Ada seorang “Lurah” terkenal pandai. Pada suatu hari dia ingin kelapa muda, maka diajaknya pembantunya ke kebun untuk memetik sebuah kelapa muda dari tandan di pohonnya. Setelah sampai di kebun terjadilah dialog sbb :
- Pembantu : Kelapa muda mana yang pak Lurah ingin-kan?
- Lurah : Kelapa pada pohon itu . . . . sambil ditunjuknya pohon kelapa dengan tandan yang penuh buah. Pembantu pun segera memanjat pohon kelapa tersebut, dan pada saat ia telah diatas pohon ia berteriak : Ini-kah ? .... sambil dipegangnya sebuah kelapa pada tandan yang penuh buah tersebut.
- Lurah : Bukan ! . . . itu disebelahnya !
- Pembantu : Ini-kah ? .... sambil dipegangnya sebuah kelapa yang lain tepat disebelahnya . . .
- Lurah : Bukan ! . . . disebelah lagi . . .
Demikianlah dialog antara pak Lurah (dibawah) dan Pembantunya (diatas) berkali-kali, tetapi pembantunya selalu salah.
Buah kelapa |
Akhirnya pak Lurah kesal, pembantu disuruhnya turun, lalu pak Lurah pun memanjat sendiri pohon kelapa tersebut. Buah kelapa yang diinginkannya diberinya tanda dengan kapur, pak Lurah pun kembali turun, dan pembantunya disuruhnya memanjat lagi memetik kelapa yang telah diberinya tanda.
(sumber : Anonim)
*
Memberi contoh dengan perbuatan lebih baik daripada memberi contoh dengan perkataan (NA).
*
He he . . he pandai juga ya Pak Lurah itu
BalasHapusMemang memberi petujuk dengan perbuatan lebih jelas daripada dengan kata-kata.
BalasHapus