Senin, 09 Desember 2013

Sabotase



Ngunandiko.57


Sabotase
(sabotage)
                                          
Pada masa perang, seperti  PD II (1939 – 1945), sabotase seringkali digunakan sebagai senjata oleh fihak-fihak yang berperang, Intelijen masing-masing negara mencoba menempatkan agen-nya di fasilitas-fasilitas perang musuh dengan tujuan melakukan sabotase.

Gangguan (disruption), pembongkaran (demolition),  penggulingan (overthrow), pengkhianatan (treason), perusakan (destruction),  subversion, subversiveness,   vandalisme, dan sabotase (sabotage) adalah tindakan yang sering dilakukan dalam suatu perjuangan politik.. Tulisan ini merupakan renungan dan bahasan tentang  “sabotase”. Sabotase—terutama dalam politik adalah suatu tindakan menghalangi ;   suatu praktek yang dengan sengaja mengganggu, menunda atau mencegah berlangsung-nya proses atau perubahan.
Sebagaimana umum mengetahui bahwa kata "sabotase" berasal dari bahasa Perancis sabot atau  dalam bahasa Indonesia bakiak (alas kaki yang terbuat dari kayu). Pada awal mekanisasi di abad ke-19,  mesin-pabrik yang semula digerakkan oleh tenaga manusia mulai digantikan oleh tenaga listrik, hal itu kemudian dianggap oleh para pekerja sebagai merugikan para pekerja (buruh). Kata “sabotase” dipakai untuk menggambarkan pekerja pabrik menghalangi penggantian tersebut dengan memasukkan bakiak  kedalam mesin-pabrik agar mesin tersebut tidak berfungsi. Tindakan itu dilakukan oleh pekerja pabrik  karena para pekerja  takut akan  menjadi usang—tidak berguna lagi
Lebih dari satu abad setelah terciptanya kata "sabotase", Perancis memberi contoh yang luar-biasa mengenai makna  sabotase  pada skala nasional.  Seperti diketahui  selama Perancis diduduki oleh  tentara nazi Jerman pada masa Perang Dunia II, gerakan bawah tanah Perancis (Maquis) telah merusak jalan kereta-api, jembatan, gedung dan lain-lain. Hal itu dimaksudkan agar fasilitas-fasilitas  tersebut tidak dapat digunakan oleh tentara nazi Jerman, yang bermaksud menaklukkan Perancis. Bandingkan aksi Maquis  tersebut dengan aksi “bumi hangus” yang dilakukan oleh para pejuang Indonesia semasa Revolusi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Merusak rel Kereta Api
Tampak bahwa sabotase adalah tindakan menghalangi atau mencegah berlangsung-nya proses atau perubahan dengan merusak secara sengaja, terencana, dan diam-diam  suatu sasaran tertentu untuk tujuan tertentu. Dengan demikian suatu sabotase selain memiliki “sasaran” yang akan dirusak, sabotase juga mempunyai “tujuan” yang hendak dicapai yaitu keadaan setelah rusaknya sasaran, yang lebih baik atau lebih menguntungkan.. 

Sabotase dapat terjadi pada masa perang atau pada masa damai, seperti telah dijelaskan suatu aksi sabotase memiliki :
  • "sasaran"—obyek yang harus dirusak ; dan
  • "tujuan"—keadaan  yang lebih baik (lebih menguntungkan) setelah rusaknya sasaran. 
Jika aksi sabotase hanya memiliki “sasaran” tanpa memiliki “tujuan”, maka aksi sabotase tersebut merupakan aksi anarkis. 

Sementara itu  sabotase  dalam renungan dan bahasan ini  dibagi sebagai berikut :

 (1). Sabotase pada masa perang.

Sebagai contoh dari aksi sabotase pada masa perang dapat dilihat dari peristiwa-peristiwa seperti berikut ini.
  • Pada masa Perang Dunia II (1939 – 1945), gerakan dibawah tanah (resistance) di Eropa seperti di Perancis, Polandia, Norwegia dan lain-lain telah merusak jalan, jembatan, gedung dan lain-lain agar tidak dapat digunakan oleh tentara musuh (Nazi Jerman). Aksi  merusak  yang dilakukan oleh gerakan dibawah tanah (resistance) di negara-negara yang di duduki oleh Nazi Jerman tersebut adalah merupakan aksi sabotase.
  • Di Indonesia selama Revolusi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, para pejuang kemerdekaan Indonesia merusak fasilitas-fasilitas  jalan, jembatan, pabrik dan lain-lain –  dikenal sebagai aksi bumi hangus  agar fasilitas-fasilitas  itu tidak digunakan oleh tentara agresor Belanda, yang akan menjajah Indonesia kembali. Aksi “bumi hangus” tersebut tergolong sebagai “sabotase”

(2). Sabotase pada masa damai (bukan masa perang).

Sedangkan sebagai contoh dari aksi sabotase pada masa damai (bukan masa perang) dapat dilihat dari peristiwa-peristiwa berikut ini.
  • Pada awal Revolusi Industri (1750 – 1850), para pekerja pabrik tenun Inggris melihat bahwa mata pencaharian mereka terancam oleh penggunaan mesin-listrik (mesin dengan penggerak listrik) pada sistem produksi pada pabrik tenun, maka para pekerja merusak mesin-listrik di pabrik-pabrik tersebut. Aksi merusak tersebut, karena para pekerja menduga mesin-listrik akan menggantikan mereka. Aksi merusak seperti itu dapat disebut sebagai sabotase.
  • Di sekitar tahun 1910  Bill Haywood –  William Dudley Haywood (1869 – 1928), better known as "Big Bill" Haywood, was a founding member and leader of the Industrial Workers of the World (IWW), and a member of the Executive Committee of the Socialist Party of America. –   menyaksikan buruh angkutan Perancis meninggalkan tempat kerjanya (mogok) memperjuangkan hak-haknya. Pemerintah Perancis mencoba menggantikan para buruh  tersebut dengan tentara. Kemudian ternyata buruh kembali ke tempat kerja mereka, namun  hanya duduk-duduk saja. Hal itu menyebabkan angkutan ke Paris menjadi kacau, baik  dari Marseille ataupun dari Lion. Cara atau taktik buruh angkutan seperti itu mengakibatkan sarana angkutan di Perancis tidak ber fungsi dengan baik. Cara atau taktik buruh tersebut dapat disebut sebagai sabotase.
  • Pada tahun 1974 di lokasi pembangunan proyek “Pembangkit Tenaga Listrik Robert-Bourassa” di Quebec, Kanada ; para pekerja menggulingkan generator listrik dan tangki bahan bakar dengan buldoser, serta membakar bangunan proyek. Proyek ini sempat tertunda selama satu tahun, dan terjadi kerugian sebesar lk $ 2.000.000. Penyebab tindakan merusak tersebut tidak jelas, diperkirakan sebagai akibat persaingan antar serikat-pekerja, kondisi kerja yang buruk, atau arogansi pimpinan kontraktor (Bechtel Corporation, America). Apapun penyebabnya aksi pekerja tersebut dapat disebut sebagai “sabotase”.
  • Pada Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia tahun 1999 dan 2004 ada sejumlah orang yang  beranggapan Pemilu tersebut tidak jur-dil (jujur dan adil) dan ingin agar  Pemilu tidak berlangsung, maka sejumlah orang tersebut menganjurkan penduduk Indonesia  tidak ikut serta memilih atau menjadi “golongan-putih (Golput)”. Para penganjur Golput tersebut dapat disebut sebagai melakukan “sabotase”. 
Seperti telah diterangkan di muka  aksi sabotase adalah kegiatan mencegah, menghalangi, menggangu  dllnya terhadap berlangsung-nya proses atau perubahan dengan cara merusak suatu sasaran tertentu   ( perhatikan contoh-contoh diatas !).    Berhasil atau tidaknya merusak sasaran, utamanya dipengaruhi oleh  faktor–faktor sbb : (1) golongan (jenis) sasaran ;   (2)  prioritas sasaran;   (3) pelaksana sabotase;  (4) informasi sasaran, dan ;  (5) saat (waktu) merusak sasaran (pelaksanaan sabotase).
  
