Ngunandiko.28
Perubahan pemerintahan suatu negara dapat dilakukan
secara konstitusional a.l melalui pemilihan umum dan massa aksi seperti unjuk
rasa dll, serta sering pula dilakukan secara inkonstitusional a.l melalui pemberontakan dan kudeta.
Kudeta militer ini berawal pada 25 April
1974 di Lisabon (25 de Abril), kudeta ini juga dikenal sebagai Revolusi Anyelir
(Revolucao dos Cravos dlm bahasa Portugis atau Carnation Revolution dlm bahasa
Inggis).
Kudeta (Coup d'Etat)
(Kudeta adalah
perebutan kekuasaan secara inkonstitusional)
Coup d'État is a sudden and decisive measure in politics, esp
one effecting a change of goverment illegally or by force (Grollier Webster International Dictionary, 1971)
Kudeta Napoleon Bonaparte 1804 |
Kudeta secara umum dapat dikatakan adalah perubahan pemerintahan suatu negara dalam tempo yang relatip singkat
(tiba-tiba) dengan cara "pengambilalihan kekuasaan" atau
"penggulingan kekuasaan" secara inkonstitudional (ilegal) . Pelaku kudeta
dapat dari kalangan militer maupun non-militer ( sipil atau sipil dengan
dukungan militer). Kudeta dapat sukses dan dapat pula gagal, kudeta disebut
sukses jika kemudian pemerintahan yang dibentuknya memperoleh legitimasi dari
rakyat yang didukung militer dan
birokrasi.
Kudeta sering kali
berupa tindak pemaksaan dengan kekuatan bersenjata secara cepat (putsh) dan
sering kali pula berdarah. Selain berupa
pemaksaan dan berdarah secara umum dapat dikatakan bahwa kudeta adalah
melanggar prinsip-prinsip demokrasi. Sesungguhnya "penggambilalihan kekuasaan", "penggulingan
kekuasaan" secara inkonstitusional (ilegal) pemerintahan suatu negara telah dikenal sejak lama sebelum
istilah kudeta tersebut dikenal secara luas. Hal itu antara lain dapat diketahui dari sejarah :
- Kekaisaran Romawi ; dimana Yulius Ceasar digulingkan oleh konspirasi Marcus Junius Brutus, Gaius Cassius Longinus, Decimus Brutus Albinus, dan Gaius Trebonius (44 tahun sebelum Masehi),
- Kerajaan Singosari (Indonesia) ; dimana Ken Arok secara diam-siam membunuh penguasa wilayah Tumapel (Tunggul Ametung) dan mengangkat dirinya sebagai penguasa Tumapel yang kemudian mendirikan kerajaan Singosari (abad ke-13 Masehi).
- Kekaisaran Perancis ; dimana Napoleon Bonaparte mengangkat dirinya menjadi kaisar Perancis pada 1804.
Dilihat dari sebab-sebabnya, maka kudeta sedikitnya
dapat dibagi menjadi 3 (tiga) golongan :
- Kudeta dimana sebagian anasir atau anasir-anasir masyarakat suatu negara selain tidak dapat menyalurkan aspirasinya secara konstitusional, juga sering mendapatkan perlakuan buruk dan tidak adil dari negara misalnya : "Kudeta di Libya (Khadafi) 1969”.
- Kudeta dimana sebagian anasir atau anasir-anasir masyarakat suatu negara selalu kalah dalam memperebutkan kekuasaan negara secara konstitusional karena sebab-sebab tertentu seperti kedudukan sosial, faham, etnik, dsbnya misalnya : “ Kudeta di Negeria 15 Januari 1966”.
- Kudeta dimana negara asing terlibat dan memanfaatkan kedua sebab tersebut diatas untuk kepentingannya misalnya “Kudeta militer di Argentina 1976”.
Sudah barang tentu ada kudeta yang disebabkan oleh
kombinasi dari ketiga Golongan tersebut atau sebab-sebab khusus lainnya.
Jika dilihat dalam tahapannya, maka suatu kudeta dalam
garis besarnya dapat dibagi dalam 3 (tiga) tahap sebagai berikut :
- Tahap perancangan (design) kudeta,
- Tahap pelaksanaan (execution) kudeta
- Tahap kondolidasi (consolidation) kudeta
Yang sering
kita dengar dalam pemberitaan-pemberitaan (media massa) sebagai peristiwa
kudeta adalah kudeta dalam tahap
pelaksanaan (execution).
