Rabu, 11 September 2019

Mutiara (George Washington)


Ngunandiko. 175




Mutiara
(George Washington)


“Ngunandiko” dengan judul "Mutiara (George Washington) ini, berisikan beberapa "quotation George Washington”, seorang tokoh terkemuka Amerika Serikat. Quotation ini dikutip secara acak dari beberapa sumber.
George Washington (1732 – 1799) adalah seorang tokoh politik Amerika, seorang militer (jenderal), dan salah seorang negarawan (Founding Father) yang ikut mendirikan Negara Amerika Serikat. George Washington adalah presiden pertama Amerika Serikat (1789 – 1797). 
Presiden George Washington

Berikut ini beberapa quotation George Washington untuk kita pelajari dan renungkan sbb :


  • Knowledge is in every country the surest basis of public happiness (Di setiap Negara, pengetahuan adalah dasar kebahagiaan publik yang paling pasti) – George Washington.





  • If freedom of speech is taken away, then dumb and silent we may be led, like sheep to the slaughter (Jika kebebasan berbicara diambil, maka kita akan bisu serta diam, mungkin  dituntun ke pembantaian layaknya seekor domba) -- George Washington.



  • A primary object should be the education of our youth in the science of government. In a republic, what species of knowledge can be equally important? And what duty more pressing than communicating it to those who are to be the future guardians of the liberties of the country? (Objek utama dalam ilmu pemerintahan adalah pendidikan anak muda. Di sebuah republik, cabang ilmu pengetahuan apa yang  lebih penting dan tugas apa yang lebih mendesak selain daripada komunikasi dengan mereka (para pemuda) yang akan menjadi penjaga masa depan kebebasan negara? --  George Washington



  • It will be found an unjust and unwise jealousy to deprive a man of his natural liberty upon the supposition he may abuse it (Ditemukan rasa ketidak adilan dan rasa cemburu yang tidak bijaksana ;  merampas kebebasan alami seseorang atas anggapan bahwa kebebasan itu akan disalah gunakan) -- George Washington.


  • We should not look back unless it is to derive useful lessons from past errors, and for the purpose of profiting by dearly bought experience (Kita seharusnya tidak menoleh ke belakang kecuali untuk memperoleh pelajaran yang berguna dari kesalahan masa lalu, dan untuk tujuan mengambil untung dari pengalaman yang telah diperoleh dengan mahal) -- George Washington.


    George Washington

    Demikianlah beberapa quotation George Washington,  seorang Jenderal yang memimpin para Patriot Amerika memenangkan perang untuk mencapai kemerdekaan.  Quotation George Washington ini merupakan sebagian dari pandangan-pandangannya yang perlu kita renungkan dan pelajari. Semoga bermanfaat.

    *
    I feel my belief in sacrifice and struggle getting stronger. I despise the kind of existence that clings to the miserly trifles of comfort and self-interest. I think that a man should not live beyond the age when he begins to deteriorate, when the flame that lighted the brightest moment of his life has weakened (Fidel Castro).

    *

    Minggu, 08 September 2019

    Cavalry (Kavaleri)


    Ngunandiko.174






    Cavalry bag ke-1
    (Kavaleri, Pasukan Berkuda)



    Dikalangan tentara (military) dikenal istilah artillery (artileri), infantry (infanteri), zeni, cavalry (kavaleri) dan lain-lain ; pada kesempatan ini “Ngunandiko” ingin membahas dan merenungkan secara singkat tentang “Cavalry” (kavaleri) atau “Pasukan Berkuda”. Diketahui bahwa “Kuda”, lebih dari 4000 tahun yang lalu, ikut mengubah peradaban manusia antara lain sebagai kendaraan dan tunggangan, utamanya dalam peperangan.


    Cavalry, military force mounted on horseback, formerly an important element in the armies of all major power. When employed as part of a combined military formation, its main duties included observing and reporting information about the enemy, screening movements of its own force, pursuing and demoralizing a defeated enemy, maintaining a constant threat to an enemy’s rear area, striking suddenly at detected weak points, turning exposed flanks, and exploiting a penetration or breakthrough (Encyclopedia Britannica).


    Kuda termasuk hewan yang pertama dipelihara oleh manusia, kira-kira 4500 tahun yang lalu. Mula-mula kuda digunakan untuk berburu, kemudian untuk berperang dan lain-lain. Pada abad ke-7 prajurit-prajurit muslim (Arab) dengan persenjataan dan kendaraan cepat yang ditarik oleh kuda, mampu menaklukkan negara-negara tetangganya di Timur Tengah dan Afrika Utara dan kemudian mendirikan sebuah imperium. Demikian pula halnya dengan Jenghis Khan, dari padang rumput yang luas di Mongolia, pada abad ke-13, dapat menaklukan wilayah luas dari pantai samudera Pacifik di timur sampai daratan Eropa di barat.