(1)   Golongan (jenis).

Golongan (jenis) sasaran perlu untuk menentukan cara pelaksanaan, pelaksana, dan sarana pendukung  suatu aksi sabotase. Misalnya suatu aksi sabotase harus merusak sasaran (jembatan), maka cara merusak harus sesuai sifat fisik sasaran (jembatan yang harus dirusak), demikian pula pelaksana dan sarananya.. Untuk hal itu sasaran suatu sabotase dibagi dalam 4 golongan (jenis) sasaran sbb :
  • Golongan (jenis)sasaran  yang berupa benda, misalnya : gudang senjata ; gudang makanan, jembatan kereta api, pabrik pesawat terbang dan lain-lain
  • Golongan (jenis)sasaran  yang berupa orang (personel) misalnya : ilmuwan ; peneliti ; ahli persenjataan ; pasukan ; penjaga ; dan lain-lain. ;
  • Golongan (jenis) sasaran  yang berupa aktivitas atau kegiatan, misalnya : kegiatan penelitian ; kegiatan pelatihan ; kegiatan percobaan ;  kegiatan propaganda, pertemuan, seminar, dan lain-lain.
  • Golongan (jenis) sasaran yang berupa informasi (data), misalnya : informasi tentang sandi, informasi tentang instruksi, informasi tentang lokasi, dan lain-lain.
(2)  Prioritas.

Sedangkan prioritas sabotase adalah untuk menentukan golongan sasaran mana yang penting dan mana yang kurang penting untuk dirusak dalam kerangka tujuan dan strategi sabotase secara keseluruhan. Dalam menentukan prioritas sabotase perlu diperhatikan hal-hal sbb :
  • Penting  tidaknya (cruciality)  sasaran ;
  • Besar kecilnya penjagaan (security) sasaran ;
  • Mudah tidaknya sasaran di hancurkan ;
 (3) Pelaksana.  

Prof. Ir. Herman Yohannes
Suatu aksi sabotase harus dilakukan oleh pelaksana (executor)  yang handal serta dengan peralatan yang memadai. Disamping itu pelaksana juga harus pula dibantu oleh ahli-ahli sesuai dengan golongan sasaran. Ahli-ahli tersebut tersebut terdiri dari ahli-ahli dari berbagai bidang (disiplin keahlian) seperti keahlian tentang bahan, konstruksi, listrik, komunikasi dan lain-lain. Sebagai gambaran pada masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, para pejuang Indonesia kalau akan melakukan sabotase (mis : menghancurkan jembatan), maka para pejuang tersebut meminta bantuan ahli antara lain Prof. Ir. Yohannes (1912 – 1992) dari Universitas Gadjah Mada. Pelaksana  sabotase tersebut pada umumnya adalah tenaga (orang) hasil rekruitmen :
  • Tenaga baru ;
  • Tenaga berpengalaman ;
  • Tenaga dari kalangan pembelot (musuh) dan lain-lain ;
Tenaga-tenaga pelaksana sabotase tersebut sebelum melakukan tugasnya menjalani suatu seleksi yang ketat dan pelatihan khusus (special training), berbagai negara memiliki pusat latihan sabotase.

(4) Informasi. 
  
Disamping pelaksana yang handal,  pelaksana sabotase dalam menjalankan tugasnya juga harus dilengkapi dengan informasi mengenai sasaran. Informasi (misalnya ; lokasi, penjagaan, iklim, keadaan sekitarnya dll) yang lengkap akan memudahkan pelaksanaan sabotase. Pada umumnya informasi berasal dari informasi (data) intelijen dan sumber-sumber lainnya. Informasi-informasi tersebut  di analisa dan di evaluasi sebelum digunakan dalam suatu operasi sabotase (liha pula : Ngunandiko.54. Spy) . Untuk memperlancar jalannya sabotase, agen-agen intelijen seringkali telah ditempatkan di sasaran sabotase terlebih dahulu, baik untuk mengumpulkan informasi maupun untuk membantu pelaksanaan sabotase itu sendiri.

(5) Saat pelaksanaan sabotase.

Saat (waktu) pelaksanaan suatu sabotase merupakan faktor yang sangat penting, pada umumnya saat pelaksanaan sabotase dipilih saat dimana musuh tidak menduga atau tidak siap.  Hal itu ditentukan oleh kesiapan pelaksana (orang dan peralatan) serta keadaan (kewaspadaan) sasaran. Kesiapan pelaksanaan dapat dikendalikan sedang keadaan sasaran hanya dapat diperkirakan. Beberapa hal yang dapat dipakai untuk memperkirakan keadaan sasaran selain informasi yang lengkap  adalah  keadaan cuaca (mis : siang atau malam, hujan atau terang, ada badai atau tidak dan lain-lain) dan  dan suasana psychology sasaran (misalnya : sedang ada pergantian pimpinan dan bersemangat tinggi lain-lain). 

Jika faktor-faktor tersebut diatas diperhatikan secara sungguh-sungguh, maka suatu aksi sabotase akan dapat berlangsung dengan sukses  seperti yang diharapkan.  

Perlu dijelaskan bahwa sabotase tidak semata-mata merusak sasaran, namun harus  mempunyai tujuan—dengan  rusaknya sasaran (sasaran tidak lagi berfungsi), tercipta keadaan baru yang yang lebih baik atau lebih menguntungkan. Suatu sabotase yang semata-mata untuk menghancurkan sasaran adalah suatu kejahatan. Para pekerja merusak mesin—pada  awal mekanisasi di abad ke-19, bukan semata-mata ingin mesin itu rusak dan tidak berfungsi, namun terciptanya keadaan baru dimana keberadaan mesin tersebut  tidak mengakibatkan pekerja merugi.