. . . . . kudeta adalah
tindakan inkonstitusional (ilegal) dan
umumnya dilaksanakan (execution) dengan
kekerasan senjata secara
tiba-tiba, karena sifatnya yang tiba-tiba itulah kudeta sering gagal dan ditinggalkan oleh
massa yang semula mendukungnya.
Komplotan kudeta biasanya membuat rancangan kudeta menurut kemauan dan
kecakapan dari para perancangnya tanpa memperdulikan perasaan dan kesanggupan
massa pendukungnya secara sungguh-sungguh. Bahkan sering para perancang kudeta melupakan sifat-sifat massa
pendukunganya yang tidak selalu dapat
menjaga suatu rahasia dengan baik, hal itu menyebabkan sebagian besar komplotan
kudeta sejak tahap perancangan telah
dapat diketahui oleh musuh karena :
- rancangan kudeta secara tidak sengaja bocor,
- terjadi pengkhianatan, dan
- tercium oleh mata-mata yang senantiasa ada di mana-mana.
Kudeta adalah tindakan ilegal (inkonstitusional) dan umumnya dilaksanakan (execution) dengan kekerasan senjata secara tiba-tiba (putch), karena sifatnya yang
tiba-tiba itulah seringkali kudeta gagal
dan ditinggalkan oleh massa yang semula mendukungnya (Lihat : Massa Aksi oleh Tan Malaka)
Kudeta akan sukses bila rancangannya berdasar isu yang didukung massa yang luas dan saat
pelaksanaanya dapat dijaga
kerahasiaannnya. Dan dalam melakukan konsolidasi – membangun legitimasi – mendapat dukungan atau partisipasi dari pihak
non-militer dan militer (tentara). Sudah
barangtentu pelaksana kudeta harus terorganisasi dengan baik.
Kudeta dapat dipandang sukses jika dapat melewati masa
konsolidasi ; pemerintahan yang dibentuknya
berumur cukup lama sekurang-kurangnya 4 tahun (lk satu masa jabatan
pemerintahan yang terpilih secara sah, misalnya : Presiden Amerika Serikat) dan
dapat melakukan perubahan secara berarti.
Bahwa sebagian besar kudeta gagal antara lain terlihat di Bolivia.
Seperti diketahui di Bolivia dalam kurun
waktu kurang dari satu abad rata-rata terjadi 1-2 kali peristiwa kudeta setiap
tahun-nya (lihat : Ngunandiko ; Amerika Selatan ) .
Hal itu berarti selama lk satu abad tersebut di Amerika Latin tidak ada satupun kudeta yang dapat dikatakan
berhasil.
Berikut ini adalah contoh beberapa kudeta yang
dipandang sukses di 6 (enam) negara sbb :
1.
Afganistan
Kudeta yang dilakukan oleh Babrak Kamal pada Desember 1979 telah mengambil alih pemerintahan
Hafizullah Amin melalui suatu kudeta. Setelah itu selama lk 6 tahun ia dapat memerintah Afganistan a.l sebagai Chairman of the
Presidium of the Revolutionary Council dari December 1979 s/dNovember 1986.
Babrak Kamal digulingkan
oleh Mohammad Najibullah.
2.
Aljasair
Houari Boumedien mengambilalih kekuasaan resim Ahmad
Ben Bella pada 19 Juni 1985. Houari Boumedien memerintah Aljasair lk 10 tahun a.l
sebagai Chairman of the Revolutionary Council 19 June 1965 – 10
December 1976.
3.
Bolivia
Victor Paz Estenssoro dan Revolutionary
Nasionalist Movement mengambil alih
pemerintahan Bolivia dari Hugo Ballivian pada tahun 1952. Estenssoro
menjabat presiden sampai masa kepresidenan 1985-1989, namun diselingi dengan
jeda beberapa kali karena (1) istirahat
sementara 1956-1960, (2) diasingkan pada
tahun 1964, dan adanya pergolakan 1978-1985 (lihat : Ngunandiko
No 27. Amerika Selatan).
4. South Korea
4. South Korea
Mayor Jenderal Park Chung-hee melancarkan kudeta militer pada 16
Mei 1961, kemudian Park Chung-hee menjadi President of South Korea sampai disingkirkan secara paksa pada tahun 1979
, dan kemudian digantikan oleh Chun
Doo-hwan President of South Korea (1980 –
1988) .
6.
