta dilakukan oleh militer (military coup).

·         1990 s/d 1999

o   Jumlah kudeta  :  25 (dua puluh lima)
o   Lokasi kudeta    : 1. Albania, 2. Algeria, 3. Argentina, 4. Azerbaijan (2), 5. Burundi, 6. Chad, 7. Cote d’lvoire (Ivory Coast), 8. Gambia, 9. Georgia, 10. Guatemale, 11. Haiti, 12. Mali, 13. Nigeria, 14. Pakistan, 15. Panama, 16. Peru (2), 17. Siera leone, 18. Soviet uni (2), 19. Thailand,  20. Trinidad, 21. Turkey, 22. Venezuela,
o   Pelaku kudeta   : Sembilan (9) dari duapuluh lima (25) peristiwa kudeta dilakukan oleh militer (military coup).

·         2000 s/d 2009
o   Jumlah kudeta  :  38 (tiga puluh delapan)
o   Lokasi  kudeta   :  1 Ecuador, 2 Fiji,  3 P.Solomon,  4 Cote d’lvoire,  5 Venezuela, 6 Republik Afrika Tengah, 7 Mauritania, 8 Sao Tome and Principe, 9 Guinea-Bissau, 10 Pilipina, 11 Kongo, 12 Haiti, 13 Chad, 14 Kongo, 15 Equtorial Guinea, 16 Ekuador, 17 Togo, 18 Nepal, 19 Mauritania, 20 Pilipina, 21 Chad,  22 Thailand, 23 Madagaskar, 24 Fiji, 25 Cote d’lvoire, 26 Laos, 27 Pilipina, 28 Turki 29 Timor Leste, 30 Mauritania 31 Guinea, 31 Madagaskar, 32 Honduras, 33. Malaysia (Perak State).
o   Pelaku kudeta     : Lima belas (15)  dari tiga puluh delapan (38)  peristiwa kudeta dilakukan oleh militer (military coup)  Militer ; 15 dari 38 kudeta dilakukan oleh militer (military coup).

Kudeta yang dilakukan oleh militer sering  kali mendapatkan stigma buruk, walaupun tidak semua kudeta militer berakibat buruk.