Sultan Agung dari Mataram (memerintah 1813 – 1645) pada abad ke-17 berusaha mengusir  kompeni Belanda (VOC) dari Batavia  (sekarang Jakarta), namun orang-orang yang membelot terhadap Sultan Agung, karena dihasut oleh Belanda, membakar sawah-sawah di Kerawang, Jawa Barat yang menjadi sumber bahan makanan bagi para prajurit Sultan Agung.

Aksi sabotase dilakukan dengan cara merusak atau menghancurkan "sasaran" ( misalnya : jembatan, gedung, kereta api dll) untuk melumpuhkan atau mengurangi kekuatan musuh, dengan  "tujuan" agar peperangan segera berakhir dan tercapai perdamaian.(misalnya sabotase pada PD I dan PD II). 
Dalam suatu perang (perjuangan), sabotase haruslah merupakan salah satu unsur dari strategi memenangkan perang (perjuangan), yang kemudian harus diikuti oleh suatu strategi membangun reruntuhan akibat perang tersebut.  Jika suatu sabotase ada dalam satu rangkaian dari dua strategi  tersebut (strategi menghancurkan yang diikuti oleh strategi membangun), maka sabotase itu tidak dapat dikatakan sebagai suatu kejahatan.

Sebagai bahan renungan  berikut ini disajikan beberapa aksi sabotase yang telah pernah terjadi di berbagai kurun waktu sbb:
  • Pada abad ke-17 Sultan Agung dari Mataram (memerintah 1813 – 1645) berusaha mengusir  kompeni Belanda (VOC) dari Batavia  (sekarang Jakarta), namun orang-orang yang membelot terhadap Sultan Agung karena dihasut oleh Belanda, membakar sawah-sawah di Kerawang, Jawa Barat yang menjadi sumber bahan makanan bagi para prajurit Sultan Agung. Oleh karena adanya sabotase yang dilakukan atas hasutan Belanda tersebut, maka usaha Sultan Agung mengusir VOC dari Jakarta gagal..  
  • Pada bulan Desember 1944, pasukan komando Jerman—yang mendapat latihan khusus, dibawah komando Otto Skorzeny menyamar sebagai tentara Amerika Serikat, menyusup ke belakang garis pertempuran untuk  menghancurkan jembatan, menanam peledak dan membakar bangunan pasukan. Tujuan pasukan komando Jerman tersebut adalah melakukan sabotase untuk menahan laju pasukan sekutu Amerika Serikat) dalam pertempuran Bulge (front Eropa Barat di wilayah hutan Ardenne, Belgia). Namun sabotase tersebut gagal menahan laju pasukan sekutu, banyak pasukan komando Jerman dapat ditangkap oleh pasukan Amerika dan di eksekusi sebagai mata-mata.
  • Selama perang Vietnam (1957 – 1975) pasukan  Viet Cong menggunakan perenang (pasukan penyelam yang khusus dilatih di suatu pusat latihan) dalam melakukan aksi sabotase dengan sasaran merusak aset-aset Amerika Serikat seperti : kapal, alat transport, bangunan dermaga dan lain-lain. Aksi sabotase tersebut berlangsung antara tahun 1969 s/d 1970,  lebih dari 75 aset milik pasukan Amerika Serikat dan sekutunya hancur atau rusak. Dan kemudian Vietnam memenangkan perang.
Jembatan hancur

  • Pada masa perang-dingin, FMLN (Farabundo Marti National Liberation Front ) yang dibentuk di El Salvador (1980) adalah front dari empat organisasi gerilyawan sayap kiri dan Partai Komunis El Salvador melakukan perang melawan pemerintah. Pada tanggal 1 Januari 1984, para saboteur sayap kiri. FMLN  menghancurkan jembatan Cuscatlan (Cuscatlán is a department of El Salvador, located in the center of the country. With a surface area of 756.19 square kilometres, it is El Salvador's smallest department. It is inhabited by over 200,000 people) di atas sungai Lempa di El Salvador. Jembatan tersebut penting bagi lalu lintas ekonomi, perdagangan dan militer, akibat sabotase tersebut terjadi kerugian sekitar USD 3,700,000, dan  berdampak negatip terhadap keamanan  serta kegiatan bisnis El Salvador.
Jembatan  sungai .Lempa
  • Dalam dua serangan (29/11/2013) terhadap Iran, seorang pakar atom Iran tewas dan seorang lainnya mengalami luka-luka. Tidak ada kelompok yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu, namun pemerintah di Teheran menyatakan bahwa dinas rahasia negara Barat (Amerika Serikat & Co)—memanfaatkan para saboteur pro Israel, yang bertanggung jawab dalam serangan tersebut; diduga sebagai sabotase  guna menghambat program pengembangan nuklir Iran.

Keberhasilan suatu sabotase bukan semata-mata diukur dari besarnya  kerusakan dan kehancuran sasaran, tetapi harus pula diukur dari besarnya sumbangan  terhadap hapus - nya ketidakadilan dan ke sewenang-wenangan.

Sebagai penutup dari renungan ini perlu dikemukakan bahwa aksi sabotase  telah lama dikenal, dan pernah dilakukan di hampir semua negara di muka bumi ini. Aksi sabotase  adalah suatu tindakan menghalangi—terutama dalam politik ; suatu praktek yang dengan sengaja mengganggu, menunda atau mencegah berlangsung-nya proses atau perubahan. Sabotase umumnya dilakukan dengan merusak  sasaran, dimana  keberadaan sasaran itu mempunyai potensi merugikan pelaku sabotase.

Aksi sabotase  akan berhasil merusak sasaran, jika faktor : golongan sasaran ;  prioritas ; pelaksana ; informasi ; dan saat  pelaksanaan-nya  dipilih secara tepat. Keberhasilan suatu sabotase bukan semata-mata diukur dari kerusakan atau kehancuran sasaran, namun juga harus pula diukur dari tercapainya tujuan, yaitu besarnya sumbangan terhadap hapus nya ketidakadilan dan ke sewenang-wenang-an setelah rusak atau hancurnya sasaran. 

Seorang pemimpin yang berpandangan jauh, dalam  menyusun suatu aksi sabotase tidak hanya memikirkan hancurnya sasaran yang dapat membawa kemenangan, namun juga memikirkan tujuan yaitu bagaimana dengan hancurnya sasaran tersebut dapat membawa dampak positip bagi perjuangannya.

Aksi sabotase kiranya  di masa mendatang masih akan terjadi, baik di masa damai maupun di masa perang.

Semoga renungan ini bermanfaat !
*
I do not deny that I planned sabotage. I did not plan it in a spirit of reklessness nor because I have any love of violence . I planned it as a result of a calm and sober assessment of the political situation that had arisen after many years of tyranny, exploitation and oppression of my people by the whites (Nelson Mandela)


*

Selasa, 12 November 2013

Lebah

Ngunandiko.56


Lebah


Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah : “Bersarangglah di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu dan pada bangunan-bangunan lainnya yang dibuat manusia (QS. An-Nahl; 68).