Tunisia
Habib Bourguiba mengambil alih pemerintahan Aljasair dari King Muhammad VII al-Amin Juli 1957. Habib Bourguiba berkuasa selama lk 30 tahun. Pada November 1987 kekuasaan Habib Bourguiba diambil alih oleh Zine El Abidine Ben Ali melalui suatu kudeta tak berdarah.
5.
Thailand
Pada
Oktober 1958 Sarit Thanarat menggulingkan Thanom Kittikachorn, dan kemudian Sarit
Thanarat berkuasa sebagai Prime Minister of Thailand dalam pemeintahan raja Bhumibol Adulyade dari 1959 – 1963. Kendaraan Lapis Baja pada Kudeta di Thailand |
Habib Bourguiba mengambil alih pemerintahan Aljasair dari King Muhammad VII al-Amin Juli 1957. Habib Bourguiba berkuasa selama lk 30 tahun. Pada November 1987 kekuasaan Habib Bourguiba diambil alih oleh Zine El Abidine Ben Ali melalui suatu kudeta tak berdarah.
Pada tahun 1960 s/d
1969 tercatat telah terjadi 35 (tiga puluh lima) peristiwa kudeta, seluruhnya
adalah kudeta militerr (military coup). Sebagian besar
peristiwa kudeta tersebut terjadi di Amerika Latin.
Untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang kudeta, maka berikui ini daftar peristiwa kudeta yang
terjadi pada abad ke-20 dan permulaan abad ke-21 sbb :
·
1900 s/d 1919
o
Jumlah kudeta : 1
o
Lokasi kudeta : Turki (Imperium Ottoman)
o
Pelaku kudeta : Militer (military coup)
·
1920 s/d 1929
o
Jumlah kudeta : 4
o
Lokasi kudeta : Ethiopia (2), Jerman, dan Mesiko.
o
Pelaku kudeta : Dua ( 2 ) dari empat (4) peristiwa kudeta dilakukan oleh militer (military
coup)
·
1930 s/d 1939
o
Jumlah kudeta : 4 (empat)
o
Lokasi kudeta : Chili, Finlandia, Jepang, Thailand
o
Pelaku kudeta : Satu ( 1 )
dari empat (4) peristiwa kudeta dilakukan oleh militer (military
coup).
·
1940 s/d 1949
o
Jumlah kudeta : 6 (enam)
o
Lokasi kudeta : Argentina, Bulgaria, Hungaria, Italia, Jerman
dan Romania
o
Pelaku kudeta : Dua ( 2 ) dari enam (6) peristiwa kudeta dilakukan oleh
militer (military coup).
·
1950 s/d 1959
o
Jumlah kudeta : 21 (dua puluh satu)
o
Lokasi kudeta : 1. Algiers, 2. Argentina
(2), 3. Brazil (2), 4. Colombia 5. Cuba (2), 6. Guatemala, 7. Iran, 8. Iraq, 9. Pakistan (3), 10. Paraguay, 11. San Marino, 12. Thaliand (3), 13. Venezuela,
dan 14. Yanaon (French Colony in India)
o
Pelaku kudeta
: Sepuluh (10)
dari dua puluh satu (21) peristiwa kudeta dilakukan oleh militer (military
coup).
·
1960 s/d 1969
o
Jumlah kudeta : 35 (tiga puluh lima)
o
Lokasi kudeta : 1. Abu Dabi 2.
Algeria 3. Argentina 4. Bolivia 5. Brasil (2) 6. Burkina Faso 7. Burma 8.
Central African Republic 9. Congo (2) 10.
Dominika 11. Ecuador 12. Ethiopia 13 France 14. Ghana 15. Guatemala 16. Indonesia 17. Iraq (2) 18. Libya 19.
Nigeria 20. Panama 21. Peru 22. Somalia 23. South Korea 24. South Vietnam (2)
25. Sri Lanka 26. Syria (2) 27. Togo 28. Turkey (2) 29. Yaman.
o
Pelaku kudeta
: 35 (tiga
puluh lima) dari tiga puluh lima (35) peristiwa kudeta dilakukan oleh militer
(military coup).
·
1970 s/d 1979
o
Jumlah kudeta : 38 (tiga puluh delapan)
o
Lokasi kudeta : 1. Afganistan 2.
Argentina 3. Bangladesh (3) 4. Bolivia
5. Central African Republic 6.
Chad 7. Chilie (3) 8. China 9. Comoro
10. Cyprus 11. Ecuador 12. Ethiopia 13.
Ghana (2) 14. Greece (2) 15. Iran 16. Italy 17.