    Pasukan Berkuda Jenghis Khan
    Baik prajurit-prajurit muslim maupun prajurit-prajurit Jenghis Khan semuanya mengandalkan kekuatannya pada cavalry (kavaleri) atau pasukan berkuda, yang pada waktu itu adalah pasukan yang dapat bergerak paling cepat.  Pasukan kavaleri di zaman Yunani Kuno, juga sudah ada, seperti (phalanx dan legion) dianggap sebagai pasukan elit karena kemampuannya mendobrak baris pertahanan musuh dengan cepat dan mematikan.
    Pasukan berkuda memiliki status elit, hal ini a.l disebabkan oleh keadaan ekonomi dan sosial pada masa itu dimana hanya kaum bangsawan, tuan tanah, dan para ksatria yang boleh dan mampu membeli kuda.

    Istilah "cavalry (kavaleri)" berasal dari bahasa Latin untuk kuda (caballus), Kuda mulai digunakan untuk bertempur secara umum adalah pada abad ke-10. Sementara itu kavaleri ada kavaleri ringan atau prajurit berkuda yang digunakan terutama untuk misi pengintaian dan penghubung; serta ada kavaleri berat terutama untuk memberi efek guncangan.

    Pasukan cavalry (kavaleri)  populer dengan kuda-nya  sebagai kendaraan dan tunggangan di dalam pertempuran. Oleh karena itu kavaleri  juga disebut sebagai pasukan berkuda. Sejalan dengan  perkembangan zaman,  maka pada masa modern ini pasukan cavaleri juga dibekali kendaraan tempur antara lain tank dan panser

    Untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana perkembangan cavalry (kavaleri) di dunia secara menyeluruh, maka secara singkat adalah seperti  uraian berikut ini.

    Sewaktu manusia  dapat memelihara kuda dalam jumlah cukup besar  dan badannya telah kokoh kekuatannya (a.l untuk mengangkut orang bersenjata), maka kavaleri mulai dibentuk dan dikembangkan. Sekitar 772 SM, pasukan berkuda yang bertombak (lancer) dan yang membawa panah (bowmen),  mulai muncul di pasukan Assyria. Namun sesungguhnya orang Persia adalah yang pertama menggunakan pasukan berkuda dengan busur atau lembing sebagai senjata utama.

    Penggunaan pasukan kavaleri berkekuatan cukup besar untuk pertama kali-nya adalah di Eropa Barat  yaitu di Leuctra (Battle of Leuctra), Yunani. Ketika itu Epaminondas (meninggal  362 BC di Mantineia) ingin mengamankan sayap (flank) pasukannya, namun digagalkan oleh pasukan kavaleri Philip II dari Makedonia.  Epaminondas yang melakukan  serangan frontal dengan phalanx infanteri yang kuat,  sayap (flank) depan pasukannya dapat dihancurkan oleh serangan kavaleri Philip II. (Philip II of Macedon was the king of the kingdom of Macedon from 359 BC until his assassination in 336 BC.) adalah orang pertama yang menggunakan kavaleri sebagai bagian dari pasukannya. 

    Sebagai catatan  “The phalanx formation was a close-rank, dense grouping of warriors armed with long spears and interlocking shields. The Greek Hoplite soldier provided his own weapon (a seven or eight foot spear known as a `doru') and shield as well as breast plate, helmet and greaves”

    Dengan mewarisi pasukan dan tradisi perang Philip II itu, maka Alexander the Great (336-323 SM) mencetak kemenangan  penting dengan pasukan kavaleri-nya ketika melawan pasukan Persia dan India .

    Pertempuran di era itu   utamanya berkembang  dari barisan depan dengan formasi kompak, beberapa penunggang kuda (tanpa pelana, memegang kendali, dan mencengkeram kudanya dengan lutut),  menembus barisan pertama atau lebih, hanya dengan berkuda. Namun karena kuda adalah hewan yang relatif langka serta mahal, maka hanya para bangsawan kaya yang mampu membelinya, sehingga membatasi jumlah kavaleri serta menjadikannya sebagai bagian dari elit.