Lebah di dalam tulisan ini adalah serangga famili Apidae (orde Hymenoptera serangga bersayap selaput), di dunia terdapat kira-kira 20.000 spesies. Lebah dalam surat Al’Quran diatas dikenal oleh umum sebagai “lebah-madu (honeybees)”. Hal itu tampak dari isi ayat berikutnya : “Kemudian makanlah segala macam sari buah yang manis, dan tempuhlah jalan yang digariskan Tuhanmu dengan lancar. Dari perut lebah itu keluar minuman berupa madu  bermacam warna, padanya terdapat obat yang mujarab untuk manusia. Sesungguhnya pada hal-hal yang demikian terdapat tanda-tanda kekuasaan Tuhan bagi orang yang mau memikirkan” (QS. An-Nahl; 69).

Lebah madu
Seperti dijelaskan  dimuka  sampai saat ini ada  sekitar 20.000 species lebah, dimana sembilan puluh lima persen (95%) adalah lebah. yang hidup sendirian (solitory bees), dan. lima persen (5%) adalah  lebah yang hidup bersama (social bees) dalam koloni yang berisi sampai ribuan anggota. Lebah madu—seperti yang disebut dalam Al’Quran, tergolong lebah sosial yang memiliki suatu sistem sosial yang sangat efisien. Ribuan lebah madu hidup gotong-royong (co-operative) dalam suatu koloni, dan  telah  mengenal adanya pembagian kerja.
Lebah madu dengan madunya telah dikenal oleh manusia sejak jaman dahulu (ancient)—lebih  kurang 8.000 tahun yang lalu, hal itu  antara lain tampak dari :

  • Lukisan pada batu mesolithic yang berumur lk 8.000 tahun di Valencia (Spanyol). Lukisan  tersebut menampilkan dua orang yang sedang mengumpulkan “madu” dan “sarang lebah” dari lebah-lebah liar yang ada  di suatu bukit. Dalam lukisan itu tampak ada orang yang membawa labu kering untuk tempat “madu”,  dan keranjang untuk tempat “sarang lebah” , serta membawa tangga atau serangkaian tali untuk mencapai tempat sarang lebah liar
  • Sisa madu yang sangat tua ditemukan di Georgia (lk 170 km barat Tbilisi), Para arkeolog menemukan sisa madu tersebut pada tabung keramik –  kira-kira 5.500 tahun yang lalu – yang diiyakini  berasal madu lebah berdengung, Hal itu berarti  sekitar 2.000 tahun  lebih   tua dari madu di makam Firaun Tutankhamen ( memerintah tahun 1332 - 1323 sebelum Masehi)  di Mesir.
  • Madu tercatat telah digunakan oleh orang Mesir kuno – sekitar tahun 3000 sebelum Masehi – .untuk mempermanis kue, biskuit dan banyak hidangan lainnya. Masyarakat Mesir kuno dan Timur Tengah juga menggunakan madu untuk mengawetkan (mem-balsem) tubuh orang mati.
  • Di Georgia kuno—sekitar tahun 350 SM, madu juga tercatat  dikemas untuk bekal perjalanan orang ke alam baka. Lebih dari satu jenis madu yang biasa dipakai untuk maksud tersebut seperti : madu yang berasal dari linden (sejenis pohon Tilia), berry (sejenis buah anggur), dan berbagai bunga padang-rumput.


Sarang lebah adalah tempat masyarakat lebah melakukan kegiatan secara gotong royong. terorganisir dan dengan suatu pembagian kerja yang efisien. Sarang lebah berbentuk sekumpulan sel-sel segi-enam yang  terbuat dari lilin.

Lebih lanjut gambaran mengenai seluk-beluk kehidupan serta berkembang biaknya lebah madu tersebut dalam garis besarnya dapat diuraikan secara singkat sbb :

Koloni lebah madu.
Lebah madu hidup secara gotong-royong (co-operative) dalam suatu koloni.  Sebuah koloni lebah madu memiliki rata-rata 30.000 lebah, tetapi dalam satu sarang (hive) dapat tinggal sampai 80.000 lebah, Lebah madu telah mengenal adanya pembagian kerja, dan dalam sarang lebah ada tiga jenis lebah sbb :

  • Ratu lebah ;
  • Lebah pejantan (drone), berjumlah beberapa ratus ; dan
  • Lebah pekerja, berjumlah ribuan
 “Ratu-lebah” adalah lebah seekor betina besar yang memimpin koloni, “Ratu-lebah” tersebut bertelur di koloni itu. Pada awalnya jumlah telur-nya beberapa puluh sehari, kemudian meningkat menjadi ratusan dan terus meningkat sampai musim bertelur berakhir. Pada puncak musim bertelur, ratu-lebah dapat menghasilkan sebanyak 1,000 - 2,000 telur sehari. Ratu-lebah hidup selama sekitar 5 tahun, sehingga selama hidupnya dapat menghasilkan hingga sampai 1.000.000 telur. Ratu-lebah adalah ibu dari seluruh koloni, dan keseluruhan sarang adalah satu keluarga besar.

“Lebah-pejantan (drone)” adalah laki-laki di koloni. Lebah-pejantan  tidak ikut serta  dalam kerja membuat sarang. Lebah-pejantan hanya memiliki satu fungsinya—membuahi telur sang Ratu.

“Lebah-pekerja” adalah perempuan, lebih kecil daripada Ratu. Lebah-pekerja tidak bisa bertelur, tetapi melakukan segala kerja seperti memelihara dan membangun koloni, serta pekerjaan lainnya..

Sarang lebah
Sarang lebah (beehive) adalah tempat masyarakat lebah melakukan kegiatan secara gotong royong. terorganisir dan dengan suatu pembagian kerja yang efisien. Sarang lebah berbentuk sekumpulan sel-sel segi-enam yang  terbuat dari lilin (honyecomb). Sel-sel tersebut digunakan sebagai tempat untuk menyimpan madu dan pollen, serta rumah bagi telur, larva dan pupa..