Japan 18. Nigeria (2) 19. Oman 20. Pakistan (2) 21. Portugal 22.
Seycelle 23. Somalia 24. South Korea 25. Sudan 26. Syria 27. Thailand (2) 28.
Turkey 29. Uganda 30. Urugay .
o
Pelaku kudeta : Delapan belas (18)
dari tiga puluh delapan (38) peristiwa
kudeta dilakukan oleh militer (military coup).
·
1980 s/d 1989
o
Jumlah kudeta : 38 (tiga puluh delapan)
o
Lokasi kudeta : 1. Argentina (3),
2. Bangladesh (2), 3. Bolivia, 4. Burkina Faso, 5. Burma 6. Cameroon, 7.
Central African Republik, 8. Ethiopia, 9. Fiji, 10. Gambia, 11. Ghana, 12. Grenada, 13. Guinea bissau, 14. Haiti
(2), 15. Kenya, 16. Liberia, 17. Mauritania, 18. Nigeria (2), 19. Panama, 20.
Paraguay, 21. Philippines (2), 22. Poland, 23. Seychelless, 24. Spain, 25. Sudan, 26. Suriname (3), 27.
Tunisia, 28. Turkey, 29. Uganda.
o
Pelaku kudeta
: Tujuh belas
(17) dari tiga puluh delapan (38) peristiwa kudeta dilakukan oleh militer (military
coup).
·
1990 s/d 1999
o
Jumlah kudeta : 25 (dua puluh lima)
o
Lokasi kudeta : 1. Albania, 2.
Algeria, 3. Argentina, 4. Azerbaijan (2), 5. Burundi, 6. Chad, 7. Cote d’lvoire
(Ivory Coast), 8. Gambia, 9. Georgia, 10. Guatemale, 11. Haiti, 12. Mali, 13.
Nigeria, 14. Pakistan, 15. Panama, 16. Peru (2), 17. Siera leone, 18. Soviet uni
(2), 19. Thailand, 20. Trinidad, 21.
Turkey, 22. Venezuela,
o
Pelaku kudeta : Sembilan (9) dari
duapuluh lima (25) peristiwa kudeta dilakukan oleh militer (military
coup).
·
2000 s/d 2009
o
Jumlah kudeta : 38 (tiga puluh delapan)
o
Lokasi kudeta : 1 Ecuador, 2
Fiji, 3 P.Solomon, 4 Cote d’lvoire, 5 Venezuela, 6 Republik Afrika Tengah, 7
Mauritania, 8 Sao Tome and Principe, 9 Guinea-Bissau, 10 Pilipina, 11 Kongo, 12
Haiti, 13 Chad, 14 Kongo, 15 Equtorial Guinea, 16 Ekuador, 17 Togo, 18 Nepal,
19 Mauritania, 20 Pilipina, 21 Chad, 22
Thailand, 23 Madagaskar, 24 Fiji, 25 Cote d’lvoire, 26 Laos, 27 Pilipina, 28
Turki 29 Timor Leste, 30 Mauritania 31 Guinea, 31 Madagaskar, 32 Honduras, 33.
Malaysia (Perak State).
o
Pelaku kudeta
: Lima belas
(15) dari tiga puluh delapan (38) peristiwa kudeta dilakukan oleh militer (military
coup) Militer ; 15 dari 38 kudeta dilakukan oleh
militer (military coup).
Kudeta yang dilakukan oleh militer
sering kali mendapatkan stigma buruk, walaupun
tidak semua kudeta militer berakibat buruk.
Terlihat dari
daftar tersebut diatas bahwa selama lebih dari satu abad militer telah terlibat dalam berbagai
peristiwa kudeta (military coup) dibanyak negara, kudeta dimana pada umumnya militer
berperan aktip oleh ilmuwan ilmu politik Samuel P.
Huntington dinyatakan sebagai “ Kudeta Sempalan (Breakthrough Coup d’etat)”. “Kudeta sempalan
“ dilakukan
oleh sekelompok bersenjata yang dapat terdiri dari militer (tentara) yang tidak
puas dengan kebijakan pemerintahan tradisional saat itu kemudian melakukan
gerakan dengan rtujuan menggulingkan pemerintah tradisional dan kemudian
menciptakan elit birokrasi baru ( lihat : Wikipedia) .
Kudeta yang dilakukan oleh militer sering kali
mendapatkan stigma buruk, walaupun tidak semua kudeta militer berakibat buruk.