    Meskipun Roma lambat dalam mengembangkan kavaleri yang efisien, namun pengalaman pahit dengan Hannibal (khususnya di Cannae pada 216 SM) akhirnya mendorong para pemimpin Romawi untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Kavaleri Romawi mampu mengusir para penunggang kuda Hannibal dari ladang di Zama, Afrika Utara pada tahun 202 SM dan membantu mempengaruhi jatuhnya Kartago.

    Sesungguhnya dalam kavaleri hewan tunggangan para prajurit dan hewan untuk mengangkut perlengkapan perang tidak hanya dilakukan oleh kuda, tetapi juga oleh hewan lain seperti gajah. Hal tersebut antara lain terlihat dalam peperangan yang dipimpin oleh Hannibal (lk tahun 200 SM), maupun peperangan yang dilakukan oleh orang Arab (lk tahun 600 Masehi). 

    Pelana    yang digunakan dalam peperangan, serta kemudian sanggurdi, muncul pada abad pertama era Kristen dan meningkatkan efektivitas kavaleri. Orang-orang Goth mungkin menggunakan-nya dalam membinasakan pasukan Romawi di Adrianople di Asia Kecil pada tahun 378 Masehi.
    Kavaleri bertahan untuk sementara waktu, karena peradaban Romawi di bawah Kekaisaran Bizantium. Munculnya sistem feudal di barat (provinsi kaum bangsawan), dimana peperangan menghasilkan ketergantungan pada baju besi untuk pengendara dan penunggang kuda, maka para penunggang kuda tidak lagi memiliki mobilitas yang diharapkan dari kavaleri.

    Dengan demikian Eropa hampir tidak berdaya ketika bangsa Mongol di bawah Jenghis Khan pada awal abad ke-13 menyerbu dengan pasukan berkuda yang bermanuver dengan cepat dalam kolom-kolom yang terpisah jauh dan kemudian berkonsentrasi secara tak terduga pada sisi atau belakang musuh. Hanya  Asia yang terhindar dari peradaban Eropa (dari Golden Horde) yaitu bangsa Mongol yang bertingkat.

    Kavaleri Eropa, sementara itu, seperti dibius oleh superioritasnya, sampai pada titik kebodohan. Karena tidak memiliki kemampuan manuver, ia siap untuk dikalahkan oleh infantri dengan menggunakan senjata baru yang kuat, seperti busur besar, secara dramatis dilepaskan pada “Pertempuran Crecy”, Prancis, pada tahun 1346, dan senjata-senjata tua seperti tombak, yang ditempatkan oleh phalanx Swiss di tanah di sudut-sudut untuk menghentikan pasukan berkuda. Perkembangan ini menyebabkan kavaleri mengalami penurunan yang tajam.

    Pada masa “Sejarah Tengah” (abad ke-16 - ke-17”) muncul senjata dengan menggunakan bubuk mesiu, yang dapat menghentikan kemunduran kavaleri a.l dengan menambah kavaleri dengan artileri dan  mengganti tombak dengan pistol. Maju dengan berlari di kolom-kolom dalam beberapa peringkat, para penunggang kuda akan menembak dengan peringkat dari jarak dekat, kemudian kembali ke belakang untuk memuat ulang.

    Pada waktu yang kurang lebih bersamaan, kerajaan Majapahit (Raden Wijaya 1293 - 1309) dan juga kerajaan Mataram (Sultan Agung 1613 – 1645) di Jawa juga memiliki pasukan berkuda (cavalry) yang kuat, dan ditakuti oleh musuh-musuhnya.

    Sementara itu di Eropa, Gustavus Adolphus dari Swedia (1611 - 1632), meningkatkan kemampuan cavalry-nya dengan melatih  maju dengan kecepatan, dan hanya menembakkan barisan depan, kemudian mengaplikasikan pedang. Selama periode yang sama ini, Perancis memperkenalkan seorang pasukan kavaleri yang bertempur, “dragoon”. Frederick the Great of Germany (1720 - 1786) semakin meningkatkan kinerja pelatihan kavaleri tanpa henti  dan disiplin besi.

    Napoleon Bonaparte pada awal abad ke-19 mengembangkan konsep koordinasi antar kavaleri, yang mencakup kemajuan pasukan dan cadangan. Jika telah menemukan musuh, maka Napoleon  dengan kavaleri ringan dan pengawal maju, kemudian mengerahkan artilerinya untuk menerobos dengan cadangan kavaleri, menebas musuh tanpa bisa ditahani. Ada kegagalan besar seperti  di Eylau pada tahun 1807, ketika kavaleri-nya terlalu cepat; di Leipzig 1n 1813, ketika kurang kuat dan di Waterloo pada tahun 1815, ketika medan yang kasar dan menanjak membungkam efeknya. Sampai kampanye di Rusia pada tahun 1812, yang telah menghilangkan banyak pasukan veteran dan kuda-kuda Napoleon. Namun Kavaleri Prancis dalam koordinasi erat dengan artileri dan infanteri menjadi momok bagi musuh-musuh di Eropa.
     

