Ngunandiko.149
Burung
(Bird.1)
Seperti halnya anjing, kuda, sapi, dan hewan peliharaan lainnya ; burung sudah sejak dahulu dipelihara
oleh manusia. Bahkan jenis burung-burung tertentu melambangkan kedudukan dari manusia
di masyarakat-nya, bagi yang memeliharanya. Pada kesempatan ini “Ngunandiko” ingin secara
singkat membahas dan merenungkan perihal “burung”.
Dimuka bumi ini ada lebih kurang
9.000 jenis (species) burung ; ukuran
dan kebiasaannya (termasuk kemampuan terbangnya) sangat bervariasi,
Sebagian besar burung dapat terbang. Burung telah dipelihara oleh manusia lebih dari 4000 tahun yang lalu.
Seperti diketahui burung adalah nama
umum untuk golongan binatang, bertulang punggung (CHORDATA) kelas Aves ; bertelur, berbulu, dan anggota badan bagian
atas berubah bentuk menjadi sayap. Bulunya sangat ringan hampir-hampir tidak
memiliki berat.
Dimuka
bumi ini ada lebih kurang 9.000 jenis (species) burung ; ukuran dan kebiasaannya (termasuk kemampuan
terbangnya) sangat bervariasi, Sebagian besar burung dapat terbang. Burung telah
dipelihara oleh manusia lebih dari 4000 tahun yang lalu.
Kita semua
mengetahui, bahwa terbang adalah suatu kegiatan yang mustahil bagi mahluk hidup pada umumnya. Jika
mahluk dapat terbang, maka tarikan dan tegangan terhadap tulang dan ototnya
adalah luar biasa. Selain itu sensivitas perasaan, seperti ketanjaman dalam
merasakan keseimbangan dan pengelihatan harus memiliki sifat khusus.
Tidak
semua jenis burung dapat terbang, burung
yang dapat terbang harus memiliki anggota tubuh dengan bentuk dan kekuatan
khusus. Anggota tubuh tersebut utamanya adalah : bulu (feathers), kerangka
tubuh dan otot (skeleton and muscles), organ dalam (interior organs), system
saraf (nerves and senses), dan keserasian untuk terbang (flight).
Setiap makhluk hidup diturunkan dari bentuk kehidupan yang sederhana,
yang muncul pertama kali di bumi 2 atau
3 miliar tahun yang lalu. Jadi setiap makhluk hidup sekarang ini, adalah produk
akhir (hasil) dari sejarah panjang dan rumit. Untuk memahami tanaman atau hewan
masa kini, perlu diketahui sesuatu tentang nenek moyang besar mereka yang telah hidup
sebelumnya.
Burung pertama kali muncul di
"family tree (pohon keluarga)"
vertebrata sekitar 150 juta tahun yang lalu, berada pada cabang garis reptil. Ada fosil yang diketahui dari
leluhur dekat burung ini.
Sekitar
400 juta hingga 450 juta tahun yang lalu, vertebrata pertama (hewan dengan
tulang punggung) muncul di muka bumi. Itu adalah hewan air mirip ikan. Hewan-hewan
itu adalah awal dari arus besar kehidupan vertebrata yang telah menghasilkan
semua hewan dengan tulang punggung yang kita kenal sampai hari ini yaitu :
ikan, amfibi, reptil, burung, dan mamalia.
Family Tree Vertebrata |
Burung pertama kali muncul di "family tree (pohon keluarga)" vertebrata sekitar 150 juta tahun yang lalu, berada pada cabang garis reptil. (Mamalia pertama ber-evolusi pada waktu yang hampir bersamaan, meskipun mereka berasal dari kelompok reptil yang berbeda). Ada fosil yang diketahui oleh manusia dari leluhur dekat burung.
Namun perlu kita ketahui bahwa sedikitnya ada dua
pendekatan dari asal muasal (leluhur) burung pada khususnya dan mahluk hidup pada
umumnya.
- Pertama : pendekatan menurut “theory evolusi” seperti antara lain dikemukakan oleh Darwin, dan
- Kedua : pendekatan menurut “theory penciptaan (creation theory atau creationism)”.
Creationisme, the belief that the universe and the various forms of life were created by God out of nothing (ex nihilo). It is a response to modern evolutionary theory, which explains the emergence and diversity of life without recourse to the doctrine of God or any other divine power. Mainstream scientists generally reject creationism (Encyclopedia Britannica).
