Ngunandiko.33
Sosialisme
(Bagian
2)
Sosialisme
kalau disimak lebih lanjut terdiri dari beberapa aliran antara lain adalah : Sosialisme
Kristen Christian Socialism, Sosialist
Anarkisme (Socialist Anarchism), Syndicalism and Guild Socialism, Sosialisme Demokratis (Democratic Socialism),
dan Komunisme. Uraian singkat tentang aliran-aliran tersebut adalah sbb:.
1. Sosialisme Kristen
(Christian Socialism).
2. Sosialis Anarkisme (Socialist Anarchism)
3.Syndicalism and Guild Socialism.
4. Sosialisme Demokratis (Democratic
Socialism),
5. Komunisme (Communism)
Uraian
tentang ke-empat aliran tersebut diharapkan
dapat memberi gambaran tentang sosialisme secara lebih menyeluruh.
1. Sosialisme Kristen (Christian
Socialism).
Saint-Simon |
Sosialisme Kristen (Christian Socialism) modern dimulai selama Revolusi Perancis, dimana Uskup Claude Fauchet (1530 – 1602) menyerukan
untuk kembali ke komunisme Kristen. Pada tahun
1830-an, Philipps Buchez (1796–1865) menjadi juru bicara utama Sosialisme
Kristen di Perancis. Pada paruh kedua abad ke-19 Sosialisme Kristen mengilhami
gerakan sosialisme di Inggris
melalui JM.Ludlow (1821 – 1911). Sementara
itu gerakan sosialisme Kristen Di Jerman berada dibawah bimbingan
Uskup
Wilhelm Emmanuel von Ketteler (1811 – 1877), pada
pertengahan abad ke-19
gerakan tersebut
menyebar ke Austria dan Belgia.
Kaum sosialis Kristen gagal mendirikan semacam “latihan” untuk memicu adanya gerakan masyarakat baru berdasarkan prinsip-prinsip Kristen. Kaum sosialis Kristen tersebut – didukung oleh produsen dan bekerjasama dengan konsumen – berusaha mendapatkan hak pekerja untuk melakukan pengelolaan bersama, pembagian laba, dan sekaligus mendorong adanya reformasi sosial dan pendidikan. Namun usaha itu juga gagal.
- Sosialis Anarkisme (Socialist Anarchism)
Seperti liberalisme dan sosialisme,
maka anarkisme
beranggapan bahwa secara rational semua manusia itu pada dasarnya
adalah
baik ;
dan
jika manusia bebas dari pengekangan
suatu lembaga (mis : negara), maka manusia akan hidup rukun dan damai.
Anarkisme merupakan
komponen yang berpengaruh dalam banyak teori sosialisme termasuk Marxisme.
Teori sosialisme beranggapan bahwa milik pribadi adalah penyebab korupsi sosial dan penderitaan umat
manusia,
sementara itu
anarkisme memandang negara
adalah sumber dari segala kejahatan.
Pada pertengahan abad ke-19 di Perancis, PJ.Proudhon (1809 – 1865) menyatukan doktrin sosialisme
dan
anarkisme, dan menyerukan likuidasi baik milik pribadi maupun
milik negara. Seorang
kontemporer Rusia, Mikhail-Aleksandrovich-Bakunin (1814 – 1876) dan kemudian Pyotr Kropotkin (1842 – 1921), keduanya menjadi eksponen
penting
dari faham anarkisme
tersebut yang memperoleh banyak
pengikut di Perancis, Italia, dan Swiss di
abad ke-20.
Bakunin mentolerir tindakan
terror
dan
kekerasan sebagai cara yang tepat
untuk menghancurkan negara,
namun untuk tujuan yang sama Kropotkin cenderung menggunakan
cara-cara tanpa kekerasan (nonviolent means).
Sosialis
anarkis beranggapan
bahwa untuk penghapusan
negara secara
permanen diperlukan penghapusan milik pribadi. Jika milik pribadi hilang (tidak ada), maka negara akan
hilang dan
diharapkan persatuan
(confederation) dan kerjasama antara produsen dan konsumen akan berkembang,
dan hal itu terjadi diseluruh dunia (world-wide) secara spontan.
- Syndicalism and Guild Socialism.
