Ngunandiko.35
Sosialisme
(Bagian
3)
2.Asia
Sosialisme dan komunisme telah menjadi kekuatan yang menonjol di
Asia dalam membebaskan dirinya dari cengkeraman
kaum kolonialis Barat setelah Perang Dunia II. Hal
itu tampak diberbagai wilayah di Asia antara lain sebagai berikut ini.
China ;
Dengan berakhirnya Perang Dunia II pengaruh negara-negara Barat dan Jepang di
daratan China menjadi surut. Setelah terjadi pergulatan bersenjata selama beberapa dekade, maka
kaum komunis
China dibawah pimpinan Mao Tse Tung (1893 – 1976) dapat mengalahkan kaum
nasionalis (Koumintang)
yang secara resmi berkuasa di China, dan
berhasil membentuk negara
Republik Rakyat China (1949). Mao Tse-tung melalui negara
Republik Rakyat China berhasil:
- menyusun program reformasi tanah, kolektivisasi, dan mempercepat industrialisasi (1950);
- membawa Tibet di bawah hegomoni komunis China (1951) ;dan
- menyusun sistem ekonomi atau sistem produksi rakyat dalam bentuk "komune rakyat"(1958).
Keberhasilan tersebut telah
meneguhkan kedudukan Partai Komunis China. Pada tahun 1965 – 1968 di Republik Rakyat
China
berlangsung "Revolusi Kebudayaan" dalam rangka membersihkan birokrasi dan menghidupkan kembali semangat
revolusioner rakyat China yang sebagian
besar adalah petani. Sementara itu timbul
perselisihan antara Republik Rakyat China dengan Uni Soviet karena :
- perbedaan ideology komunisme yang dianutnya (tahun 1960-an), dan
- sengketa sengketa perbatasan (tahun 1970-an).
Hal
itu membuat terpecahnya gerakan komunisme terutama di Asia menjadi faksi-faksi pro-China dan pro-Soviet. Pada waktu ini pemerintah Republik
Rakyat China tetap menjalankan garis sosialisme, namun dilaksanakan secara
luwes dengan memperhatikan situasi dan kondisi khususnya untuk masalah-masalah
ekonomi dan perdagangan luar negeri.
India ; Kongres Nasional Partai yang
berkuasa sejak Kemerdekaan India pada tahun 1947 menyatakan akan
menjalankan program menuju ke kemakmuran sosial dengan cara
damai dan demokratis. Di bawah Perdana Menteri
Jawaharlal Nehru, India mulai menerapkan
serangkaian rencana
5 (lima) tahun, dengan perusahaan
milik pemerintah memainkan peran meningkatkan pertumbuhan
ekonomi (economic growth). Partai-partai
“Praja Sosialis” dan “Samyukta Sosialis” mewakili
kelompok-kelompok sosialis yang lebih
militan.
Sementara itu Partai Komunis India sangat berpengaruh dalam pemerintahan di
negara bagian Kerala dan Bengal
Barat.
HOS. Tjokroaminoto. |
Kamboja ; Partai “Komunitas Rakyat Sosialis (Sosialist People’s
Community)” yang dipimpin oleh Pangeran
Sihanouk berkuasa sejak tahun 1965, namun pada tahun 1970 kekuasaannya di Cambodja
digulingkan oleh perdana menteri Lon-Nol. Sihanouk membentuk pemerintahan di
pengasingan (di China) yang memperoleh dukungan dari kaum komunis.
Korea ;
Setelah Perang Dunia II Jepang terpaksa meninggalkan semenanjung Korea. Sementara itu kehadiran tentara Soviet
(salah satu pemenang Perang Dunia II) di Korea memastikan pembentukan Republik Demokratik
Korea pada tahun 1946 di Korea, namun
pada kenyataannya tidak mampu menguasai seluruh semenanjung Korea. Sebagaimana
halnya di Vietnam, di Korea telah terjadi perpecahan antara Kotra pro komunisme dan Korea anti-komunisme yang mengakibatkan dua kali perang yang melibatkan
Amerika Serikat dan kawan-kawan disatu fihak, serta Uni Soviet dan Republik
Rakyat China dilain fihak. Ahkirnya Korea terbelah jadi dua sejak gencatan
senjata tahun 1953 sampai saat ini (abad ke-21) Korea tetap terbelah dua
yaitu Korea Selatan yang anti komunis dengan ibukota Seuol, dan Korea Utara dengan
ibukota Pyongyang yang komunis.
Myanmar (Burma) ; Setelah Perang Dunia II, suatu gerakan kemerdekaan yang berorientasi sosialisme berkuasa (1948) di bawah U Nu. Kudeta militer anti-komunis yang dipimpin oleh Jenderal Ne Win pada tahun 1962 menggulingkan pemerintahan U Nu tersebut. Jenderal Ne
Win kemudian membubarkan parlemen dan melembagakan “negara dengan satu-partai” yang
berjanji menjalankan "sosialisme ala Burma". Pada tahun 1990 pemerintah menyelenggarakan Pemilihan Umum,
yang dimenangkan (lk 90% dari
kursi
yang diperebutkan) oleh partai National League for
Democracy (NLD)
pimpinan Aung San Suu Kyi. Namun tentara menolak hasil pemilihan
tersebut dan tetap memerintah sebagai State Law and Order
Restoration Council (SLORC) sampai 1997, kemudian diperpanjang
sebagai State Peace and Development Council (SPDC) sampai
2011.
Singapura ; Singapura berada dibawah kaum sosialis ; Partai Aksi
Rakyat (People’s Action partay) berkuasa sejak tahun 1959.
Sri Langka ;
Nama resmi Sri Langka adalah Democratic Socialist Republic of Sri Lanka,
Pada tahun 1956 SWRD Bandaranaike (Partai Sosial
Demokrat Sri Langka) menjabat Perdana Menteri, dan pada tahun 1959 SWRD Bandaranaike terbunuh dan digantikan
oleh isterinya sampai tahun 1965. Pada tahun 1970 s/d
1971 Ny. Bandaranaike berkuasa kembali, namun pemerintah-nya hancur karena pemberontakan bersenjata kaum komunis dan sosialis militan.
Vietnam
; Tanggal 2 September 1945 Republik Rakyat
Vietnam yang berhaluan Sosialis (komunis) diproklamasikan. Perancis yang masih
menganggap diri-nya penguasa di Vietnam, serta kekuatan-kekuatan anti komunis
khususnya di bagian selatan Vietnam
tidak mendukung proklamasi tersebut. Oleh karena itu terjadi Perang Indochina - Perancis (Perang Indochina
Pertama) yang berlangsung di wilayah Indochina-Perancis (1946 - 1954 ).
Perancis – dibantu Vietnam Selatan – ingin berkuasa kembali di Indochina, namun
usaha Perancis tersebut mendapat perlawanan kuat dari Viet Minh (Ho Chin Minh) dan Perancis kalah akibatnya
terusir. Kemudian perang itu berlanjut
menjadi Perang Indochina Kedua antara Republik Vietnam (Vietnam Selatan) dan
Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara).
Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru dan
Philipina membantu Vietnam Selatan dengan mengirimkan pasukan dan perlengkapan
perang, sedangkan Uni Soviet dan Republik Rakyat China mendukung Vietnam Utara.
Peperangan ini dimenangkan oleh kaum komunis, dan setelah perang berakhir,
kedua Vietnam tersebut bersatu pada tahun 1976 dibawah pemerintahan komunis.
1. Timur Tengah,
Penyebaran
sosialisme dari Eropa menjadi kekuatan dari bangsa-bangsa dijajah
maupun setengah dijajah dalam
membebaskan diri dari cengkeraman kaum
kolonialis terutama setelah Perang Dunia II.
Hal ini juga terjadi di Timur Tengah dimana faham sosialisme modern melakukan senergi
dengan faham sosialisme yang terkandung dalam agama-agama samawi seperti agama
Islam dll. Berikut ini adalah uraian singkat gerakan sosialisme yang
berlangsung pada abad ke-20 di Timur Tengah.
Aljazair ; Dengan kemerdekaan Aljazair pada tahun 1962, maka tujuan kaum sosialis seperti
yang terkandung dalam Program Tripoli
dari Front Pembebasan Nasional masuk ke dalam konstitusi Aljazair 1963. Pada prinsipnya program Tripoli tersebut terdiri dari :
- nasionalisasi kepentingan-kepentingan asing ;
- membangun ekonomi berbasis industri; dan
- membangun koperasi-koperasi pertanian.
Langkah-langkah sosialis tersebut
dimulai oleh Presiden Mohamed Ben Bella dan dilanjutkan oleh penggantinya Houari Boumedienne. Pada tahun 1970 sebuah “Rencana Empat Tahun” diluncurkan.
Irak ; Partai Baath yang berhaluan sosialis
bermula di Suriah, kemudian juga menyebar ke Irak,
Pada saat Revolusi
Irak (1958), Raja Faisal II dijatuhkan
oleh
kaum nasionalis Arab, dan kemudian Abdul Karim Kassem menjadi
pemimpin baru Irak. Pemerintahan Kassem ini berakhir ketika
terjadi Revolusi
Ramadhan (1963) yang dipimpin oleh Abd
al-Salam Arif dan Partai Ba’ath . Kassem di bunuh dan digantikan
oleh Salam
Arif yang beberapa tahun kemudian meninggal
(1966)
karena kecelakaan. Salam Arif digantikan
oleh adiknya Rahman Arif.
Rahman Arif pun
kemudian dijatuhkan oleh Partai Ba’ath dan Dewan
Komando Revolusioner Irak (1968) dalam sebuah kudeta
militer.
Bangunan dari lumpur di Kibbutz |
Sebuah
gerakan
masyarakat kolektip di Israel telah muncul pada
tahun 1909, kemudian gerakan tersebut tumbuh menjadi suatu federasi
ideologis berorientasi sosialis terdiri dari lebih dari 230 "kibbutzim"
yang mencakup sekitar 4%
(empat persen)
dari populasi kibbutz yang ada. Kibbutz adalah masyarakat kolektip (collective
community) di Israel yang secara tradisional
berbasis pertanian (agriculture).
Libya ; Di Libya
Kolonel al-Qaddafi (1969) mengulingkan Raja Idris
melalui sebuah kudeta militer. Gaddafi melancarkan apa yang disebutnya
“Revolusi Libya” (1973) membatalkan hukum yang berlaku dan melaksanakan sharia
(Sharia is the moral code and religious law of Islam). Pada tahun 1977, Libya
secara resmi menyatakan dirinya berhaluan sosialis (1973) dan menjadi
"Great Socialist People's Libyan Arab Jamahiriya".
Mesir ; Dengan naiknya Gamal Nasser ke tampuk kekuasaan (1952), maka Mesir menjadi negara Arab pertama yang menerapkan langkah-langkah
sosialis. Sebuah rencana pembangunan yang sosialistis dan komprehensif diresmikan pada tahun 1961.
Partai Uni Sosialis Arab
menjadi satu-satunya partai yang diakui, dan Undang-undang Dasar 1964 (konstitusi 1964) mendefinisikan Uni Republik
Arab (suatu
negara yang terdiri atas perserikatan Republik Mesir dan Suriah tahun
1958 – 1961.) sebagai negara sosialis demokratis.
Sudan ; Pada
25 Mei 1969 pemerintah sosialis dibentuk
oleh tentara di Sudan, hal
itu terjadi setelah kudeta militer di bawah Mayor Jenderal
al-Numeiry.
Kudeta ini didukung oleh kaum nasionalis, agama (Islam), dan komunis (Partai
Komunis).
Suriah ; Partai
Baath adalah Organisasi sosialis
pertama di Arab, partai Baath dibentuk di Suriah oleh Michel Aflak ( 1910 – 1989) pada awal 1940-an. Para pengikut partai Baath (Baathists) mulai berpengaruh dalam pemerintahan Suriah
pada tahun 1950-an, dan memperoleh kekuatan yang efektip pada tahun 1961. Suriah mulai melaksanakan rencana pembangunan lima tahun pada tahun 1960, dan pada
tahun 1965 pemerintah telah menasionalisasi lebih dari 95% dari
industri nasional.
Tunisia ; Habib Bourguiba (1903 – 2000) adalah pendiri dan Presiden Pertama Republik Tunisia (1957- 1987). Neo-Destour Sosialis partai
adalah partai dipimpin oleh Habib Bourguiba, selama masa pemerintahannya banyak dilakukan
reformasi diberbagai bidang yang pro Barat.
Yaman ; Pada
abad ke-19, Yaman utara dikuasai oleh Imperium Ottoman, sedangkan Yaman Selatan
dikuasai oleh Inggris. Setelah merdeka dari penjajahan, masing-masing wilayah
mendirikan negara terpisah. Yaman utara menjadi Republik Arab Yaman sedangkan
Yaman selatan yang dikuasai kaum marxis (Front Pembebasan
Nasional Sosialis Yaman)
mendirikan negara Republik Demokratik Rakyat Yaman (1971). Sejak tahun 1972,
pemerintah kedua negara itu mulai membicarakan kemungkinan disatukannya kembali
negara Yaman, namun baru lk 18 tahun kemudian (1990) di-deklarasi-kan Republik Yaman yang
merupakan persatuan dari Republik Arab Yaman dan Republik Rakyat Demokratik
Yaman.
1. Latin Amerika.
Sebagaimana
yang terjadi di Asia, maka masuknya faham sosialisme ke Amerika Latin juga menjadi salah satu
sebab timbulnya gerakan revolusioner di Amerika Latin. Berikut ini adalah gambaran
ringkas tentang awal masuknya faham sosialisme di beberapa negara Amerika
Latin.
Bolivia ; Gerakan Revolusioner Nasional yang
berkuasa di Bolivia pada tahun 1952 di bawah Presiden Victor Paz Estenssoro
memberlakukan
skema kebijakan sosialis sbb :
- hak pilih bagi seluruh warga (universal),
- land reform,
- nasionalisasi, dan
- langkah-langkah kesejahteraan sosial.
Junta militer yang menggantikan Paz Estenssoro pada tahun 1964 tidak membatalkan skema
socialis tersebut. Sebuah
pemberontakan sayap kanan militer pada tahun 1970 gagal, tapi kudeta sayap kanan yang
lain dipimpin Kolonel
Hugo Banzer Suarez
berhasil pada tahun 1971.
Chilie ; Pada
tahun 1970, Salvador Allende, seorang
Marxis, terpilih sebagai presiden Chile. Allende
berusaha
mengubah ekonomi dan masyarakat
Chilie
mengikuti
garis sosialisme, sementara itu Allende juga
menjanjikan untuk mempertahankan kebebasan
sipil (ngunandiko.27 Amerika Selatan).
Guatemala ; Dengan terpilihnya Presiden Jacob Guzman pada tahun 1951 menyebabkan pengaruh Komunis menjadi kuat di Guatemala. Guzman lengser karena kudeta pada tahun 1954.
Guyana ; Guyana
semula adalah koloni Inggris. Guyana mendapatkan kemerdekaan pada tahun 1960, kemudian pada tahun 1970 Perdana Menteri Forbes Burnham (1923 – 1985)
secara resmi
mengumumkan pembentukan Republik Koperasi
Sosialis Guyana (Co-operative Republic of Guyana).
Jamaika ; Partai-partai yang berhaluan sosial demokrat mendominasi percaturan politik di Jamaika setelah 1945, dan kemudian berhasil memerintah
Jamaika sebagai negara merdeka dari tahun 1962.
Kuba ; Rejim komunis pertama yang sukses
di Amerika Latin adalah di Kuba, Rejim
komunis tersebut didirikan oleh
Fidel Castro (Partai Serikat Revolusi Sosialis, Cuba) setelah menggulingkan pemerintahan Presiden Fulgencio Batista pada
tahun 1959. Pada tahun 1965 Partai Serikat Revolusi Sosialis
tersebut menjadi Partai
Komunis Kuba. Dan pada tahun 1968 semua perusahaan swasta dinasionalisir.
Monumen "Haya de la Torre" |
The Alianza Popular Revolucionaria
Americana (APRA), didirikan di Meksiko pada
tahun 1924 oleh Haya de la Torre (
seorang Peru yang
diasingkan) mempengaruhi perilaku partai-partai sosial demokrat di berbagai negara di Amerika Latin. Program “Aprista” yaitu program kaum sosial
demokrat (democratic sosialism) terdiri dari :
- anti imperalisme,
- pembangunan ekonomi,
- unifikasi Amerika Latin,
- integrasi orang Indian, dan
- penciptaan budaya Indo-Amerika yang baru.
Peru ; Sebuah rezim militer dipimpin oleh Mayor Jenderal Juan
Velasco Alvarado (1910-1977) berkuasa di Peru pada tahun 1968, kemudian Velasco Alvarado melakukan reformasi kepemilikan tanah dan nasionalisasi dalam skala besar usaha perdagangan dan industri.
Uruguay ; Uruguay di bawah
Presiden Jose Battle (1929 – 2007) selama periode 1903-1907,
dan periode 1911-1915 adalah negara Amerika Latin pertama yang melakukan nasionalisasi usaha perdagangan
dan industri (state action against foreign economic imperialism).Jose Battle juga
memberlakukan skema kesejahteraan sosial
yang luas seperti tunjangan bagi penganggur (unemployment
compensation) pasa tahun 1914 dan delapan jam kerja (eight-hour workdays)
pada tahun 1915.
2. Amerika Utara.
Amerika
Serikat ; Gerakan sosialis pada awalnya memiliki
pendukung di Amerika Serikat, tetapi gerakan
tersebut tidak pernah populer dan memiliki dasar politik yang
luas. Pada 1876 telah berdiri sebuah
Partai Buruh Sosialis. Eugene V. Debs (1855 –
1926) adalah pemimpin buruh Amerika, salah satu pendiri dari organisasi Persatuan
Buruh Industri Dunia (Industrial Workers of the World), Debs
beberapa kali menjadi kandidat Presiden
Amerika Serikat dari Partai Sosialis
Amerika (Socialist Party of America), seperti diketahui pada tahun 1890 Eugene V. Debs dan
kawan-kawan mendirikan Partai Sosial
Demokrat America. Kemudian (1901) Partai Buruh Sosialis
dan Partai Sosial Demokrat America
bergabung membentuk
Partai Sosialis Amerika.
Partai Sosialis Amerika tersebut terus tumbuh pada awal abad ke-20, pada tahun 1912 partai itu beranggotakan
180.000 dan terpilih di lk 1000 jabatan publik diantaranya adalah 50 walikota, dan 1 anggota kongres. Partai Sosialis tidak pernah sukses dalam pemilihan
presiden Amerika Serikat ; nama-nama kadidat calon presiden
dari Partai Sosialis adalah : Debs (1900, 1904, 1908,
1912, dan 1920), Norman Thomas (1924,
1928, 1932, 1936, 1940, 1944 dan 1948) , dan Darlington Hoopes (1952 dan 1956).
"New Deal" yaitu program ekonomi Amerika Serikat antara tahun 1933 dan 1936 dari Presiden Franklin D.
Roosevelt telah mengakomodasi banyak
tuntutan Partai Sosialis,
namun pengaruh partai tersebut secara
nyata menurun.
Canada ; Partai Sosialis
Kanada didirikan pada
tahun 1905, enam tahun kemudian
berdiri partai sosialis yang lebih moderat yaitu Partai Demokrat Sosial Kanada.
Kemudian (1933) berdiri Co-operative Commonwealth Federation (CCF), organisasi ini
disponsori oleh para pemimpin tani dan buruh yang mengadopsi
program sosialis. CCF cukup berhasil dalam pemilihan anggota parlemen federal, dan memperoleh tempat di pemerintahan
provinsi Saskatchewan. Pada tahun
1961 dalam rangka membangun hubungan
lebih dekat dan lebih terorganisir dengan buruh, maka
CCF direorganisasi menjadi Partai Demokrat Baru.
Sebagai
penutup dari uraian diatas ingin disampaikan hal-hal sbb :
- Sesungguhnya pemikiran tentang sosialisme telah lama muncul dalam hati dan otak manusia, hal itu terlihat dari pandangan Plato tentang produksi, ajaran Islam tentang keserakahan (surat al-Taubah ayat 34-35) dan lain-lain. Semula pemikiran tentang sosialisme tersebut masih samar-samar – bahkan pemikiran yang utopis – namun kemudian menjadi lebih nyata dan kongkrit serta memiliki dampak langsung pada kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya umat manusia seperti pemikiran, François-Noël Babeuf, Henri Saint-Simon, Charles Fourier, Robert Owen, serta Marx dan Engels
- Marx (1818 – 1883) dan Engels (1829 – 1895) menganggap kaum sosialis-awal sebagai "utopian", karena hanya bersandar pada kesadaran moralitas dan rasionalitas manusia saja, tidak disertai pemahaman tentang prinsip-prinsip yang mengatur proses sejarah, sosial, dan ekonomi. Marx dan Engels berdasarkan fakta keadaan masyarakat yang diamatinya pada waktu itu, serta menggunakan dalil-dalil theori sosialisme yang diyakininya, menghasilkan suatu konsep yang antara lain dalam bentuk “Manifesto Komunis” dan apa yang disebut sebagai "sosialisme ilmiah"
- Pada abad ke-19 kaum sosialis (Bolsheviyk) dibawah kepemimpinan Lenin menerapkan “sosialisme ilmiah” ajaran Marx & Engels tersebut, dan di Rusia berhasil membentuk negara sosialis pertama di muka bumi. Hal itu mengakibatkan faham sosialisme memiliki dampak yang signifikan terhadap :
- gerakan buruh di negara-negara Eropa dan Amerika Utara, dan
- gerakan kemerdekaan di negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Selatan.
Dampak faham sosialisme tersebut antara lain terlihat dari cara
(methode) gerakan buruh dan gerakan kemerdekan tersebut memperjuangkan tujuan-tujuannya. Pada
paruh
pertama abad ke-19 tampak
bahwa tujuan perjuangan kaum buruh di Eropa dan di Amerika Utara adalah untuk
memperoleh perbaikan “lingkungan kerja”
dan “upah kerja” telah mulai dapat terwujud. Sedangkan gerakan kemerdekaan di koloni-koloni
di Asia Afrika dan Amerika Selatan mulai nampak geliatnya.
- Kemenangan kaum Bolsheviyk dalam revolusi Oktober 1917 di Rusia menjadi bukti bahwa kaum sosialis (Partai Komunis Rusia) bersama-sama dengan kaum buruh dan petani dapat menumbangkan suatu negara raksasa yang berdasar feodalisme dan kapitalisme (kekaisaran Rusia), serta membangun negara soaialis ( Uni Sosialis Soviet Republik) yang kuat di Rusia. Hal itu kemudian memberi inspirasi gerakan-gerakan kemerdekaan di berbagai tempat, terutama di negara-negara jajahan (koloni-koloni) ataupun setengah jajah di Asia, Afrika dan Amerika Selatan.
- Setelah Perang Dunia II faham Sosialisme bersama-sama dengan faham nasionalisme dan faham agama a.l Islam digunakan sebagai senjata teoritis bangsa-bangsa di Asia, Afrika dan Amerika Selatan dalam perjuangan melawan kolonialisme dan imperialisme. Ketiga faham tersebut oleh Bung Karno (Presiden Republik Indonesia Pertama) dinamakan "Nasakom" singkatan dari nasionalisme, agama, dan komunisme (sosialisme). Selain itu sosialisme berpengaruh secara signifikan terhadap reformasi ekonomi, politik, dan budaya dinegara-negara yang baru merdeka.
- Sosialisme terutama sosialisme dalam bentuk komunisme, sesuai dengan karakter faham tersebut, telah menyebabkan munculnya sifat kediktatoran sentral dan otoriter pada banyak negara Asia, Afrika, dan Amerika Selatan yang baru membebaskan – setelah berakhirnya Perang Dunia II – dirinya dari kolonialisme . Di negara-negara tertentu sifat “kediktatoran sentral dan otoriter” tersebut tampak dalam bentuk rejim militer (mis : di Mesir, Libya dll), sementara di negara-negara lain sering mengambil bentuk lain misalnya kediktatoran partai, etnis, suku, paternal dan lain-lain.
- Sebagaimana diketahui sosialisme sejak pertengahan abad ke-20 telah menjadi ideologi yang kuat pengaruhnya di dunia ketiga, dan memiliki peranan yang signifikan dalam membebaskan negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin dari kolonialisme. Di Eropa Barat dan di Amerika Utara setelah Perang Dunia II banyak tuntutan kaum sosialis yang telah diakomodir seperti perbaikan lingkungan kerja, pengurangan jam kerja, jaminan sosial dll. Namun kemudian kekuatan kaum sosialis tersebut menurun karena bangkitnya kembali kapitalisme setelah runtuhnya facisme (Hitler dll pada Perang Dunia II), dan munculnya bentuk neo-imperalisme atau neo-kolonialisme yang menitik beratkan dominasi dibidang ekonomi. Disamping itu runtuhnya Uni Soviet - karena mengabaikan prinsip-prinsip "Good Corporate Governance" - juga memperlemah kekuatan kaum sosialis di berbagai penjuru dunia.
- Prinsip-prinsip sosialisme setelah diterapkan (di negara baru di Asia, Afrika, dan Latin Amerika), ternyata perlu modifikasi (revisi) sesuai dengan kondisi masyarakat yang dihadapinya. Sosialisme ternyata mengandung kelemahan dan keterbatasan yang melekat pada individu manusia seperti sifat-sifat egois, koruptif, serakah dll yang harus dapat dikendalikan. Untuk mengatasi hal itu memerlukan kemampuan manajemen dan administrasi yang modern dalam praktek sosialisme. Disamping itu praktek sosialisme juga harus berhadapan dengan praktek kolonialisme dan imperialisme yang telah memiliki pengalaman yang panjang sebelumnya serta telah ber-metaforse menjadi neo-kolonialisme dan neo-imperialisme.
- Gerakan sosialisme bersama-sama dengan gerakan nasionalisme,dan agama (mis; Islam) telah behasil membebaskan rakyat di tanah-tanah jajahan (koloni-koloni) dari kaum penjajah (imperialis). Namun sosialisme juga menyisakan masalah-masalah :
- Reformasi sosial dan ekonomi yang dilakukan oleh berbagai gerakan kaum sosialis belum mampu mengakhiri ke-tidakadil-an dan masih mengandung ke-tidak-efisien-an (inefficiency).
- Industrialisasi dengan cepat yang telah dilakukan berdasar faham sosialisme sering mengabaikan kelestarian lingkungan & nilai-nilai tradisional dan lain-lain.
- Sistem sosialisme dalam pengelolaan industri dan pemerintahan (birokrasi) seringkali tidak manusiawi antara lain karena hanya mengganti posisi dalam pengelolaan yang semula dipegang oleh politisi bourgeuis dan para intrepreneurs dengan anggota-anggota partai dan keluarga penguasa negara yang tidak memiliki kemampuan serta kompetensi yang cukup. Bahkan ideologi sosialis yang manusiawi sering kali disalah gunakan untuk menutupi ketidakmampuan mereka (anggota partai dan keluarga penguasa) yang dapat berakibat penindasan politik dan eksploitasi ekonomi.
- Kapitalisme dalam bentuk neo-kolonialisme dan neo-imperalisme berkat pengalamannya yang panjang dan penguasaannya atas teknologi ternyata mampu memperbaiki dirinya sehingga dapat bekerja dengan efisien.
- Dari pengalaman sejarah tampak bahwa praktek sosialisme yang ekstrem seperti praktek komunisme (Stalin) di Rusia dan praktek facisme nazi (Hitler) di Jerman mengakibatkan banyak prinsip-prisip dasar sosialisme dan harapan rakyat seperti:
- Kepemilikan publik,
- Pekerja yang mengelola industri,
- Kesetaraan antar manusia, dan
- Kepercayaan akan essensi kebajikan & rasionalitas manusia.
yang semula diharapkan akan membawa ketenangan
sosial dan kebahagiaan umat
manusia menjadi rusak dan berubah. Disamping itu harapan
berkembangnya sosialisme ke seluruh dunia yang akan membawa terjaminnya
perdamaian internasional sedemikian
jauh tidak terbukti.
Semua hal negatip dari sosialisme diatas tidaklah menutupi fakta bahwa sosialisme telah memberi sumbangan yang sangat berharga bagi umat manusia
dalam membebaskan dirinya dari penindasan. Sosialisme telah membentuk prinsip
bahwa ekonomi harus dikendalikan untuk memberi
keuntungan bagi umat manusia secara keseluruhan
secara adil. Sosialisme berpendapat bahwa semua harus berbagi
dalam pengambilan keputusan ekonomi
yang mempengaruhi kesejahteraan umat
manusia,
dan eksploitasi manusia atas manusia harus dihapuskan.
*
Persamaan
antara demokrasi
dan
sosialisme hanyalah dalam hal ” kesetaraan”. Demokrasi melihat
“kesetaraan”
dalam
kebebasan, sedangkan sosialisme melihat “kesetaraan”
dalam
menahan diri dan pengabdian (Alexis_de_Tocqueville)
*