Pendekatan menurut theory evolusi Darwin misalnya, kemungkinan besar burung adalah berasal reptil kecil, ringan, lincah, dan hidup di pohon. Burung-burung yang penggunaan kemampuannya meluncur sangat kecil, akhirnya dapat terbang adalah merupakan keuntungan luar biasa. Terbang membantu-nya dapat bergerak dengan bebas untuk menemukan makanan. Tetapi keuntungan yang paling penting mungkin adalah keamanan bagi hewan kecil itu.
Pendekatan menurut theory evolusi Darwin misalnya, kemungkinan besar burung adalah berasal reptil kecil, ringan, lincah, dan hidup di pohon. Burung-burung yang penggunaan kemampuannya meluncur sangat kecil, akhirnya dapat terbang adalah merupakan keuntungan luar biasa. Terbang membantu-nya dapat bergerak dengan bebas untuk menemukan makanan. Tetapi keuntungan yang paling penting mungkin adalah keamanan bagi hewan kecil itu.
Perhatikan, bagaimanapun, bahwa burung tidak turun
dari reptil terbang, pterosaurus. Reptil ini hidup pada waktu yang sama dengan
burung purba. Namun mereka berbeda dari burung dalam anatomi dan metode terbang
mereka.
Rekaman fosil burung dan nenek moyang dekat mereka, jauh dari lengkap.
Hewan-hewan berbadan ringan di pepohonan dan udara, sering mati tidak di tempat-tempat di mana lumpur
atau gua dapat melestarikan mayat-mayatnya. Ada banyak dugaan dalam pemikiran manusia
tentang burung purba. Manusia memperoleh dua spesimen fosil burung yang
sangat tua. Spesimen yang hampir lengkap ditemukan di Bavaria pada tahun 1861.
Kemudian pada tahun 1877, spesimen fosil burung yang lain ditemukan tidak jauh
dari tempat yang pertama. Sekitar 150.000.000 tahun sebelumnya, sebagian dari
bumi ini telah menjadi laut hangat yang ditumbuhi pulau-pulau dan karang.
Spesimen pertama diberi nama “Archaeopteryx”, yang berarti "kuno" (
Another name was given to the other specimen, but the birds were so similar
that it is possible to group under the name Archaeopteryx
)
Burung-burung itu, pada masa yang lalu, terbang menuju kematian-nya di air laut
dangkal. Disitu burung-burung itu tertanam di lumpur (limy mud). Lebih banyak
lumpur dalam bentuk endapan yang menenggelamkan-nya sebelum bangkai burung itu diurai
atau dihancurkan dengan cara-cara lain. Kemudian melalui masa yang lama, lumpur
mengeras dan tertekan menjadi batu kapur berbutir halus.
Jutaan tahun yang lalu laut dangkal itu menghilang, serta kekuatan besar
mengangkat dan memiringkan kerak bumi membentuk
pegunungan Bavaria. Sementara itu orang primitif berevolusi dan muncul di bumi
untuk pertama kalinya. Peradaban lalu tumbuh seperti di Sumeria, Mesir, Yunani
dan Roma kuno, kemudian berkembang, makmur, dan kemudian memudar. Beberapa
tukang batu pada masa sesudahnya (di masa yang lebih modern), ketika bekerja di
tempat kerjanya, menemukan sisa-sisa burung tua itu, yang bersayap kuno. Kisah
fosil itupun menjadi mengasyikkan. Tapi kisah tulang burung purba ini adalah sangat
dramatis. Kedua spesimen itu adalah sangat — langka, lebih berharga daripada
permata dan tak ternilai harganya bagi ilmu pengetahuan.
Fosil-fosil, terutama yang pertama kali ditemukan, adalah salah satu
yang paling indah dan halus. Mereka jelas menunjukkan kesan sayap dan bulu ekor
serta detail yang baik dari suatu kerangka. “Archaeopteryx” sangat mirip dengan
nenek moyang reptilnya, yang pasti tampak seperti kadal berbulu (befeathered),
seukuran ayam jago beasr dan memiliki kepala reptil seperti gigi tajam. Tiga
"jari" di sayapnya memiliki cakar, yang mungkin digunakan dalam
memanjat. Ekornya panjang dan bersendi, dengan sekitar 19 tulang belakang (tulang).
Tidak ada jejak lunas pada tulang dada kecilnya, dan sayapnya pendek dan bulat
– tulang belakangnya menyatu (bersatu) daripada pada burung modern. Dan tidak
seperti burung modern, tulang tidak berongga dan berisi udara.
