Ngunandiko. 122
Freeport
Indonesia.
Belum
lama ini, seperti biasa saya menerima SMS dari cucu saya, dia
menanyakan pendapat saya tentang masalah “Freeport” yang sedang
ramai dibicarakan orang. Pembicaraan saya dengan cucu saya dalam SMS tersebut adalah
sbb :
· Cucu :
Bagaimana Ki masalah “Freeport” itu, kok ramai dibicarakan orang.?
· Aki : ..Wah itu ceritanya
panjang, tapi pada dasar-nya karena Pemerintah Indonesia merasa, bahwa sekarang ini “Kontrak Karya”
dengan “Freeport” itu merugikan Indonesia.
|
.· Cucu : Kan itu betul Ki ?. “Freeport” menambang “emas dan tembaga” di Papua (Irian Barat) untungnya sangat banyak ; tapi hanya memberii imbalan ke Indonesia (pajak, royalty dll) sangat sedikit..
· Aki : Betul ! Bahwa “Freeport” sampai investasi di Papua (Irian Barat) itu juga unik !.
· Cucu : Bagaimana ceritanya Ki ?
· Aki : Berdasarkan perjanjian KMB (1949) Belanda harus meninggalkan Indonesia termasuk Papua (Irian Barat).. Tapi Belanda tetap menduduki Papua (Irian Barat). Bung Karno dan rakyat Indonesia marah, maka Papua (Irian Barat) pun diserang untuk merebutnya.
· Cucu
: Apa hubungannya dengan Freeport Ki ?
·
Aki
: Pada saat itu sedang PERANG DINGIN antara blok Amerika dan
blok Soviet Rusia. Indonesia dalam merebut
Papua (Irian Barat) dibantu Soviet Rusia (dengan senjata canggih), sedang Belanda dibantu Amerika. Keteguhan
Indonesia membebaskan Papua (Irian Barat) menyebabkan Amerika ragu untuk terus
membantu Belanda. Jangan-jangan Indonesia menang dan menjadi sahabat Soviet
Rusia. Amerika tahu kalau Indonesia
sesungguhnya tidak memusuhi Amerika bahkan pro Amerika. Singkatnya Amerika lalu
setuju dengan tuntutan Indonesia, dan
menganjurkan Belanda meninggalkan Papua (Irian Barat). Tapi Amerika minta agar FREEPORT memperoleh
hak menambang “tembaga dan emas” di
Papua (Irian Barat)..
· Cucu
: Oo begitu tho Ki? Lalu
bagaimana ?
·
Aki
: Indonesia menyetujui permintaan Amerika
itu; Belanda meninggalkan Papua (Irian Barat) ; dan FREEPORT
memperoleh hak menambang di Papua (Irian Barat)..
· Cucu : Bagaimana kedudukan FREEPORT Ki?
·
Aki
: Hak FREEPORT menambang “tembaga dan
emas” di Papua (Irian Barat) diatur suatu KONTRAK KARYA. Kontrak itu berjangka
panjang (lebih dari setengah abad). Hak Indonesia sangat kecil, misalnyai pajak,
royalty dll sangat kecil. Sudah lama Indonesia ingin KONTRAK KARYA itu dirubah
agar hak Indonesia lebih besar, tapi Freeport cuek aja.
·
Cucu : Jadi keinginan Indonesia
itu di-cueki oleh “Freeport” ya Ki?
·
Aki : Ya keinginan Indonesia itu di cueki, karena
“Freeport” tahu Indonesia tidak kompak, misalnya ada orang-orang Indonesia yang minta
ini dan itu, nyelonong minta saham dsb-nya.
·
Cucu : Oo begitu?. Lalu bagaimana ketentuan bahwa
“Freeport” harus membangun “SMELTER” di Indonesia ?
·
Aki : Wah . . . saya
kira “Freeport” hanya membangun di Gresik (PT. Smelting) itu saja bukan
sepenuhnya oleh “Freeport”, karena “Freeport” atau partnernya telah memiliki
smelter di Amerika atau ditempat lain ?
Apa itu harus ditutup ?
·
Cucu : Wah . . . rumit ya Ki?
·
Aki : Ya rumit !
Tapi kalau Indonesia rasional, konsisten,
kompak, dan terus memperjuangkan keinginannya
dengan teguh, maka pasti akan berhasil.
*
Without continual growth and progress, such words as improvement, achievement,
and success has no meaning. (Benyamin Franklin)
*