Untuk mendapat gambaran tentang sifat kudeta militer tersebut berikut ini
disampai secara singkat 3 (tiga)
peristiwa kudeta militer sbb :
- Kudeta militer di Portugal (Carnation Revolution) 1974.
Revolusi Anyelir |
Sekelompok militer Portugis berpangkat rendah yang terhimpun dalam
Movimento das Forcas Armadas (MFA – Pergerakan Angkatan Darat) dan
unsur-unsur yang telah turut berjuang memerangi gerilyawan pro-kemerdekaan di
wilayah-wilayah jajahan Portugis di
Afrika, bangkit untuk mengambil-alih kekuasaan (kudeta) dari rejim otoritarian
Portugis yang telah berkuasa sejak tahun 1930-an.
Kudeta tersebut juga dikenal sebagai Revolusi Anyelir (Carnation
Revolution), karena tidak ada satu butir peluru-pun meletus ketika massa turun
kejalan saat berakhirnya masa kediktatoran Portugis, Bunga-bunga anyelir
menghiasi moncong-moncong senjata dan seragam militer dari pasukan pendukung
kudeta. Walaupun ada upaya-upaya dari kekuatan yang pro
dengan rejim penguasa agar rakyat tidak turun kejalan, namun ribuan massa tetap
turun kejalan berbaur dengan militer yang memberontak.
Peristiwa itu telah berhasil mengubah
rejim diktator otoriter (Estado Navo) di Portugal menjadi demokratis, perubahan
tersebut tidak hanya terjadi di negara induk Portugal di Eropa, tetapi menjalar
sampai di wilayah-wilayah jajahan Portugal di Afrika misalnya di Senegal dan di lain-lain wilayah
misalnya di Timor Leste. Disamping telah
meruntuhkan rejim diktator otoriter, kudeta ini telah dapat mengganti rejin
yang otoritarian tersebuti dengan rejim
yang lebih demokratis juga merubah sendi-sendi kehidupan sosial, ekonomi, dan
politik di Portugal dan wilayah-wilayah jajahannya.
- Kudeta militer di Argentina 1976
Pada 24 Mei 1976 di Argentina Isabel Peron ( Presiden Argentina
1974 – 1976 ) dilengserkan oleh apa yang disebut kekuatan sayap kanan .
Kedudukan Isabel Peron digantikan oleh suatu Junta Militer yang dipimpin oleh
Jenderal Jorge Rafael Videla, Admiral Emilio Eduardo Massera, dan Brigadir
Jenderal Orlando Ramon Agosi. Junta tersebut menamakan dirinya “National
Reorganization Process” dan berkuasa sampai tahun 1983.
Namun politik represip yang telah berjalan sebelum kudeta pada
masa Isabel Peron terus dijalankan oleh junta tersebut, bahkan dengan
intensitas yang meningkat. Hal itu mengakibatkan jatuhnya korban berupa orang
hilang antara 7.000 sampai 30.000 orang, yang dikecam oleh banyak fihak di
dalam negeri maupun di luar negari.
Pemerintah Amerika Serikat ada dibalik kudeta tersebut, Kissinger
(US Secretary of State 1973 – 1977 dan US Security Advisor 1969 - 1975) secara
terang mendukung kudeta tersebut. Bahkan pada waktu junta diktritik oleh
berbagai fihak di Amerika Serikat karena bertindak kejam dan melakukan pelanggaran HAM, Amerika Serikat cq Kissinger
tetap membelanya.
- Kudeta militer di Pakistan 1999
Nawaz Sharif terpilih menjadi perdana menteri setelah Partai Liga Muslimin Pakistan yang dipimpinnya
memenangkan pemilihan umum dengan mayoritas besar (1997). Nawaz Sharif
menghadapi tantangan yang terus meningkat. Presiden (sipil) Farooq Leghari dan
Ketua Mahkamah Agung Saijad Ali Shah dipaksanya mundur.
Ketua Mahkamah Agung mengundurkan diri setelah Gedung Mahkamah
Agung diserbu oleh pendukung-pendukung Sharif.
Kepala Staf Angkatan Darat Jehangir Keramat mengusulkan dibentuknya Dewan
Keamanan Nasional sebagai forum interaksi antara para pemimpin sipil dan para
kepala staf militer, namun Kamarat
malah dipecat oleh Nawaz Sharif, dan ditunjuknya
Jnderal Pervez Musharraf untuk
menggantikannya.