Selama 1800-an adanya aksi bersama sosialis anarkisme dan gerakan serikat buruh menyebabkan munculnya doktrin sindikalisme.
Seperti dikatakan oleh para pemimpin buruh Perancis, sindikalisme
menyerukan dilakukannya tindakan langsung oleh pekerja yang terorganisir
untuk mengambil alih dan mengoperasikan industri
di mana mereka bekerja. Serikat buruh setempat atau syndikasi buruh dengan kaum sosialis anarkis merencanakan produksi dan kegiatan-kegiatan ekonomi
yang terkait, hal itu dilakukan setelah berkoordinasi melalui federasi dalam
bentuk "pertukaran tenaga kerja". Dengan
demikian kapitalisme, milik
pribadi, dan negara akan menjadi tidak perlu dan berlebihan.
Untuk
mengatasi
aksi politik
yang merintanginya, kaum sindikalis akan
melakukan pemogokan umum, dengan
demikian rintangan akan dapat diatasi dan jalan yang akan membawa ke “orde baru” menjadi terbuka. Dari
Perancis, sindikalisme menyebar
ke Italia, Spanyol, dan Amerika
Latin.
Sementara itu “Guild Sosialisme” adalah sindikalisme versi Inggris. Guild Sosialisme diperkenalkan oleh AJ.Penty (1875-1937) dan AR.Orage (1873 – 1934) dan dikembangkan oleh SG.Hobson (1870 - 1940), dan GDH.Cole (1889 – 1959) pada awal abad 20. Guild Sosialisme menekankan pada peran fungtional dari organisasi serikat buruh – mungkin Golongan Karya yang terbentuk di Indonesia pada tahun 1960-an ter-inspirasi dari gerakan Guild Sosialisme – , dan menerima prinsip manajemen industri dipegang oleh pekerja industri. Namun tidak seperti rekannya dari Perancis, menurut Guild Sosialisme bagaimanapun juga aktivitas perjuangannya harus melalui sistem pemerintahan parlementer. Gerakan Syndicalism and Guild Socialism keduanya menentang pertumbuhan demokrasi yang sangat kapitalistis dan liberalistis seperti yang terjadi pada waktu itu dan munculnya komunisme.
- Sosialisme Demokratis (Democratic Socialism).
Louis Blanc (Historian and
politician Perancis, 1811-1882) dan Constantin Pecqueur (Economist and socialist
Perancis, 1801-1887) adalah pendukung :
- kepemilikan publik,
- industri yang dikelola oleh para pekerja,dan
- demokrasi parlementer
Louis Blanc dan Constantin Pecqueur Keduanya selama Revolusi Perancis 1848 berada di Prancis, mereka berdua adalah penganut sosialisme yang
dijalankan oleh partai-partai Sosial Demokrat modern.
Sementara
itu muncul sebuah formulasi lain dari gerakan sosialisme
demokratis yang dirumuskan
oleh
Fabian di Inggris. Seperti diketahui pada tahun 1900 masyarakat Fabian
menghasilkan
Fabianism and the Empire,
pernyataan pertamanya yang disusun oleh Bernard Shaw bersama dengan lk 150 orang lainnya adalah sikapnya yang
menentang
liberal individualism (The Emphasis of
Individual). Fabian
Society (1884) berusaha mempromosikan sosialisme secara bertahap melalui : reformasi demokratis, propaganda, penelitian,
dan debat publik.
Kaum
Fabian
berusaha untuk mempengaruhi partai-partai
politik, serikat-serikat
buruh, dan kelompok-kelompok lainnya. Mereka berhasil mempengaruhi
kelas menengah yang berpendidikan, serta kalangan partai Buruh dan Liberal.
Di antara kaum Fabian terdapat
orang-orang yang memiliki pengaruh yang luas selain Bernard Shaw (Irlandia, 1856 – 1950)
juga Sidney Webb (Inggris,
1859 – 1947).