    Americans in the US Civil War and the Indian Wars provided cavalry a final grand employment, yet the use was less in the traditional sense of overwhelming charge than in lesser missions such as reconnaissance, screening, delaying, and raids. Seldom was cavalry effective against the improved of weapon entrenched infantry, thus, in deliberate attack cavalry usually fought dismounted (Encyclopedia Americana). 
      

    Melemahnya kegiatan pertanian dan keuangan di Eropa setelah Perang Napoleon, diikuti oleh pengembangan artileri dan senjata kecil yang efektif untuk jarak jauh, sekali lagi menghasilkan penurunan tajam efektivitas kavaleri. Pujian terhadap Brigade Cahaya (1854) di Balaklava dalam Perang Krimea dirayakan lebih untuk kehilangan dan romansa daripada prestasi.

    Orang Amerika dalam Perang Sipil AS dan Perang Indian memberikan tugas besar terakhir kepada kavaleri, namun kurang berhasil. Secara tradisional biaya kavaleri lebih besar pada misi  seperti pengintaian, penyaringan, penghalangan, dan penggerebekan. Jarang kavaleri efektif melawan  infanteri dengan senjata yang ada bahkan dengan senjata lebih. Dengan demikian, dalam serangan kavaleri yang disengaja, biasanya  kavaleri sering kalah.

    Pasukan Kavaleri TNI-AD

    Di Indonesia, sejarah dari kavaleri sebenarnya mengacu pada sejarah perang kemerdekaan Indonesia. Seperti diketahui pertempuran di Surabaya pada bulan November 1945 melibatkan beberapa pemuda di Indonesia, dimana  kemudian membentuk Pusat Kavaleri (Pussenkav TNI-AD). Pada saat itu para pejuang telah menggunakan beberapa kendaraan tempur seperti panser hasil rampasan dari tentara Jepang, Belanda dan Inggris.

    Seperti telah dikemukakan dimuka, kerajaan-kerajaan di Indonesia sebelum  berdirinya Republik Indonesia sesungguhnya telah memiliki pasukan berkuda (cavalry) antara lain seperti Kerajaan Majapahit cq Raden Wijaya dan Mataram cq Sultan Agung. Bahkan seorang Adipati Jipang (Jawa Timur) juga memiliki sejumlah pasukan yang berkuda, dan sang Adipati itu sendiri, Arya Penangsang, memiliki kuda yang sangat terkenal bernama "Gagak Rimang".

    Sementara itu pada masa Revolusi Kemerdekaan 1945, kendaraan tempur hasil rampasan dari tentara Jepang, Belanda, dan Inggris (tank/kendaraan lapis baja "Panser")  sudah digunakan di beberapa daerah antara lain di Sumatra (Palembang dan Medan) ; pada akhir Desember 1949 dan pada awal tahun 1950, hasil rampasan seperti itu juga digunakan di beberapa tempat (kota) di Jawa. Hal itu didorong oleh besarnya semangat untuk memiliki pasukan kavaleri (cavalry) dan juga cita-cita untuk merdeka (bersambung).

    *

    It's hard to lead a cavalry charge, if you think you look funny on a horse (Adlai Stevenson).
     
    *
    *

    Senin, 20 Mei 2019

    Perpustakaan


    Ngunandiko 170




    Perpustakaan
    (Library)

    Library, traditionally, collection of books used for reading or study, or the building or room in which such a collection is kept. The word derives from the Latin liber, “book,” whereas a Latinized Greek word, bibliotheca, is the origin of the word for library in German, Russian, and the Romance lanquages (Encyclopedia Britannica).


    Pada kesempatan ini “Ngunandiko” ingin membahas dan merenungkan secara singkat tentang “Perpustakaan (library)”. Tidak dapat disangkal bahwa Perpustakaan (library) itu memiliki peranan yang penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Seperti diketahui Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan tentang arti, kedudukan, dan perpustakaan itu lebih kurang seperti berikut ini.

    Perpustakaan
    (i). Perpustakaan adalah tempat,gedung, ruang yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku dan sebagainya;
    (ii). Perpustakaan adalah koleksi buku, majalah dan kepustakaan lainnya yang disimpan untuk dibaca, dipelajari, dibicarakan.