Archaeopteryx |
Namun, makhluk purba ini memiliki bulu dan hampir pasti berdarah panas.
Bulu dan berdarah panas adalah dua ciri utama yang membedakan burung dari nenek
moyang mereka reptil. Jadi “Archaeopteryx” tidak diragukan lagi adalah seekor
burung, meskipun apa yang kita sebut itu tidak terlalu penting. Yang lebih penting
adalah bahwa hal ini adalah sisa-sisa binatang purba yang hampir persis antara
burung modern dan reptil purba. Kita mungkin menganggap “Archaeopteryx” sebagai
penghubung di dalam perubahan kehidupan yang lambat dan hampir ajaib, atau yang
disebut evolusi, Hubungan antara makhluk-makhluk abu-abu, dingin, bersisik dari
masa lalu yang jauh dengan makhluk berbulu
yang kita lihat di kebun, ladang, dan hutan kayu kita hari ini. .
Sekilas tampak jelas bahwa sejarah burung dimulai sekitar 30.000.000
tahun yang lalu. Hal itu ditunjukkan oleh adanya spesimen fosil dari dua jenis
burung purba “Hesperornis” dan “Ichthyornis”. Burung-burung ini hidup selama
periode “Cretaceous”, yang terkenal sebagai zaman dinosaurus. Banyak fosil dari
kedua burung itu ditemukan di deposit kapur di Kansas.
Hesperornis adalah burung besar yang berenang dan menyelam yang
tampaknya hidup terutama di air. Kakinya terletak jauh di belakang tubuhnya dan
mereka juga menunjuk ke belakang. Kakinya besar, seperti pengayuh (paddlelike),
dan benar-benar diadaptasi untuk berenang. Hesperornis mungkin tidak bisa
berjalan dengan baik di daratan kering, dan mungkin hanya keluar dari air untuk
bertelur dan merawat telurnya. Tulang sayap tunggal-nya diketahui sangat kecil,
sehingga burung air ini harus kehilangan kekuatan terbangnya.
Ichthyornis berbeda; lebih seperti burung modern. seukuran ikan tern (semacam ikan tuna) atau burung camar
kecil. Ichthyornis memiliki lunas yang
dalam dan merupakan penerbang yang kuat. Otak-nya, dilihat dari bentuk
tengkorak-nya, sangat mirip dengan burung masa kini.
Baik “Hesperornis” dan “Ichthyornis”
telah lama dianggap memiliki gigi, karena
itu juga berarti bahwa semua burung pada periode “Cretaceous” dan
sebelumnya memiliki gigi. Tapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa rahang
bergigi yang terlibat, mungkin bukan milik reptil renang kecil dari periode
yang sama. Jadi sekarang tidak lagi pasti bahwa semua burung “Cretaceous” memiliki gigi.
Hesperornis |
Hal yang sangat penting yang ditunjukkan oleh fosil-fosil “Hesperornis”
dan “Ichthyornis” adalah bahwa evolusi burung sangat maju pada masa periode “Kapur”.
Dan pasti ada banyak jenis burung, karena deret yang kita tahu sangat berbeda
satu sama lain. “Hesperornis” telah berubah sangat banyak karena menjadi
spesialis renang yang kehilangan kekuatan terbang, seperti halnya penguin hari
ini. “Ichthyornis” telah menjadi lebih seperti burung modern daripada Archaeopteryx. Pada zaman dinosaurus,
pasti ada banyak variasi dari kehidupan burung.
Akhir periode Cretaceous menandai berakhirnya Zaman Besar Reptilia.
Gerombolan dinosaurus dan banyak hubungan mereka perlahan-lahan punah; di antara
mereka adalah reptil terbang. Tetapi burung-burung itu lebih sukses dari
sebelumnya; mereka terus berkembang terus menjadi lebih dan lebih seperti
burung-burung hari ini (modern birds).
The Cretaceous was a period with a relatively warm climate resulting in high eustatic sea levels that created numerous shallow inland seas. These oceans and seas were populated with now extinct marine reptiles ammonites and rudists, while dinosaurs continued to dominate on land. During this time, new groups of mammals and birds as well as flowering plants appeared (Wikipedia)
The Cretaceous was a period with a relatively warm climate resulting in high eustatic sea levels that created numerous shallow inland seas. These oceans and seas were populated with now extinct marine reptiles ammonites and rudists, while dinosaurs continued to dominate on land. During this time, new groups of mammals and birds as well as flowering plants appeared (Wikipedia)
Fosil yang berasal dari sekitar 60.000.000 tahun yang lalu dapat
dikenali sebagai nenek moyang dari elang, elang, bangau, bebek dan angsa, dan
keluarga ayam. Selama EPOCH PLIOCENE, 10.000.000 tahun yang lalu, ada kelompok
burung yang hubungan dekatnya sangat hidup hari ini. Sebagian besar spesies
yang hidup selama zaman es Pleistosen masih hidup hari ini.