Pembagian kerja.
Lebah-pekerja adalah lebah yang melakukan segala pekerjaan secara gotong royong berdasar suatu system pembagian kerja yang unik. Secara keseluruhan lebah- pekerja tersebut dan dapat dibagi menjadi tiga  :
  • Lebah-perawat ;  Lebah-perawat terdiri dari sejumlah lebah yang pekerjaannya merawat lebah yang baru dilahir. Tugas lebah-perawat adalah membersihkan sarang, merawat Ratu, dan merawat larva yang masih ada dalam kotak persegi. Perawatan larva dilakukan selama 3 hari pertama sampai 19 hari. Setelah itu, lebah-pekerja bertugas melapisi sarang lebah dengan lilin (malam).
  • Lebah-penjelajah (forager bees) ; Lebah ini bertugas mencari makanan, biasanya yang tertua dan tergesit di koloni. Tugas lebah-pekerja ini adalah mencari makanan berupa pollen, nektar, propolis, dan air untuk ratu-lebah dan larva. Setelah lebah penjelajah mendapatkan makanan, mereka memberi tahu lebah pengumpul
  • Lebah-pengumpul ; Lebah ini mempunyai tugas utama mengumpulkan makanan dari sumber makanan (bunga-bunga) untuk dibawa ke sarang. Pollen dikumpukan oleh lebah dari bunga (biasanya dari bunga yang sejenis), kemudian dicampur sedikit madu dari mulut membentuk gumpalan, dan disimpan di kantung kaki. Sementara madu dikumpulkan—dalam perut lebah mengalami perubahan kimia menjadi nektar. Nektar tersebut diserahkan kepada lebah pekerja lainnya di sarang, yang disimpan dalam sel terbuka supaya kering. Ketika nektar mengering, maka  keluarlah madu yang merupakan makanan energi bagi lebah
Di suatu sarang lebah selalu terlihat ada kesibukan—lebah-lebah meluncurkan terbang dan mendarat dari udara. Diluar sarang terlihat lebah penjelajah (forager bees) terbang kesana kemari mencari makanan ke pohon-pohon dan bunga-bunga, kemudian mengabarkan keberadaan makanan tersebut ke lebah pengumpul yang akan membawa makanan yang berupa pollen, nektar, propolis, dan air ke koloni.
  • Pollen adalah tepung halus di bunga yang diperlukan untuk pembentukan  benih lebah (sumber protein)—pollen  is a fine to coarse powder containing the  microgametophytes of seed plants, which produce the male gametes (sperm cells)  ;
  • Nektar adalah cairan manis yang terkumpul dalam bunga yang mengandung 40 sampai 80 persen per air ; dan
  • Propolis adalah resin dari getah pohon—propolis  is a resinous mixture that honey bees collect from tree buds, sap flows, or other botanical sources. It is used as a sealant for unwanted open spaces in the hive.
Pembagian tugas lebah-pekerja.
Selama ratusan tahun orang bertanya-tanya mengenai  masyarakat lebah madu yang telah memiliki pembagian tugas kerja yang sempurna tersebut. Setiap lebah yang baru menetas "tahu" apa yang harus dilakukannya. Mungkinkah sejak lahir (menetas) setiap lebah telah memiliki tugas khusus seperti melakukan pekerjaan membangun, memberi makan, atau mencari makan ? Untuk mengetahui hal itu, para ilmuwan melakukan observasi di sarang dengan memberi tanda pada lebah yang akan diamati, dengan cat berwarna, berupa bintik  atau nomor untuk membedakan lebah satu dengan yang lain.
Hasil observasi tersebut, yang dilakukan oleh G. A. Rosch di Jerman, menunjukkan bahwa setiap lebah pekerja mengikuti jadwal tugas kerja sesuai dengan usia-nya. Lebah pekerja di Jerman hidup selama 5 atau 6 minggu (pada musim panas), selama masa itu pekerjaan  yang dikerjakan oleh lebah pekerja adalah sejalan dengan usia-nya.
Pada awalnya (selama 3 hari), lebah pekerja membersihkan sel-sel induk untuk telur baru. Setelah itu mereka (selama 12 hari) bertugas merawat dan memberi makan larva yang lebih tua (belatung mirip cacing yang menetas dari telur) dengan. serbuk sari dan madu  Dari hari ke-16 lebah pekerja tersebut bertugas menerima nektar dan serbuk sari (pollen) dari lebah pencari makan. Sekitar hari ke-20 lebah pekerja tersebut menjaga pintu masuk sarang. Dari minggu ke-3 sampai akhir hidupnya, lebah pekerja – terakhir dan terpanjang –  mencari dan mengumpulkan makanan yang berupa nektar dan serbuk sari (pollen).
Hasil observasi G. A. Rosch menunjukkan pula bahwa jadwal tugas lebah pekerja tidak kaku, dan dapat berubah sesuai kebutuhan koloninya. Pada saat  di sarang hanya ada lebah penjelajah, maka beberapa lebah penjelajah tua melakukan fungsi perawatan, meskipun usianya telah jauh melewati usia lebah perawat. Sebuah koloni pada saat ada dalam keadaan darurat, dapat tanpa keberadaan  lebah penjelajah (forager). Sebaliknya pada saat di koloni hanya ada lebah muda (dalam usia lebah perawat), sejumlah lebah muda tersebut setelah beberapa hari, dapat terbang mencari dan mengumpulkan pollen dan nektar. Hasil observasi G. A. Rosch tersebut diatas menunjukkan bahwa lebah "mengetahui" apa yang harus dilakukan untuk menjamin kelangsungan hidup koloni.


Kecepatan lebah menari juga menunjukkan jarak ke tempat makanan. Jika tarian itu dilakukan dengan sangat cepat - sekitar 10 kali setiap 15 detik - maka jarak antara sarang dan tempat makanan adalah sekitar 100 meter.