    Disamping itu perpustakaan juga memiliki beberapa kedudukan dan fungsi sebagai :
    (1). Acuan perpustakaan atau rujukan ;
    (2). Akademik perpustakaan yang merupakan bagian dari universitas, akademi, lembaga pendidikan tinggi ;
    (3). Filial perpustakaan,  yang merupakan bagian sebuah sistem perpustakaan, tetapi mempunyai dewan manajemen sendiri dan tidak dikelola sebagai sistem tersebut;
    (4).  Perpustakaan keliling,  yang didatangkan dengan mobil di tempat-tempat tertentu, pada kesempatan itu para peminat dapat meminjam dan mengembalikan buku;
    (5). Pusat informasi yang dibiayai oleh perseorangan, badan korporasi, perhimpunan, badan pemerintah, kelompok lain ;
    (6). Koleksi khusus atau terpisah ;
    (7). Perpustakaan mini, yang menyediakan buku dalam jumlah yang sangat terbatas ;
    (8). Perpustakaan nasional, yang dibiayai oleh negara untuk mengumpulkan, menyiapkan, melestarikan buku, majalah, surat kabar, naskah kuno, mikrofilm, dan sebagainya;
    (9). Perpustakaan umum, yang seluruhnya atau sebagian dari dananya disediakan oleh masyarakat dan penggunaannya tidak terbatas pada kelompok tertentu dan bebas digunakan oleh siapa pun (umum);

    Sebagai gambaran  “Ngunandiko” ingin mengemukakan secara singkat beberapa perpustakaan di dalam maupun di luar negeri yang telah kita kenal seperti berikut ini.


    Sejumlah perpustakaan sangat terkenal di dunia. Sebagian dari perpustakaan- perpustakaan itu, terkenal karena memiliki gedung yang tinggi’ a.l  “W. E. B. Du Bois Library (lk 88 meter)” di Massachusetts (Amerika Serikat) dan “Shanghai Library Institute of Scientific and Technological Information of Shanghai (lk 106 meter)”, di Shanghai (China).

    (1). Perpustakaan Nasional Indonesia, Jakarta.

    Belum lama ini Presiden Republik Indonesia (Jokowidodo) meresmikan gedung Perpustakaan Nasional di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta  (Indonesia). Perpustakaan itu direnovasi pada masa pemerintahannya (2014 -2019). Jokowidodo, dalam sambutan pembukaan setelah renovasi pada tanggal 14 September 2017, menyebutnya sebagai perpustakaan dengan bangunan tertinggi di dunia, tingginya lebih dari 120 m. 

    Perpustakaan Nasional, Jakarta

    Seperti diketahui Perpustakaan Nasional di Jakarta didirikan pada masa penjajahan Belanda 25 April 1778, semula hanya merupakan bangunan yang  memiliki tiga lantai serta jarang dikunjungi orang, namun setelah direnovasi menjadi 27 lantai plus basement..
    Di dunia ada sejumlah perpustakaan lain yang tergolong tertinggi antara lain  “W. E. B. Du Bois Library (Amerika Serikat)” dan “Shanghai Library Institute of Scientific and Technological Information of Shanghai (China)”. W.E.B. Du Bois di Massachusetts, Amerika Serikat, memiliki ketinggian 286 kaki 4 dan 1/8 inchi atau sekitar 88 meter. Sedangkan Shanghai Library Institute and Technological Information di Shanghai, China memiliki ketinggian 348 kaki atau 106 meter.

    (2). The Russian State Library (RSL), Moscow.