Burung mungkin sekarang melewati puncak jumlah dan keragaman terbesar
mereka. Selama zaman Miosen dan Pliosen, sebagian besar dunia memiliki iklim
yang hangat, bahkan lembap. Banyak sekali kehidupan burung tropis masa kini
yang menunjukkan kekayaan kehidupan burung yang pasti telah berkembang di
sebagian besar dunia di masa-masa yang hangat, nyaman, sebelum dinginnya zaman
es merayap di atas tanah.
Tidak ada dua makhluk yang dilahirkan persis sama. Beberapa perbedaan
yang muncul pada makhluk hidup tidak penting dalam kehidupan. Perbedaan lain
mungkin berbahaya atau fatal bagi makhluk di mana mereka berasal. Namun
sementara beberapa fitur baru yang bermanfaat muncul.
Hewan atau tumbuhan yang memilikinya mampu hidup sedikit lebih baik daripada yang lain dari jenisnya. Hewan atau tumbuhan semacam itu cenderung memiliki lebih banyak keturunan daripada mereka yang tidak memiliki fitur baru yang menguntungkan. Dengan demikian mereka berkembang biak dan memberikan keuntungan pada jumlah keturunan yang lebih besar. Akhirnya seluruh populasi spesies datang untuk memiliki fitur baru. Istilah bagi perbedaan yang menguntungkan dalam sebuah perubahan ini adalah adaptasi. Adanya adaptasi semacam itu, yang muncul secara tidak sengaja, bahwa makhluk hidup perlahan berubah, atau berevolusi, selama jutaan tahun.
Sebagian besar fitur dari setiap makhluk hidup bersifat adaptif. Misalnya, bangau memiliki kaki panjang yang memungkinkannya menyeberangi air yang cukup dalam untuk mencari makanan. Taringnya yang panjang dan tepi bagian dalam memiliki celah yang mengarah ke belakang menjaga ikan licin tidak dapat melarikan diri. Ini dan adaptasi lain membuat cara hidup burung (bangau) menjadi mungkin.
Burung hantu memiliki cakar yang tajam, melengkung, dan menggenggam sebagai milik burung pemangsa. Ia juga memiliki mata yang sensitif terhadap cahaya redup, indera pendengaran ekstra tajam (bagus), dan bulu dengan pinggiran halus lembut yang memungkinkan penerbangan hampir senyap (tidak bersuara). Adaptasi ini dan banyak lainnya memungkinkan burung hantu untuk hidup sebagai burung pemangsa malam hari.
Crossbill adalah anggota keluarga finch. Seperti burung pipit lainnya, ia memiliki tulang keras yang sangat kuat untuk makan biji-bijian. Namun, taring crossbill bahkan lebih khusus dari ini. Ini diadaptasi untuk memakan biji pinus dan pohon-pohon penghasil biji-bijian lainnya. Burung dapat mengekstrak biji dari antara sisik kerucut karena "persimpangan" yang luar biasa dari taringnya. Di satu sisi, crossbill memiliki adaptasi khusus di atas adaption khusus.
Sejauh ini hasil adaptasi seolah-olah adalah fitur terpisah yang ditempelkan pada hewan seperti gadget di mobil. Sebenarnya, makhluk hidup adalah kumpulan adaptasi — itu terdiri dari hasil adaptasi. Hidup itu sendiri dalam sebuah adaptasi memungkinkan bahan-bahan tak hidup bergabung menjadi koleksi bahan kimia yang dapat tumbuh dan berkembang biak. Ada beberapa adaptasi penting lainnya, yang akan kita sebut adaptasi dasar.
Pengembangan tulang punggung kaku pada ikan purba adalah fitur dasar yang memungkinkan semua kehidupan vertebrata nantinya. Adaptasi dasar lainnya perlahan mengubah kandung kemih ikan yang berenang ke paru-paru yang bernapas dengan udara dan membuka dunia udara untuk hewan tulang punggung. Adaptasi yang kita sebut kaki berevolusi dari sirip ikan-ikan cuping kuno tertentu; adaptasi ini memungkinkan vertebrata bernapas untuk berjalan dan hidup di darat.