Terlihat dari daftar tersebut diatas bahwa selama lebih dari satu abad  militer telah terlibat dalam berbagai peristiwa kudeta (military coup) dibanyak negara, kudeta dimana pada umumnya militer berperan aktip oleh ilmuwan  ilmu politik Samuel P. Huntington dinyatakan sebagai “ Kudeta Sempalan (Breakthrough Coup d’etat)”. “Kudeta sempalan “ dilakukan oleh sekelompok bersenjata yang dapat terdiri dari militer (tentara) yang tidak puas dengan kebijakan pemerintahan tradisional saat itu kemudian melakukan gerakan dengan rtujuan menggulingkan pemerintah tradisional dan kemudian menciptakan elit birokrasi baru ( lihat : Wikipedia)  .
Kudeta yang dilakukan oleh militer sering kali mendapatkan stigma buruk, walaupun tidak semua kudeta militer berakibat buruk. Untuk mendapat gambaran tentang sifat kudeta militer tersebut berikut ini disampai  secara singkat 3 (tiga) peristiwa kudeta militer sbb :
  • Kudeta militer di Portugal (Carnation Revolution) 1974.
Revolusi Anyelir
Kudeta militer ini berawal pada 25 April 1974 di Lisabon (25 de Abril), kudeta ini juga dikenal sebagai Revolusi Anyelir (Revolucao dos Cravos dlm bahasa Portugis atau Carnation Revolution dlm bahasa Inggis).
Sekelompok militer Portugis berpangkat rendah yang terhimpun dalam Movimento das Forcas Armadas (MFA – Pergerakan Angkatan Darat) dan unsur-unsur yang telah turut berjuang memerangi gerilyawan pro-kemerdekaan di wilayah-wilayah  jajahan Portugis di Afrika, bangkit untuk mengambil-alih kekuasaan (kudeta) dari rejim otoritarian Portugis yang telah berkuasa sejak tahun 1930-an.
Kudeta tersebut  juga dikenal sebagai Revolusi Anyelir (Carnation Revolution), karena tidak ada satu butir peluru-pun meletus ketika massa turun kejalan saat berakhirnya masa kediktatoran Portugis, Bunga-bunga anyelir menghiasi moncong-moncong senjata dan seragam militer dari pasukan pendukung kudeta. Walaupun ada upaya-upaya dari kekuatan  yang  pro dengan rejim penguasa agar rakyat tidak turun kejalan, namun ribuan massa tetap turun kejalan berbaur dengan militer yang memberontak.
Peristiwa itu telah berhasil mengubah rejim diktator otoriter (Estado Navo) di Portugal menjadi demokratis, perubahan tersebut tidak hanya terjadi di negara induk Portugal di Eropa, tetapi menjalar sampai di wilayah-wilayah jajahan Portugal di Afrika  misalnya di Senegal dan di lain-lain wilayah misalnya di Timor Leste. Disamping  telah meruntuhkan rejim diktator otoriter, kudeta ini telah dapat mengganti rejin yang otoritarian tersebuti dengan  rejim yang lebih demokratis juga merubah sendi-sendi kehidupan sosial, ekonomi, dan politik di Portugal dan wilayah-wilayah jajahannya.   
  • Kudeta militer di Argentina 1976
Pada 24 Mei 1976 di Argentina Isabel Peron ( Presiden Argentina 1974 – 1976 ) dilengserkan oleh apa yang disebut kekuatan sayap kanan . Kedudukan Isabel Peron digantikan oleh suatu Junta Militer yang dipimpin oleh Jenderal Jorge Rafael Videla, Admiral Emilio Eduardo Massera, dan Brigadir Jenderal Orlando Ramon Agosi. Junta tersebut menamakan dirinya “National Reorganization Process” dan berkuasa sampai tahun 1983.
Namun politik represip yang telah berjalan sebelum kudeta pada masa Isabel Peron terus dijalankan oleh junta tersebut, bahkan dengan intensitas yang meningkat. Hal itu mengakibatkan jatuhnya korban berupa orang hilang antara 7.000 sampai 30.000 orang, yang dikecam oleh banyak fihak di dalam negeri maupun di luar negari.
Pemerintah Amerika Serikat ada dibalik kudeta tersebut, Kissinger (US Secretary of State 1973 – 1977 dan US Security Advisor 1969 - 1975) secara terang mendukung kudeta tersebut. Bahkan pada waktu junta diktritik oleh berbagai fihak di Amerika Serikat karena bertindak kejam dan  melakukan pelanggaran HAM, Amerika Serikat cq Kissinger tetap  membelanya.
  •          Kudeta militer di Pakistan 1999
Nawaz Sharif terpilih menjadi perdana menteri setelah Partai  Liga Muslimin Pakistan yang dipimpinnya memenangkan pemilihan umum dengan mayoritas besar (1997). Nawaz Sharif menghadapi tantangan yang terus  meningkat. Presiden (sipil) Farooq Leghari dan Ketua Mahkamah Agung Saijad Ali Shah dipaksanya mundur.
Ketua Mahkamah Agung mengundurkan diri setelah Gedung Mahkamah Agung diserbu oleh pendukung-pendukung Sharif.
Kepala Staf Angkatan Darat  Jehangir Keramat mengusulkan dibentuknya Dewan Keamanan Nasional sebagai forum interaksi antara para pemimpin sipil dan para kepala staf militer, namun            Kamarat  malah dipecat oleh Nawaz Sharif, dan ditunjuknya  Jnderal Pervez Musharraf untuk menggantikannya.
Dengan naiknya Musharraf ketegangan justru ketegangan semakin meruncing. Pada 12 Oktober 1999 Nawaz Sharif berusaha memecat Musharraf dan mengangkat direktur Intelijen Antar-Angkatan Khwaja Ziauddin untuk menggantikannya.  Para jenderal senior Angkatan Darat menolak upaya penggantian Musharraf tersebut.
Pada saat itu Musharraf sedang berada diluar negeri dan berusaha kembali ke Pakistan dengan pesawat komersial. Nawaz Sharif memerintahkan bandara Karachi ditutup untuk mencegah pendaratan, pesawat tersebut kemudian berputar-putar di udara di atas Karachi. Para jenderal atas arahan Musharraf melakukan kudeta  menyingkirkan pemerintahan Sharif dan mengambil alih bandara. Pesawat itu mendarat hanya dengan bahan bakar yang tersisa cukup untuk beberapa menit saja.
Musharraf mengambil alih pemerintahan dengann posisi sebagai Kepada Eksekutif, Pervez Musharraf menjadi Kepala Pemerintahan de facto dan memiliki kekuasaan yang luas di. Kudeta ini (12 Oktober 1999) merupakan sebuah kudeta tidak berdarah. Perdana Menteri Nawaz Sharif dikenai tahanan rumah dan diasingkan ke luar negeri. Presiden  Muhammad Rafiq Tarar yang menjabat sejak 1 Januari 1998 harus mengakhiri jabatannya pada  20 Juni 2001.
Musharraf selain sebagai Kepala Eksekutif sejak 20 Juni 2001 secara resmi menyatakan dirinya sebagai  presiden Pakistan. Hal itu dilakukan oleh Musharraf beberapa hari sebelum melakukan pembicaraan dengan India di Agra yang telah dijadwalkan.
Sebagai penutup dari renungan tentang kudeta ini ingin kami kemukakan hal-hal seperti berikut ini.