    Perpustakaan Negara Rusia (The Russian State Library) adalah perpustakaan terbesar di Moscow, Russia. Ini merupakan perpustakaan terbesar kedua di dunia. Didirikan pada tahun 1862, sebagai bagian dari Moscow Public and Rumyantsev Museum. Sejak didirikannya, Perpustakaan ini telah menerima salinan resmi dari semua publikasi yang dirilis di Rusia.
    Perpustakaan Negara Rusia (The Russian State Library) ini pada awal abad ke-21 memiliki lebih dari 47 juta buku, dokumen, dan artefak. Lebih dari 800 ribu pengunjung setiap tahun, dan lebih dari 100 ribu tiket masuk baru diterbitkan. Perpustakaan Negara Rusia (The Russian State Library)  memiliki 36 ruang baca. Dan lebih dari 1500 orang dapat bekerja (membaca, menulis, meng-copy dll) dalam waktu bersamaan dengan leluasa setiap harinya. Setiap orang (orang Russia maupun orang asing) yang berumur lebih dari 14 tahun boleh memanfaatkan perpustakaan ini.
    Penting bagi Perpustakaan untuk tidak hanya memperbesar koleksi-koleksinya, tetapi juga membuatnya mudah di-akses, dengan memperhatikan kelestarian edisi langka dan berharga. Digitalisasi dan penempatan bahan di perpustakaan elektronik RSL tersebut ikut menyelesaikan tugas ini. Lebih dari 90% abstraksi disertasi, buku cetak awal, dokumen dari koleksi Kartografi dan koleksi Universal, dan lebih dari 80% koleksi Musik ada di domain publik. Sementara itu akses ke dokumen ber-hak cipta hanya dimungkinkan dari tempat Perpustakaan.
    Pada akhir 2014 berdasarkan keputusan Kementerian Kebudayaan Federasi Rusia, Perpustakaan Negara Rusia ditunjuk sebagai operator Perpustakaan Elektronik Nasional. Perpustakaan Elektronik Nasional adalah proyek modern yang ditujukan untuk akses bebas pembaca ke koleksi perpustakaan utama Rusia melalui sistem pencarian portal terintegrasi.
    Sejak Januari 2017 RSL mulai menerima salinan setoran elektronik, publikasi cetak, dan tesis disertasi.
    Perpustakaan Negara Rusia ini mengembangkan dan mencari bentuk interaksi baru dengan pembaca. Koleksi-nya yang terbaik dan paling menarik ditunjukkan di pameran. Pada tahun 2016 Perpustakaan Negara Rusia membuka ruang museum baru untuk pameran besar di “Ivanovsky Hall”. Setiap eksposisi disertai dengan ceramah dan program perjalanan. Anda juga dapat melakukan tur ke Tempat Penyimpanan Buku, Rumah Pashkov, Museum Buku dan berjalan-jalan di sekitar bangunan utama. Pada acara-acara tradisional “Library Night”,  “LibraryDay” dan “Open Doors Day” semua orang dipersilakan untuk berkenalan dengan karya Perpustakaan.

     (3). Perpustakaan Kongres Amerika Serikat (Library of Congress), Washington D.C.

    Perpustakaan Kongres Amerika Serikat (Library of Congress) secara de facto adalah perpustakaan nasional Amerika Serikat dan pusat riset Kongres Amerika Serikat. Perpustakaan ini menempati 3 buah gedung di Washington, D.C. Library of Congress  ini merupakan perpustakaan terbesar di dunia dari segi luas rak buku dan total koleksi buku. 
    Katalog perpustakaan ini mendaftar lebih dari 32 juta judul bahan pustaka yang ditulis dalam 470 bahasa. Perpustakaan ini juga menyimpan koleksi 61 juta manuskrip, dan koleksi buku langka terbesar di Amerika Utara, termasuk naskah Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat dan Kitab Gutenberg.

    (4). Perpustakaan Nasional Mesir, Cairo.

    Perpustakaan Nasional Mesir di Cairo ini terkenal pula dengan nama Dar Ul Kutub. Perpustakaan  ini memiliki koleksi buku lebih dari satu juta ; ada pula koleksi manuskrip Arab terbaik dan terbesar di Mesir ; serta koleksi tulisan diatas papyrus. Beberapa manuskrip dan tulisan diatas papyrus telah disalin dan dicetak oleh perpustakaan ini, yang juga bertindak sebagai perpustakaan umum. Beberapa cabang diibukota propinsi dan kota-kota besar lain mempunyai koleksi buku-buku popular. Cabang terbesar di Aleksandria. 

    (5). Perpustakaan Nasional Philipina, Manila.

    Perpustakaan Nasional Philipina (The National Library of the Philippines) di Manila adalah perpustakaan nasional resmi Philipina. Kompleks ini terletak di Ermita di sebagian Taman Rizal yang menghadap ke T.M. Kalaw Avenue, bangunan-bangunan penting yang berdekatan dengan kebudayaan seperti Museum Sejarah Politik Filipina dan Komisi Sejarah Nasional. Seorang Pahlawan Nasional Indonesia “Tan Malaka” mempunyai kenangan di perpustakaan ini, karena selama beliau berada di pelarian di Philipina, beberapa kali mengunjunginya.