Berdasarkan pengamatan Martin Lindauer (1918 – 2008)—seorang ilmuwan Jerman dari University of Munich, diketahui bahwa setiap lebah secara terus menerus mengumpulkan informasinya tentang kebutuhan dirinya dan keadaan sarangnya. Dalam satu hari lebah  menghabiskan sekitar sepertiga waktunya untuk berpatroli  memeriksa sel, larva,  persediaan  makanan, bangunan sarang dll. Informasi-informasi yang diperoleh dari kegiatan berpatroli tersebut digunakan untuk :
  • membangun, membersihkan, merawat sarang dll 
  • mengontrol persediaan makanan dan mencari makanan,
  • merekrut lebah pekerja—berdasar sistem khusus  yang disebut "tarian lebah"
Berkaitan dengan "tarian lebah" tersebut percobaan seorang ahli zoologi Austria—Karl von Frisch (1886 – 1982) mengungkapkan bagaimana cara lebah pengumpul  merekrut lebah lain  di sarangnya untuk  tugas mengumpulkan nektar dan pollen dari sumber-sumber yang baik.
Pada waktu lebah pengumpul  kembali ke sarang dari mengumpulkan makanan (nektar, pollen,dll), maka  lebah tersebut melakukan suatu tarian ("tarian lebah") vertikal (naik-turun) di sarang guna merekrut lebah lain untuk mengumpulkan makanan. Lebah lain –  yang direkrut –  lalu ikut menari dengan bersemangat meniru gerakannya. Kemudian lebah yang direkrut tersebut terbang meninggalkan sarang (tanpa dipimpin) langsung ke sumber makanan. Tarian vertikal tersebut adalah memberitahu arah dan lokasi makanan. Tarian biasanya dilakukan dalam gelap gulita di dalam sarang, namun lebah pasangannya –  lebah yang direkrut –  dapat mengikuti dan  menginterpretasikan sinyal dari tarian tersebut dengan benar.
Lebih lanjut, jika lebah pengumpul tersebut kembali dengan melakukan “tarian putaran” (bukan tarian vertikal), maka tempat makanan adalah di tempat yang dekat, kurang 100 meter dari sarang. Dan jika tariannya dengan bergoyang-goyang , maka berarti letak makanan lebih dari 100 meter jauhnya. Tarian bergoyang-goyang juga memberitahu jarak dan arah makanan.
Van Frisch mengamati tarian bergoyang lebah ditempat yang tetap sama dan untuk waktu yang lama. Telah dijelaskan dimuka bahwa tarian bergoyang-goyang memberitahu jarak makanan.  Van Frisch  mengamati bahwa arah tarian lebah secara bertahap berubah dari pagi hingga sore sesuai dengan perubahan posisi matahari dilangit. Van Frisch menemukan bahwa tarian lebah menandai arah sumber makanan. Jika tarian lurus verikal ke atas, maka tempat makan itu ke arah matahari. Jika tarian lurus verikal ke bawah, maka tempat makan berlawanan posisi matahari. Jika bagian lurus dari tarian adalah 60 derajat ke kiri vertikal, tempat makan adalah 60 derajat di sebelah kiri matahari, demikian seterusnya.
Kecepatan lebah menari juga menunjukkan jarak ke tempat makanan. Jika tarian itu dilakukan dengan sangat cepat - sekitar 10 kali setiap 15 detik - maka jarak antara sarang dan tempat makanan adalah sekitar 100 meter. Namun ketika tempat makanan adalah di sekitar 10.000 meter jauhnya, maka tarian dilakukan hanya sekali setiap 15 detik. Semakin besar jarak semakin lambat tarian itu.
Jika sumber makanan kaya dan berlimpah, maka lebah yang direkrut oleh lebah pemburu pertama akan menari ketika kembali ke sarang. Jika jumlah makanan berkurang (tinggal sedikit) lebah yang masuk kembali tidak menari,. hanya memberikan nektar dan serbuk sari. Dengan cara ini banyaknya lebah yang mengumpulkan di sumber makanan dapat terkendali. Ketika pasokan berkurang sedikit dan demi sedikit, maka jumlah lebah yang mengunjungi bunga-bunga akan sesuai dengan makanan yang tersedia.
Sementara itu bau nektar menunjukkan jenis bunga dari mana nektar yang dikumpulkan berasal. Lebah melakukan identifikasi bau nektar itu dengan “antena” yang dimilikinya. Antena adalah organ penciuman, dimana lebah mengambil pesan dari aroma bunga asal nektar.  Oleh karena itu lebah yang meninggalkan sarang untuk mencari makanan akan menuju  ke  bunga-bunga dengan aroma  yang sama.

Jenis Komunikasi lain.
Makanan dikumpulkan oleh semua lebah-pekerja anggota sarang secara bersama secara cepat. Dalam suatu percobaan, dimana 6 dari 25.000  lebah suatu koloni diberi makan sedikit gula sirup yang mengandung fosfor radioaktif. Fosfor radioaktif dapat ditelusuri dengan mudah dengan Geiger-Counter, karena mengeluarkan radiasi., Hasil percobaan itu menunjukkan bahwa dalam jangka waktu 4 jam lebih dari setengah lebah (12.500 lebah) telah kena radioaktif, dan dalam beberapa hari sebagian besar lebah telah kena radioaktif.
Jenis makanan-bersama adalah yang mengikat secara keseluruhan anggota koloni. Para ilmuwan melakukan banyak percobaan-percobaan untuk mengetahui bagaimana lebah melakukan kegiatan pengumpulan bahan makanan. Jenis dan jumlah bahan makanan yang tersedia di koloni diamatinya dengan benar dan tepat, hasilnya antara lain menunjukkan bahwa jika  persediaan serbuk sari di sarang berlebih (surplus) atau kurang, informasi ini akan dikomunikasikan oleh lebah yang mengetahui kepada lebah penjelajah dan lebah pengumpul, maka jumlah serbuk sari yang dikumpulkan oleh lebah pengumpul akan mengalami perubahan sesuai dengan persediaan serbuk sari yang ada.  Hal seperti itu  masih belum diketahui  oleh para ilmuwan secara persis bagaimana dapat terjadi.
Lebah juga menyampaikan informasi dengan cairan dari tubuhnya. Telah terbukti bahwa lebah yang mendampingi ratu senantiasa terus menjilat tubuh sang ratu, serta berbagi ke anggota lain dari koloni. Jika karena sebab tertentu ratu hilang dari sarang, maka dalam beberapa waktu lebah lain di koloni segera menyadari ketidakhadiran sang ratu tersebut. Lebah segera mencarinya, dan jika sang ratu  tidak dapat ditemukan juga, maka sang ratu  segera diganti dengan ratu yang baru.
Dengan berbagi makanan, sekresi tubuh, dan tarian merekrut, maka para anggota komunitas lebah segera mengetahui terhadap kebutuhan sarang. Lebah menanggapi kebutuhan tersebut dengan cara yang menguntungkan seluruh masyarakat lebah.


       Para ilmuwan mencoba memindahkan larva dari sel   larva-pekerja ke sel larva-ratu sebelum 3 hari serta  tetap memberi makan royal jelly, maka larva yang dipindahkan itu tetap dapat menjadi ratu.

Kerumunan (Swarming).
Ketika sarang telah penuh sesak dengan lebah, maka akan muncul  sel-sel  baru  dalam sarang. Sel-sel  baru tersebut jauh lebih besar dari sel-sel lain dengan lilin yang berbentuk seperti kacang, di dalam sel-sel khusus itu tumbuh Ratu. Ketika Ratu di sel-sel baru tersebut muncul, maka Ratu-tua dengan dikelilingi oleh sekumpulan kelompok lebah pekerja yang lebih tua meninggalkan sarang untuk menemukan koloni baru. Tindakan berkumpul dalam satu kelompok dan berangkat pergi dari sarang untuk memulai koloni baru ini disebut “kerumunan”.

Perkawinan Terbang (The Marriage Flight).
Dibalik sarang banyak lebah pekerja yang lebih muda, drone, dan beberapa ratu perawan  dewasa di sel berbentuk kacang. Ratu yang pertama muncul akan tubuh  dan menghancurkan sel ratu lainnya. Ketika ratu telah sekitar satu minggu lamanya, ratu  bergerak menuju pintu  sarang dan para drone (laki-laki) mengikutinya. Kemudian ratu keluar terbang ke udara diikuti oleh para drone, salah satu drone mendekati Ratu dan kawin dengan ratu  di udara. Dalam proses ini ratu menerima banyak sperma (sel berkelamin jantan dari drone) yang kemudian membuahi semua telur-telur ratu, dan akan menetas selama sisa hidupnya. Laki-laki (drone) itu meninggal setelah kawin. Ratu kembali ke sarang dan beberapa hari kemudian mulai bergerak mencari sel kosong untuk meletakkan telur-telur yang telah dibuahi tersebut sampai menetas. Para drone lain kembali ke sarangnya.