  •  Perubahan  pemerintahan suatu negara dapat dilakukan secara konstitusional (legal) seperti melalui pemilihan umum, dan dapat pula dilakukan secara inkonstitusional (ilegal)  seperti melalui  kudeta.

  • Kudeta adalah tindakan  inkonstitusional (ilegal) dan  umumnya dilaksanakan (execution) dengan  kekerasan senjata  secara tiba-tiba. Oleh karena itu kudeta seringkali melibatkan militer (tentara). Pada kurun waktu 1960 s/d 1969 peristiwa kudeta yang terjadi tercatat sebanyak  35  peristiwa seluruhnya merupakan kudeta militer (military coup).

  • Kudeta seringkali gagal karena (a) rancangan kudeta bocor, (b) terjadi penghianatan, dan (c) tercium oleh mata-mata lawan yang senantiasa ada di mana-nama.
  • Di banyak negara selama lk satu abad yang lalu tidak ada satupun kudeta  yang dapat dikatakan berhasil, diperkirakan  99 % dari kudeta telah gagal sejak dalam tahap perancangan (design).

  • Kudeta hanya akan berhasil jika isu yang diusungnya sesuai dengan kepentingan rakyat banyak, dipersiapkan dengan matang, dilaksanakan pada saat yang tepat, dan memiliki organisasi dengan baik.
Ahkirnya langkah merubah pemerintahan suatu negara melalui aksi kudeta sebaiknya dihindari karena selain merupakan tindakan yang inkonstitusional (ilegal) juga bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi, melanggar hak asasi manusia (HAM), dan sebagian besar  gagal.
Semoga uraian ini bermanfaat !
*
“Revolusi timbul dengan sendirinya sebagai hasil dari berbagai macam keadaan". Bila tukang-tukang "putch" pada waktu yang telah ditentukan oleh mereka sendiri, keluar tiba-tiba (seperti Herr Kapp  tukang "putch" yang termasyhur itu), massa tidak akan memberikan pertolongan kepada mereka. Bukan karena massa bodoh atau tidak memperhatikan, melainkan karena "massa hanya berjuang" untuk kebutuhan yang terdekat dan sesuai dengan kepentingan ekonomi (Tan Malaka).
*