    Akademik perpustakaan adalah perpustakaan yang merupakan bagian dari universitas, akademi, atau lembaga pendidikan tinggi lainnya;


    (6). Perpustakaan Universitas Al-Azhar, Mesir

    Perpustakaan Universitas Al-Azhar, di Cairo memiliki koleksi buku  seratus ribu jilid. Sebagian besar dalam bahasa Arab. Bidang khusus mengenai Qur’an dan ajaran agama.
    Perpustakaan memiliki fungsi yang sangat penting dalam system pengajaran di al-Azhar, berupa lingkaran studi di dalam masjid (halaqah), diskusi-diskusi (niqasy), dan dialog (hiwar).
    Nama perpustakaan di al-Azhar itu adalah Dar al-‘llm, penyelenggaraan-nya telah berlangsung sejak era Khalifah al-Hakim dari Dinasti Fatimiyah. Dinasti itulah yang merintis kegiatan donasi berupa buku dari pribadinya untuk Dar al-‘llm.
    Perpustakaan Universitas Al-Azhar
    Perpustakaan tersebut dibuka untuk umum. Katalog bertahun 435 hijriah (1045 Masehi) menunjukkan koleksinya sebanyak 6.500 bertemakan astronomi, arsitektur, dan filsafat.

    (7). Perpustakaan Universitas Indonesia, Jakarta.

     
    Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia adalah sebuah sistem terintegrasi yang menawarkan akses komprehensif kepada induk yang mencakup batasan antar fakultas dan disiplin ilmu. Perpustakaan pusat adalah departemen penting dalam sentra administrasi universitas dimana perpustakaan-perpustakaan berkolaborasi pada ranah akuisisi maupun koleksi digital, teknologi informasi, preservasi dan high-density storage.
    Untuk memfasilitasi koordinasi dan komunikasi, Perpustakaan Pusat UI menjadi fusi bagi semua perpustakaan fakultas. Layanannya mencakup layanan terpadu bagi semua mahasiswa UI. Pada 2007, koleksi Perpustakaan Pusat UI mencapai angka 1.500.000 buku. Adapun koleksi ini adalah koleksi komprehensif bila menimbang jumlah arsip dan dokumentasi yang dinaunginya. Perpustakaan Pusat UI adalah salah satu yang terbesar di Asia koleksinya.
    Dengan didukung system informasi yang berbasiskan kepada teknologi informasi yaitu digital library online information system maka pengunjung dapat secara langsung mencari dan mengunduh koleksi-koleksi yang tersedia seperti: Koleksi Buku, Koleksi Majalah, Koleksi Non Buku, Koleksi Artikel Eletronik, Koleksi Book Elektronik serta karya-karya yang dihasilkan oleh segenap civitas academica dalam koleksi Universitas Indonesia.

    (8). Perpustakaan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

    Perpustakaan Universitas Gajah Mada merupakan unit penunjang Universitas yang mempunyai tugas pokok mendukung proses pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat bagi civitas academica di lingkungan Universitas Gadjah Mada. Di awal berdirinya pada tanggal 1 Maret 1951 Perpustakaan Universitas Gajah Mada menempati gedung di Jl. Senopati dan saat ini berada di kampus Bulaksumur, Yogyakarta. Selain Perpustakaan Pusat, juga terdapat 18 (delapan belas) perpustakaan fakultas, 1 (satu) perpustakaan sekolah vokasi, 1 (satu) perpustakaan sekolah pascasarjana dan beberapa perpustakaan pusat studi serta jurusan/bagian maupun program studi yang terintegrasi dalam satu sistem informasi perpustakaan.
    Visi Perpustakaan Universitas Gajah Mada adalah menjadi pusat layanan informasi global berbasis teknologi informasi yang mengedepankan pembelajaran berbasis riset.  Sedangkan misi Perpustakaan Universitas Gajah Mada adalah:

    • ·        Menjadi pusat referensi informasi ilmiah bagi seluruh civitas academica di Universitas Gadjah Mada dan masyarakat akademik pada umumnya

    • ·        Menjadi unit penunjang Universitas dalam menjalankan tri dharma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat)

    • ·        Memberikan fasilitas pembelajaran sepanjang hayat dan menjadi rumah kedua bagi segenap civitas academica di Universitas Gadjah Mada.


    (9). The Cornell University Library , United States.