Lebah & makanan lebah

Dari telur ke lebah-dewasa.
Seperti telah dijelaskan Ratu menerima cukup sperma dari drone, kemudian sperma-sperma tersebut membuahi sejumlah telur sebelum diletakkan di sel-sel kosong sampai menetas, namun ada pula telur yang diletakkan  tanpa dibuahi oleh sperma. Semua telur tanpa dibuahi tersebut akan menetas menjadi jantan (drone), sedangkan semua telur yang dibuahi akan menetas menjadi lebah betina. Lebah betina ada dua jenis  yaitu  ratu yang dapat bertelur, dan lebah  pekerja yang tidak dapat bertelur. Hal itu ini  terjadi  melalui tahapan perubahan dari telur sampai ke lebah yang dalam garis besarnya adalah sbb:
  • Telur berubah menjadi larva berlangsung selama 3 hari, selama 3 hari itu semua larva memperoleh makanan yang sama. Makanan itu berupa royal jelly, suatu makanan kaya protein, tersimpan di kepala lebah pekerja yang masih muda,  
  • Sejumlah larva yang terletak di sel larva-ratu terus mendapatkan makan royal jelly  selama masih tumbuh, larva ini kemudian menjadi ratu,
  • Sejumlah larva lainnya di sel larva-pekerja mendapat makan royal jelly hanya selama 3 hari saja, kemudian makanannya diganti dengan lebih banyak madu, larva ini akan menjadi lebah pekerja.
Para ilmuwan mencoba memindahkan larva di sel larva-pekerja ke sel larva-ratu sebelum 3 hari dan  tetap memberi makan royal jelly, maka hasilnya larva tersebut tetap dapat menjadi ratu. Hal itu menunjukkan bahwa makanan (royal jelly) menentukan apakah telur yang telah dibuahi menjadi lebah-ratu atau lebah-pekerja.
Lebah-perawat memberi makan larva lk 1,300 kali setiap hari. Pada hari ke-6 larva berubah  didalam sel lilin, yaitu berangsur angsur  berubah bentuk menjadi “pupa” dan kemudian menjadi bentuk lebah. Lebah-ratu mendapatkan bentuk yang sempurna setelah 16 hari. Lebah-pekerja mendapatkan bentuk yang sempurna dan keluar dari dinding lilin sel setelah 21 hari.
Lebah yang berasal dari telur yang tidak dibuahi dengan sperma mengalami tahapan pertumbuhan yang sama seperti diuraikan diatas, drone mendapatkan bentuk yang sempurna yang sempurna setelah 24 hari.
Dengan seekor Ratu meletakkan telur 1,500 telur setiap hari, di koloni  kira-kira dalam setiap menit akan bertambah satu lebah baru.  
Dari uraian diatas tampak bahwa seluruh siklus hidup lebah terdiri dari empat tahap (fase) yang masing-masing tahap keadaan fisiknya berbeda yaitu  :
  • tahap ke-1 berbentuk telur ;
  • tahap ke-2 berbentuk larva
  • tahap ke-3 berbentuk pupa ; dan
  • tahap ke-4 berbentuk lebah dewasa.
Seperti halnya serangga yang lain, lebah juga mengalami metamorfosa, misalnya larva hampir dalam segala hal sangat berbeda dengan lebah dewasa. Sepanjang masa pertumbuhan dari telur dampai ke lebah  telah terjadi perubahan-perubahan yang penting.
Lebah ratu meletakkan sebutir telur di dalam lubang kecil yang disebut bilik. Walaupun semua telur tampak sama, namun sebenarnya ada dua jenis telur. Telur yang dibuahi adalah calon lebah betina ; dan telur yang tidak dibuahi adalah calon lebah jantan. Tiga hari setelah dibuahi, maka telur-telur tersebut menetas menjadi larva ; larva adalah seperti ulat yang tidak memiliki sayap dan kaki. Larva makan sangat banyak sehingga tumbuh dengan cepat. Dalam waktu singkat tubuh larva telah memenuhi bilik tempat tinggalnya. Setelah larva memasuki tahap (fase) pupa, lebah pekerja menutup pintu bilik rapat-rapat. Didalam bilik terjadi perubahan yang luar biasa, sedikit demi sedikit tubuh pupa mengalami perubahan bentuk, sayap dan kaki mulai tumbuh. Setelah proses metamorfosa selesai, maka muncul  lebah dewasa dalam bentuk sempurna. Metamorfosa lebah pekerja dan lebah pejantan berlangsung 21 hingga 24 hari, sedangkan lebah-ratu lahir setelah 16 hari.

Seperti diketahui sebagai serangga yang hidup di alam bebas, lebah menghisap sari bunga di sekitarnya dan mengeluarkan cairan madu yang bermanfaat. Namun secara keseluruhan lebah madu adalah bermanfaat  bagi kehidupan manusia dengan :

  • Menghasilkan madu ;
  • Menghasilkan.lilin ;
  • Menghasilkan produk lain seperti royal jelly, propolis, racun-lebah ;
  • Membantu penyerbukan bunga tumbuh-tumbuhan dan lain-lain..
Seperti diketahui manusia telah cukup lama membudidayakan (peternakan) lebah untuk diambil manfaatnya antara lain dari hasil madu-nya. Hal itu juga tampak dari peristiwa-peristiwa sbb:
  • Rusia telah mengembangkan perternakan lebah madu secara modern pada abad ke-10, Peter Prokovich (1775 – 1850) membuat sarang lebah yang dapat dipindah-pindah.
  • Dr.D.Horst menulis tentang kegiatan berternak lebah madu (apis cerana) di Indonesia, pada tahun 1860 tentang cara pengambilan madu dari sarang-sarang lebah di hutan-hutan Indonesia ; pada tahun 1864 mengenai cara berternak lebah di Bandung dan Lampung.
  • Rijkens, pada tahun 1941 seorang peternak madu asal Belanda mendatangkan 14 kotak lebah madu unggul dari Eropa, tetapi 6 kotak diantaranya mati  sesampai di Indonesia. Usaha Rijkens itu diikuti oleh Benton yang membawa 9 kotak lebah madu dari Amerika. Semula lebah itu dapat berkembang baik, namun akhirnya juga mati.
  • Pada masa perang kemerdekaan Indonesia , pertengahan tahun 1940-an s/d awal tahun 1950-an, di Yogyakarta telah berkembang perternakan lebah dengan menggunakan potongan kayu kelapa sebagai sarang. Perternakan lebah madu tersebut banyak dilakukan di halaman rumah a.l di rumah bapak Tondopidekso di bagian selatan kota Yogya. Sarang lebah yang berupa potongan kayu kelapa tersebut digantungkan pada diding luar belakang rumahnya, dan ditanamnya  berbagai macam pohon bunga a.l pohon bunga yang merambat dan berbunga banyak sebagai sumber makanan lebah.
  • Pada tahun 1968, Masito Apiaris sebuah perusahaan perintis perlebahan telah meng-impor lebah madu (apis melfifelica) dari Australia dan mengembangkannya di Jakarta dan Sukabumi sampai tahun 1973. Demikian pula Pusat Apiari Pramuka, Kwartir Nsional Gerakan Pramuka juga telah turut mengembangkan perternakan lebah.
Budidaya Lebah
Menurut Frederick Ruttner (1914 – 1998) lebah madu yang dibudidayakan pada umumnya termasuk  jenis A. mellifera, A.cerana, A.dorsata, dan A.florea. Di Indonesia lebah madu yang telah dibudidayakan (diperternakan)  antara lain adalah  A. mellifera, dan A.cerana. Lebah madu A. Cerana dikatagorikan sebagai lebah lokal yang komersial, sedangkan A. Mellifera yang berasal dari Afrika sebagai lebah penghasil madu tertinggi.