Posisi sosial demokrat kemudian diambil oleh Jean Jaures (Sosialis Perancis, 1859 – 1914) di Perancis, serta di Jerman oleh Ferdinand Lassalle (Sosialis Jerman-Yahudi, 1825–1864) dan Eduard Bernstein (Sosial Demokrat Jerman, 1850 – 1932). Bernstein (seorang Marxis) berpendapat bahwa ramalan Marx tentang kemerosotan kapitalisme tidak lagi valid, karena dengan adanya tanah-tanah jajahan (koloni-koloni)dan penemuan mesin & peralatan, maka kapitalisme merubah sikapnya menghadapi tantangan yang dihadapinya di negerinya dengan memberi toleransi terhadap sebagian tuntutan kaum sosialis (catatan : bandingkan dengan Lenin).
Bernstein mengusulkan agar partai Sosialis Jerman meninggalkan jalan revolusioner yang didasari hasil analisis Marx, dan merevisi jalan
revolusioner tersebut dengan perjuangan mencapai tujuan sosialisme melalui
cara-cara parlementer. Ide – ide-nya mengundang perdebatan tajam
dalam setiap partai Sosialis
di Eropa,
bahkan perpecahan, dan ide-idenya disebut sebagai revisionis.
- Komunisme (Communism)
Lenin dlm pertemuan |
Seperti
diketahui kumunis internasional (internasionale ketiga atau komentern) adalah
organisasi komunis revolusioner internasional, yang merupakan perhimpunan
partai-partai komunis dari berbagai negeri. Komintern tersebut berfungsi antara
tahun 1919 sampai dengan tahun 1943. Istilah komunisme sering dicampuradukkan
dengan pengertian komunis internasional tersebut.
Pembentukan
Internasionale ke-III menjadi penting dalam sejarah perjuangan kaum sosialis setelah
terjadi perpecahan dikalangan gerakan buruh, yang disebabkan pengkhianatan
pemimpin-pemimpin oportunis Internasionale II terhadap urusan sosialisme pada
awal perang dunia pertama dan menjelang runtuhnya Internasionale II (lihat pula : Wikipedia).
- "The Holy Family"
adalah tulisan
Karl Marx
& Friedrich
Engels pada tahun 1844 yang berisikan kritik terhadap Bruno Bauer (seorang
Jerman ;
philosopher, historian, dan murid GWF Hegel; 1809-1882).
Bauer antara lain menyatakan bahwa pandangan dan argumen sosialis Marx tentang penyakit sosial dalam setiap tulisannya
melekat Unsur-unsur radikal seperti anjuran melakukan
pemberontakan terhadap negara, gereja, agama dan lain-lain,
hal itu menurut Bauer berbahaya.
Marx
dan Engels dalam "The Holy Family" menjawab tuduhan Bauer
tersebut mengatakan bahwa logika berpikir yang digunakan oleh
Bauer – logika Hegel – adalah logika yang terbalik. Lenin berpendapat
bahwa logika Marx & Engels adalah yang benar (lihat : Madilog),
dan logika Marx & Engels tersebut
kemudian menjadi landasan berpikir ”sosialisme ilmiah” yaitu sosialisme
yang materialis ilmiah revolusioner.
Menurut
faham komunisme perubahan sosial harus dimulai dari pengambil alihan alat-alat
produksi melalui peran Partai Komunis. Singkatnya perubahan sosial secara Logika harus dimulai oleh
dan dari buruh atau proletar (Lihat : The Holy Family ), namun
pengorganisasian buruh hanya dapat berhasil, jika dipelopori oleh partai.
Partai
membutuhkan (politbiro) sebagai think-tank ; dan perubahan sosial akan berhasil, jika dicetuskan oleh
Politbiro. Komunisme sebagai faham yang anti-kapitalisme menggunakan partai komunis
sebagai alat pengambil alihan kekuasaan. Partai komunis sangat menentang akumulasi kepemmilikan modal pada individu, kepemilikan
modal harus ada ditangan rakyat. Seluruh alat-alat produksi harus dikuasai oleh
negara – sebagai representasi kekuasaan rakyat – guna kemakmuran rakyat secara
merata. Dalam paham komunisme tidak dikenal hak individu sebagaimana terdapat
pada paham liberalisme.
Komunisme
memperkenalkan penggunaan sistem demokrasi perwakilan melalui elit-elit partai
komunis, sehingga sangat membatasi demokrasi langsung pada rakyat yang bukan
anggota partai komunis. Secara umum komunisme berlandasan pada teori
“Dialektika Materialisme” dan “Historis Materialisme”. Komunisme tidak
bersandarkan pada kepercayaan mitos, takhayul, dan agama dengan demikian tidak
ada dogma bagi rakyatnya.
