Jumat, 10 Maret 2017

Freeport Indonesia

Ngunandiko. 122




Freeport Indonesia.

Belum lama ini, seperti biasa saya menerima SMS dari  cucu saya, dia menanyakan pendapat saya tentang masalah “Freeport” yang sedang ramai dibicarakan orang. Pembicaraan saya dengan cucu saya dalam SMS tersebut adalah sbb :

·                Cucu             :  Bagaimana Ki masalah “Freeport” itu, kok ramai dibicarakan orang.?

·                     Aki                  : ..Wah itu ceritanya panjang, tapi pada dasar-nya karena Pemerintah Indonesia  merasa, bahwa sekarang ini “Kontrak Karya” dengan “Freeport” itu merugikan Indonesia.

.·                     Cucu              : Kan itu betul Ki ?. “Freeport”  menambang “emas dan tembaga”  di Papua (Irian Barat) untungnya sangat banyak ; tapi hanya memberii imbalan ke Indonesia (pajak, royalty dll) sangat sedikit..

·                     Aki                  : Betul ! Bahwa “Freeport”  sampai investasi di Papua (Irian Barat) itu juga unik !.

·                     Cucu                  : Bagaimana ceritanya Ki ?

·                     Aki                     : Berdasarkan perjanjian KMB (1949) Belanda harus meninggalkan Indonesia termasuk Papua (Irian Barat).. Tapi Belanda tetap menduduki Papua (Irian Barat).  Bung Karno dan rakyat Indonesia marah, maka Papua (Irian Barat) pun diserang untuk merebutnya.

·        Cucu                  : Apa hubungannya dengan Freeport Ki ?

·        Aki                       : Pada saat itu sedang PERANG DINGIN antara blok Amerika dan blok Soviet Rusia. Indonesia dalam  merebut Papua (Irian Barat) dibantu Soviet Rusia (dengan senjata  canggih), sedang Belanda dibantu Amerika. Keteguhan Indonesia membebaskan Papua (Irian Barat) menyebabkan Amerika ragu untuk terus membantu Belanda. Jangan-jangan Indonesia menang dan menjadi sahabat Soviet Rusia.  Amerika tahu kalau Indonesia sesungguhnya tidak memusuhi Amerika bahkan pro Amerika. Singkatnya Amerika lalu setuju dengan tuntutan Indonesia, dan  menganjurkan Belanda meninggalkan Papua (Irian Barat). Tapi  Amerika minta agar FREEPORT memperoleh hak  menambang “tembaga dan emas” di Papua (Irian Barat)..

·        Cucu                             : Oo begitu tho Ki? Lalu bagaimana ?

·                Aki                     : Indonesia menyetujui permintaan Amerika itu;  Belanda meninggalkan Papua (Irian Barat) ;  dan FREEPORT memperoleh hak  menambang  di Papua (Irian Barat)..


·        Cucu                             :  Bagaimana kedudukan FREEPORT Ki?

·        Aki                             : Hak FREEPORT menambang “tembaga dan emas” di Papua (Irian Barat) diatur suatu KONTRAK KARYA. Kontrak itu berjangka panjang (lebih dari setengah abad). Hak Indonesia sangat kecil, misalnyai pajak, royalty dll sangat kecil. Sudah lama Indonesia ingin KONTRAK KARYA itu dirubah agar hak Indonesia lebih besar, tapi Freeport cuek aja.

·        Cucu                  : Jadi keinginan Indonesia itu di-cueki oleh “Freeport” ya Ki?

·        Aki                 : Ya keinginan Indonesia itu di cueki, karena “Freeport” tahu Indonesia tidak kompak, misalnya ada orang-orang Indonesia yang minta ini dan itu, nyelonong minta saham dsb-nya.

·        Cucu                            : Oo begitu?. Lalu bagaimana ketentuan bahwa “Freeport” harus membangun “SMELTER” di Indonesia ?

·        Aki                                : Wah . . . saya kira “Freeport” hanya membangun di Gresik (PT. Smelting) itu saja bukan sepenuhnya oleh “Freeport”, karena “Freeport” atau partnernya telah memiliki smelter di Amerika atau  ditempat lain ? Apa itu harus ditutup ?

·        Cucu                              :  Wah . . . rumit ya Ki?

·        Aki                                : Ya rumit ! Tapi kalau Indonesia  rasional, konsisten, kompak, dan terus memperjuangkan keinginannya dengan teguh, maka pasti akan berhasil.

*
Without continual growth and progress, such words as improvement, achievement, and success has no meaning. (Benyamin Franklin)


*