Sampai saat ini setiap tahun lk 500.000 - 600,000 ton madu yang masuk ke pasar dunia, dan kira-kira 60 % dipasok oleh China, Argentina, dan Meksiko. Sedangkan Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang  mengkonsumsi lk 70 % dari madu yang masuk pasar dunia tersebut.

Pada sekitar akhir tahun 2010-an diperkirakan produksi madu Indonesia l.k 500 ton per tahun, sedangkan kebutuhannya sekitar 3000 ton per tahun. Walaupun demikian Indonesia juga tercatat sebagai negara pengekspor madu ke sejumlah negara, pada tahun 2001 Indonesia mengekspor madu lk sebesar 464 ton. 
Seperti diketahui madu dapat diperoleh dari  lebah yang hidup bebas dan bersarang di hutan-hutan, di lereng-lereng gunung dan di berbagai tempat lain,  namun madu dapat juga dihasilkan dari lebah yang telah di-budidaya-kan (perternakan lebah). Lebah ternyata sangat bermanfaat bagi manusia, selain menghasilkan madu, lilin, dan lain-lain yang memberi keuntungan ekonomi bagi manusia, lebah juga membantu terjadinya penyerbukan tanaman-tanaman disekitarnya.
Sejumlah negara – untuk memperoleh devisa – melakukan ekspor madu hasil produksinya,  sebagai gambaran berikut ini produksi dan ekspor madu dari 5 negara produsen madu terbesar di dunia dan Indonesia pada tahun 2011 sbb :

  • China.
    • Produksi  madu : 446,089,000  mTon/tahun
    • Ekspor madu     : 198,730,000 mton/tahun
  • Turki.
    • Produksi  madu :   94,245,000  mTon/tahun
    • Ekspor madu     :     1,086,000 mton/tahun
  • Ukraina.
    • Produksi  madu :   70,300,000 mTon/tahun
    • Ekspor madu     :   11,404,000 mton/tahun
  • Amerika Serikat.
    • Produksi  madu :  67,294,000 mTon/tahun ;
    • Ekspor madu     :    3,659,000 mton/tahun
  • Rusia.
    • Produksi  madu :  60,070,000 mTon/tahun ;
    • Ekspor madu     :      168,000 mton/tahun
         .................................
         .................................
         ................................

  • Indonesia (perkiraan) :
    • Produksi  madu :    3,000 mTon/tahun ; 
    • Ekspor madu     :      464 mton/tahun

Sampai saat ini (2012) lebih kurang 500.000 - 600,000 ton madu yang masuk kepasaran dunia setiap tahun, kira-kira 60 persennya dari madu tersebut dipasok oleh China, Argentina, dan Meksiko. Sedangkan Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang  menyerap lk 70 persen dari madu yang masuk pasaran dunia. Konsumsi madu tertinggi terjadi di negara-negara  Austria, Jerman, dan Swiss yang menjacapai lebih dari  1 (satu) kg per kapita per tahun.

Sebagai penutup dari renungan dan tulisan tentang lebah ini, maka berikut ini akan disampaikan  gambaran singkat tentang hasil lebah madu dan khasiatnya.  Hasil lebah adalah : madu ; royal jelly ; pollen ; propolis ; lilin lebah ; dan racun lebah.
  • Madu adalah cairan kental seperi sirup berwarna coklat kuning muda sampai coklat merah yang dikumpulkan oleh lebah (Apis mellifera) dalam indung madu. Konstituen utama madu adalah campuran dektrosa dan fruktosa dengan air. Madu digunakan manusia untuk berbagai keperluan mulai dari dipakai sebagai makanan sampai dipakai untuk obat-obatan.
  • Royal jelly merupakan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar hypofaringeal lebah pekerja muda (lebah perawat). Royal jelly adalah makanan larva, khususnya larva-ratu, merupakan jenis makanan dengan kandungan nutrisi yang sangat kompleks. Perbedaan madu dengan royal jelly yang menonjol adalah kandungan protein di madu hanya lk 0.2 (persen berat) sedangkan di royal jelly lk 12.5 % (persen berat) ; kandungan lemak pada madu hanya  lk 0.1 % (persen berat), sedangkan di royal jelly lk 5.5 % (persen berat).  Disamping itu royal jelly mengandung senyawa penting untuk meningkatkan sistem imunitas dan menghalau terhadap serangan infeksi kuman-jamur ; berbagai hormon ; zat neurotransmiter ; dan lain-lain seperti berbagai mineral & vitamin.
  • Pollen (Bee pollen) adalah serbuk sari bunga jantan di bunga tumbuh-tumbuhan, diperlukan bagi pembentukan benih. Serbuk sari bunga jantan tersebut (pollen) adalah yang diambil oleh lebah dari bunga yang sedang mekar, dan dibawa ke sarangnya. Setiap butir pollen mengandung 100,000 s/d 5,000,000 spora pollen. Bee pollen kaya akan bahan-bahan yang sangat penting bagi kesehatan (stamina dan daya tahan).
  • Propolis adalah resin dari getah pohon (tumbuh-tumbuhan) yang dikumpulkan oleh lebah dari kuncup, kulit atau bagian lain. Propolis digunakan oleh lebah sebagai penutup celah-celah dan menutup atau memperkecil lobang sarang. Propolis digunakan oleh pabrik-pabrik dalam produksi obat luka, obat tambal gigi dll.
  • Lilin-lebah (beewax) adalah lilin yang dihasilkan oleh kelenjar lilin lebah. Lilin ini digunakan dalam industri a.l industri kosmetik (mis : campuran sabun), industri farmasi (mis : campuran pembalut, obat-obat luar), industri pembatikan dll.
  • Racun-lebah (bee venom) adalah zat cair beracun  yang dihasilkan oleh kelenjar-racun lebah.  Racun ini digunakan lebah untuk mengusir (menyengat) musuhnya. Sengatan lebah tersebut digunakan oleh manusia untuk berbagai pengobatan (mis : reumatik, jantung, diabetes dll).
Seperti apa yang dikemukakan pada awal tulisan ini bahwa Al’Quran antara lain menyatakan “ Dari perut lebah itu keluar minuman berupa madu  bermacam warna, padanya terdapat obat yang mujarab untuk manusia. Sesungguhnya pada hal-hal yang demikian terdapat tanda-tanda kekuasaan Tuhan bagi orang yang mau memikirkan ”

Demikianlah renungan dan uraian tentang lebah madu. Semoga bermanfaat!
*
If you want to gather honey, don't kick over the beehive.
(Dale Carnegie)

*