Pada
tahun 1889 sampai tahun 1914 kedua sayap ini – komunis dan komunis
internasional – diikat oleh satu badan yang bernama “ Internasional II”. Namun pada tahun 1914
persatuan kaum komunis tersebut pecah menjadi dua aliran: satu memisahkan diri
menjadi sosial-demokrat, dan yang lain
tetap menamakan dirinya komunis.
Perpecahan itu terjadi utamanya karena perbedaan pandangan dalam menyikapi
Perang Dunia I 1914, kaum sosial-demokrat berpendapat bahwa kaum proletar harus
turut menyokong pemerintahan di dalam negeri-nya jika ada musuh menyerang.
Selama
lebih kurang satu abad sosialisme modern telah menyebar keseluruh penjuru dunia.
untuk mendapat gambaran bagaimana keberadaan sosialisme itu diberbagai negara,
berikut ini keadaannya di Eropa, Asia, Timur Tengah, Amerika Latin, dan Amerika
Utara sampai menjelang akhir abad ke-20.
1. Eropa.
Kaum
sosialis setelah
Perang Dunia I berusaha agar solidaritas
internasional antar para anggotanya tetap terjaga. Hal itu karena kaum sosialis selama Perang
Dunia
I retak, dimana sebagian kaum
sosialis mendukung
pemerintah di negaranya dalam
menghadapi musuh yang menyerang negaranya, dan sebagian tidak.
Kudeta
yang berhasil dari kaum Bolshevik (Oktober 1917) di Rusia memberi inspirasi kepada
kaum sosialis Eropa
yang militan untuk melakukan kudeta yang sama. Di
Berlin
telah terjadi pemberontakan bersenjata (musim
dingin
1918-1919) terhadap
pemerintah, pemberontakan tersebut dilakukan oleh suatu dewan yang
terdiri dari : pekerja,
dewan
tentara, dan sayap kiri dari Spartacus
Bund. Pemberontakan tersebut gagal, dihancurkan oleh kaum sosialis moderat. Kaum sosialis moderat tersebut tidak lama sebelumnya telah memproklamirkan sebuah
Republik Jerman. Pada
musim semi tahun 1919 dewan
yang sama merebut Munich untuk mendirikan sebuah Republik Soviet di
Bavaria, namun hal itu hanya
berlangsung beberapa bulan. Bela Kun - agen Lenin - memproklamasikan berdirinya rejim Komunis di Hungaria, namun rejim tersebut hanya berjalan dalam waktu sangat singkat (Maret –
Juli
1919). Pada tahun 1919 Tentara Merah bergerak melalui Polandia untuk bergabung dengan kekuatan
revolusioner di Jerman. Usaha
tentara merah tersebut dipukul mundur oleh pasukan Polandia di bawah pemerintahan
baru pimpinan Jozef-Pilsudski (1867-1935). Beberapa tahun berikutnya pemberontakan kaum sosialis juga telah terjadi di
Jerman,
Austria, Bulgaria, dan Estonia ; namun semuanya gagal.
Dalam wilayah
kekaisaran Rusia, Tentara
Merah berhasil membawa pemerintahan Bolshevik mengendalikan semua bangsa di wilayah
tersebut dan pada tahun 1923 Uni Sosialis Soviet RepubliK berhasil dibentuk.
Seperti
diketahui Eropa
(1924)
tidak siap
untuk mengikuti contoh yang berlangsung di Rusia, revolusi
sosialis di seluruh dunia seperti yang dibayangkan oleh
Lenin tidak terwujud. Oleh
karena itu ketika Stalin
meraih kekuasaan (1927), Stalin mengumumkan tekadnya menempuh
jalan membangun "socialisme di satu negara" terlebih dahulu.
Stalin menggunakan kekuasaan
Negara (Rusia) yang berada ditangannya untuk memaksakan
program-program-nya yaitu serangkaian rencana lima tahun –
a,l kolektivisasi dan industrialisasi yang dipercepat – dengan tujuan
untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan mempercepat pembangunan. Program-program tersebut di jalankannya dengan “tangan
besi” mulai
tahun 1950-an. Hasilnya Uni Soviet telah menjadi kekuatan industri utama di dunia.