Adaptasi dasar burung adalah mereka yang memungkinkan terbang. Ini dikembangkan dengan baik di “Archaeopteryx”. Tetapi setelah beberapa adaptasi dasar muncul dan makhluk-makhluk berkembang yang mampu hidup dengan cara yang benar-benar baru, panggungnya diatur untuk banyak adaptasi khusus yang lebih kecil.
Setelah penerbangan berkembang di burung, datanglah burung air yang beradaptasi untuk berenang serta terbang; burung berkaki dan pantai yang panjang dan berkaki panjang; burung pemangsa yang dilengkapi dengan cakar dan paruh tajam; burung pemakan biji, buah - makanan burung, dan serangga - makan burung; burung-burung di hutan yang dalam dan burung-burung di padang rumput atau gurun; burung-burung di utara yang menjadi putih di musim dingin; burung malam; pejuang lambat; selebaran cepat; dan bahkan non-liers — burung yang kehilangan kekuatan terbang ketika itu tidak lagi memiliki keuntungan khusus.
Ada nama untuk jenis perubahan ini, atau evolusi, yang terjadi dalam kelompok makhluk hidup setelah beberapa fitur kehidupan baru yang penting dan mendasar telah muncul. Ini disebut “radiasi adaptif”. Makhluk hidup memancar keluar untuk mengambil keuntungan dari setiap cara yang mungkin untuk mencari sumber kehidupan (nafkah) untuk jenis-nya. Setiap cara dan tempat yang mungkin di mana kehidupan bisa ada diisi dengan sumber kehidupan.
Burung, melalui fosil-fosilnya, belum banyak menyediakan bahan-bahan yang cukup untuk dipelajari hasil evolusi-nya. Tetapi kehidupan burung di muka bumi ini (“keajaiban dan keindahan-nya”) telah memberikan banyak bahan untuk dipelajari, khususnya perubahan radiasi adaptif-nya”.
Kegemaran (hobby) memelihara
burung menjadi sebuah kegembiraan
bagi sebagian masyarakat. Warna,
jenis, dan bunyi (suara) adalah menjadi daya tarik tersendiri.
Seperti halnya
anjing, kuda, sapi dan sejenisnya, maka burung seperti burung merpati dan lain-lain; berbagai jenis ayam maupun angsa juga sudah sejak dahulu telah dipelihara oleh manusia. Bahkan jenis-jenis burung tertentu
melambangkan kedudukan dari manusia yang memeliharanya di masyarakat.
Memelihara hewan termasuk memelihara burung adalah salah satu kegemaran (hobby) yang populer saat ini, hal itu sesungguhnya telah dilakukan oleh banyak orang selama ratusan tahun yang lalu.
Memelihara hewan termasuk memelihara burung adalah salah satu kegemaran (hobby) yang populer saat ini, hal itu sesungguhnya telah dilakukan oleh banyak orang selama ratusan tahun yang lalu.
Kegemaran (hobby) memelihara burung menjadi sebuah kegembiraan
bagi sebagian masyarakat. Warna, jenis, dan bunyi
(suara) adalah menjadi daya tarik
tersendiri. Kegemaran (hobby)
memelihara burung, ternyata juga melekat
pada orang nomor satu di negeri ini,
Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi).
Di Istana Bogor, ada banyak hewan peliharaan-nya, burung adalah salah
satunya. Dalam menekuni kegemaran (hobby) ini, Jokowi tidak main-main, beliau
mengikutsertakan burung peliharaannya di sebuah ajang perlombaan-perlombaan
burung. Burung perkutut adalah salah satu burung yang sering diperlombakan
(utamanya karena suaranya).
Burung perkutut di masyarakat Jawa dipercaya bertuah, salah satu jenis burung bertuah adalah perkutut putih,
perkutut ini dahulunya memiliki sejarah sendiri pada jaman kerajaan Majapahit.
Perkutut tipe ini hanya dipelihara oleh sang raja atau pimpinan bawahan raja.
Perkutut |
Dalam pasaran perkutut putih ini termasuk sangat langka, dan harganya pun tidak semurah perkutut lainnya. Banyak mitos jawa menyebutkan bahwa barang siapa yang memelihara burung perkutut putih akan berwibawa dan sangat kaya, hingga burung tersebut meninggal (bersambung).
*
Faith is the
bird that feels the light when the dawn is still dark. (Rabindranath Tagore)
Read more at: https://www.brainyquote.com/topics/bird
*