    Perpustakaan Universitas Cornell (The Cornell University Library) adalah merupakan sistem perpustakaan Universitas. Pada 2014, perpustakaan ini memiliki lebih dari 8 juta volume cetak dan lebih dari satu juta e-books. Lebih dari 90 persen dari 120.000 judul berkala saat ini tersedia secara online ; memiliki 8,5 juta mikrofilm dan microfiches, lebih dari 71.000 kaki kubik (2.000 m3) naskah, dan hampir 500.000 bahan lainnya, termasuk gambar bergerak, DVD, rekaman suara, dan file komputer dalam koleksi. Disamping sumber daya digital yang luas dan Arsip Universitas. Perpustakaan Universitas Cornell ini adalah perpustakaan terbesar ke-16 (keenam belas) di Amerika Utara, diperingkat berdasarkan jumlah volume yang dipegang


    “Perpustakaan Yayasan Hatta” di Yogyakarta adalah perpustakaan pertama yang didirikan sesudah   proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945,  Yayasan Hatta pertama kali diketuai oleh  guru besar Universitas Gajah Mada Mada (Prof. Ir Johanes). Yayasan Hatta membina  “Perpustakaan Yayasan Hatta” atau “Perpustakaan Hatta Foundation”. 


    (10). Perpustakaan Yayasan Hatta, Yogyakarta (Indonesia).

    Perpustakaan Yayasan Hatta merupakan salah satu perpustakaan  yang bertujuan untuk membantu perpustakaan nasional yang bersifat universal. Perpustakaan ini merupakan perpustakaan pertama, yang didirikan sesudah proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, yaitu pada tanggal 25 Agustus 1950, dan terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta.
    Yayasan Hatta untuk pertama kali diketuai oleh Johanes, seorang guru besar Universitas Gajah Mada. Yayasan  Hatta ini membina perpustakaan yang dinamakan Perpustakaan Yayasan Hatta atau Perpustakaan Hatta Foundation. Koleksi Perpustakaan  Yayasan  Hatta terutama berhubungan dalam bidang pengetahuan dan budaya Asia. 
    Perpustakaan Yayasan Hatta di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini adalah suatu yayasan baru dan merupakan perpustakaan daerah pertama di Indonesia, lalu disusul oleh perpustakaan-perpustakaan daerah  lainnya.
    Perpustakaan Yayasan Hatta memiliki sebanyak 33,000 (tiga puluh tiga ribu) eksemplar buku sejarah, kebudayaan, dan filsafat.
    Di  Perpustakaan Yayasan Hatta itu pengujung dapat membaca atau melihat buku-buku karangan bung Hatta (Wakil Presiden Republik Indonesia yang Pertama)
    Perpustakaan Yayasan Hatta merupakan perpustakaan modern yang bersifat ilmu pengetahuan ketimuran (Asia) dengan total koleksi bukunya lebih kurang 40,000 (empat puluh ribu) jilid.

    (11). Perpustakaan Rockefeller, United States.

    Yang dimaksud dengan “Perpustakaan Rockefeller” disini adalah “Rockefeller Archive Center”. Rockefeller Archive Center adalah pusat penyimpanan dan penelitian utama untuk studi filantropi dan dampaknya di seluruh dunia.

    Rockefeller Archiece Center

    Selain makalah keluarga Rockefeller, koleksi Rockefeller Archieve Center (RAC) termasuk catatan Yayasan Rockefeller Foundation, Ford Foundation, Near East Foundation, Commonwealth Fund, Rockefeller Brothers Fund, Henry Luce Foundation, W. L Grant Foundation dan banyak organisasi filantropi lainnya.
    RAC juga menyimpan catatan organisasi yang didirikan oleh anggota keluarga Rockerfeller, seperti Masyarakat Asia, Universitas Rockerfeller, Dewan Kependudukan, dan Komisi Trilateral serta organisasi nirlaba lainnya antara lain Dewan Riset Ilmu Sosial, Institute Pendidikan Internasional dan Yayasan-yayasan lainnya. Makalah-makalah para pemimpin komunitas filantropis, penerima hadiah Nobel, dan para penyelidik terkenal dunia dalam sains dan kedokteran melengkapi koleksi institutional.
    Penelitian RAC sendiri dan upaya pendidikan bekerja untuk memajukan studi filantropi melalui penelitian independen, lokakarya, konperensi, dan publikasi berbasis web. Sebagai landasan operasi, RAC juga didedikasikan untuk mengembangkan method dan alat yang dapat melayani komunitas arsip yang lebih besar.

    Dari bahasan dan renungan singkat diatas, tidak dapat disangkal bahwa perpustakaan (library) memiliki peranan penting dalam usaha manusia memelihara dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Semoga bahasan dan renungan ini bermanfaat

    *
    My two favorite things in life are libraries and bicycles. They both move people forward without wasting anything. The perfect day: riding a bike to the library.
    Peter Golkin )

    *