Dengan naiknya Musharraf ketegangan justru ketegangan semakin
meruncing. Pada 12 Oktober 1999 Nawaz Sharif berusaha memecat Musharraf dan
mengangkat direktur Intelijen Antar-Angkatan Khwaja Ziauddin untuk
menggantikannya. Para jenderal senior
Angkatan Darat menolak upaya penggantian Musharraf tersebut.
Pada saat itu Musharraf sedang berada diluar negeri dan berusaha
kembali ke Pakistan dengan pesawat komersial. Nawaz Sharif memerintahkan
bandara Karachi ditutup untuk mencegah pendaratan, pesawat tersebut kemudian
berputar-putar di udara di atas Karachi. Para jenderal atas arahan Musharraf
melakukan kudeta menyingkirkan
pemerintahan Sharif dan mengambil alih bandara. Pesawat itu mendarat hanya
dengan bahan bakar yang tersisa cukup untuk beberapa menit saja.
Musharraf mengambil alih pemerintahan dengann posisi sebagai
Kepada Eksekutif, Pervez Musharraf menjadi Kepala Pemerintahan de facto dan
memiliki kekuasaan yang luas di. Kudeta ini (12 Oktober 1999) merupakan sebuah kudeta
tidak berdarah. Perdana Menteri Nawaz Sharif dikenai tahanan rumah dan
diasingkan ke luar negeri. Presiden Muhammad Rafiq Tarar yang menjabat sejak 1
Januari 1998 harus mengakhiri jabatannya pada 20 Juni 2001.
Musharraf selain sebagai Kepala Eksekutif sejak 20 Juni 2001
secara resmi menyatakan dirinya sebagai presiden
Pakistan. Hal itu dilakukan oleh Musharraf beberapa hari sebelum melakukan pembicaraan
dengan India di Agra yang telah dijadwalkan.
Sebagai penutup dari renungan tentang kudeta ini ingin kami
kemukakan hal-hal seperti berikut ini.
- Perubahan pemerintahan suatu negara dapat dilakukan secara konstitusional (legal) seperti melalui pemilihan umum, dan dapat pula dilakukan secara inkonstitusional (ilegal) seperti melalui kudeta.
- Kudeta adalah tindakan inkonstitusional (ilegal) dan umumnya dilaksanakan (execution) dengan kekerasan senjata secara tiba-tiba. Oleh karena itu kudeta seringkali melibatkan militer (tentara). Pada kurun waktu 1960 s/d 1969 peristiwa kudeta yang terjadi tercatat sebanyak 35 peristiwa seluruhnya merupakan kudeta militer (military coup).
- Kudeta seringkali gagal karena (a) rancangan kudeta bocor, (b) terjadi penghianatan, dan (c) tercium oleh mata-mata lawan yang senantiasa ada di mana-nama.
- Di banyak negara selama lk satu abad yang lalu tidak ada satupun kudeta yang dapat dikatakan berhasil, diperkirakan 99 % dari kudeta telah gagal sejak dalam tahap perancangan (design).
- Kudeta hanya akan berhasil jika isu yang diusungnya sesuai dengan kepentingan rakyat banyak, dipersiapkan dengan matang, dilaksanakan pada saat yang tepat, dan memiliki organisasi dengan baik.
Ahkirnya langkah merubah pemerintahan suatu negara melalui aksi kudeta
sebaiknya dihindari karena selain merupakan tindakan yang inkonstitusional
(ilegal) juga bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi, melanggar hak
asasi manusia (HAM), dan sebagian besar gagal.
Semoga uraian ini bermanfaat !
*
“Revolusi
timbul dengan sendirinya sebagai hasil dari berbagai macam keadaan". Bila
tukang-tukang "putch" pada waktu yang telah ditentukan oleh mereka
sendiri, keluar tiba-tiba (seperti Herr Kapp tukang "putch" yang
termasyhur itu), massa tidak akan memberikan pertolongan kepada mereka. Bukan
karena massa bodoh atau tidak memperhatikan, melainkan karena "massa hanya
berjuang" untuk kebutuhan yang terdekat dan sesuai dengan kepentingan
ekonomi (Tan Malaka).
*
Acc ! Sebaiknya aksi kodeta dihindari !
BalasHapusBagaimana kalau cara konstitusional tdk mungkin, dan pemerintahan sudah sangat buruk?
HapusKalau pemerintahan sudah sangat buruk ubahlah melalui "massa aksi", jangan "kudeta"
HapusGaganya kudeta di Turki membuktikan, bahwa 99 % kudeta gagal benar adanya!
BalasHapus