Disamping itu pakta non-agresi
Soviet-Jerman (1939) memungkinkan Stalin untuk menggabungkan
(mencaplok)
ke dalam Uni Soviet :
- wilayah Polandia yang semula dikuasai oleh Ukraina dan Belarusia
- tiga republik Baltik, dan
- sebagian wilayah Rumania dan wilayah Finlandia.
Selama periode antara
Peran Dunia I dan Perang Dunia II,
partai sosial demokrat Eropa Barat melalui jalur
parlementer
memperoleh
kedudukan dalam parlemen dan berpartisipasi dalam pemerintahan koalisi.
Di Jerman, Inggris, dan Norwegia, kaum sosial demokrat memegang kekuasaan
untuk waktu yang cukup lama, partai-partai tersebut berperan
besar dalam
transformasi masyarakat secara bertahap melalui:
- anggaran belanja negara (budget),
- meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
- kesejahteraan sosial.
Pada saat Perang Dunia II terlihat adanya kerja sama erat antara sosialis dan komunis, dan harapan untuk reunifikasi gerakan sosialis di Eropa hidup kembali.
Tentara Merah maju ke Jerman melalui Eropa Timur (1945) dan membantu para pemimpin komunis yang sebelumnya dipengasingan merebut kekuasaan dan membentuk rejim koalisi. Rejim koalisi ini terdiri dari petani pribumi, partai-partai sosialis, gerakan perlawanan dan lain-lain yang kemudian koalisi tersebut digabungkan dengan Partai Komunis atau dijadikan subordinasi Partai Komunis. Hal tersebut berlangsung sampai terjadinya kudeta di Cekoslovakia pada musim semi tahun 1948. Kaum sosialis di Eropa pada awalnya tidak menyadarinya atau mengabaikan taktik Soviet tersebut.
Di negara-negara di Eropa
Timur (umumnya semula adalah negara agraris) melalui perebutan kekuasaan dengan
dukungan Soviet berhasil membentuk pemerintahan yang berkiblat ke Moscow.
Pemerintahan tersebut berhasil melakukan reformasi (ekonomi, politik, dan sosial) dengan tetap
mempertahankan tradisi demokrasi yang semula dianutnya. Reformasi tersebut menyebabkan terjadinya
perubahan
sikap dari kaum sosialis di negara-negara tersebut
(mis : Hongaria) baik secara terbuka maupun tertutup terhadap Uni Soviet,
yang tindakan-tindakannya sering mengabaikan demokrasi.
Perubahan sikap tersebut mengakibatkan
perluasan
pengaruh kaum sosialis yang disokong oleh
Soviet di Eropa Timur, tidak lagi dipandang sebagai
penyebaran faham sosialisme tetapi dipandang sebagai
perpanjangan tangan kekuasaan Moscow. Penindasan Soviet dengan kekerasan
senjata tanpa ragu-ragu terhadap beberapa bentuk
sosialisme nasional dan
demokrasi di Polandia, Hongaria (1956), dan di
Cekoslovakia (1968) hanya menegaskan kembali pandangan tersebut. Diantara negara- negara Eropa Timur, hanya Yugoslavia yang
mampu
mempertahankan kemerdekaannya dan luput dari cengkeraman
Uni
Soviet
Uni Soviet dalam tiga
perempat bagian pertama dari abad ke-20 pengaruhnya berkembang sampai di Asia,
Afrika, dan Amerika Latin, namun akhirnya runtuh (1987) karena tidak mampu mempertahankan
dan memperkuat perluasan pengaruhnya tersebut, hal itu terutama terjadi karena
gejolak dalam tubuhnya akibat tidak dijalankannya "Good Corporate Government"
2. Asia,
Sosialisme dan komunisme telah menjadi kekuatan yang menonjol di
Asia dalam membebaskan dirinya dari
cengkeraman kaum kolonialis Barat setelah Perang Dunia II. Hal
itu tampak diberbagai wilayah di Asia antara lain sebagai berikut ini (bersambung).
*
When I give food to the
poor, they call me a saint. When I ask why the poor have no food, they call me
a communist. (Helder-Pessoa-Camara, Archischop Katolik Romawi di Brasil).
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar