Ngunandiko.153
Cerutu
(Cigar)
Pada tahun 1977
penyair WS Rendra (1935 – 2009) menulis "Sajak Sebatang Lisong", lisong itu berarti
cerutu. “Ngunandiko” ingin secara singkat membahas dan merenungkan perihal “Cerutu
(Cigar)”itu.
WS Rendra |
Di Indonesia relatip tidak banyak orang merokok (mengisap) cerutu. Jika ada yang mengisap cerutu, hanyalah orang-orang kaya saja. Dengan sajak itu WS Rendra ingin menggambarkan ketimpangan masyarakat yang masih berlangsung di Indonesia Merdeka ini. Jauh sebelumnya Rudyard Kliping (1865 – 1936) juga telah menulis puisi merokok “The betrothed”.
Disini “Ngunandiko” tidak ingin membahas dan merenungkan perihal “lisong” sajak karya WS Rendra ataupun tentang“merokok”
di puisi “The betrothed” karya Rudyard Kliping itu, tetapi lisong dan merokok dalam arti yang sesungguhnya.
Dilihat dari bahan pembentuknya, maka lisong (cerutu) dapat didefinisikan
sebagai suatu gulungan utuh daun tembakau, yang dikeringkan dan difermentasikan
– mirip dengan rokok – dimana salah satu ujungnya dibakar dan asapnya dihisap
oleh mulut melalui ujung lainnya.
Cerutu
berasal dari kepulauan Karibia sebagai daun tembakau dalam kulit jagung, dan
setelah Christopher Columbus mengenalnya pada 1492, menyebar ke semenanjung
Iberia dan ke berbagai wilayah jajahan
Spanyol. Sekitar tahun 1670 dibawa ke India oleh Portugis. Masuknya cerutu
ke Eropa Utara dibawa oleh pasukan Inggris dan Prancis dari Spanyol pada masa
Perang Semenanjung. (the Peninsular War ; 1807 - 1814)
Dengan definisi seperti dikemukakan diatas, maka kiranya
cerutu (cigar) dapat dikatakan secara lebih luas sebagai suatu benda (mirip
rokok), yang memiliki beberapa peranan atau fungsi bagi kehidupan umat manusia
antara lain seperti berikut : (1) Cerutu sebagai komoditi atau barang dagangan
; (2) Cerutu sebagai benda pemberi rasa
nyaman, dan ; (3) Cerutu sebagai pemberi ciri dari seseorang.
Ad (1). Cerutu sebagai komoditi ;
Cerutu sebagai komoditi sedikitnya ada 4 (empat) hal
yang perlu diperhatikan, yaitu sbb :
- Bahan Cerutu
- Bentuk Cerutu
Bentuk Cerutu :
Cerutu dapat dibagi dalam 6 (enam) berdasar klasifikasi dari bentuk-nya sbb :
Pertama : Corona, berbentuk
tabung memanjang dengan kepala bulat;
Kedua : Panatelas, berbentuk panjang, langsing dengan sisi lurus, ujungnya
meruncing atau bulat ;
Ketiga : Perfectos, berbentuk menipis ditengah dan meruncing ujungnya ;
Keempat : Londres, berbentuk silender, salah satu ujungnya
tumpul (blunt) ;
Kelima : Bouquets, berukuran sedang meruncing dikedua
ujungnya ; dan
Keenam : Clubs, berbentuk full body.
Bentuk Cerutu |
Selain bentuk-bentuk cerutu seperti tersebut diatas, ada yang disebut sebagai Cheroots dan Stogies, terbuat dari tembakau yang tidak digunakan dalam pembuatan cerutu standar. Cheroots dan Stogies itu terbuka di kedua ujungnya dan tidak memiliki kepala. Sedangkan modifikasi-nya tak terhitung jumlahnya, sebagian besar sebagai akibat dari penggunaan mesin
Cheroots and stogies , made of tobacco not used in
standard cigars , are open at both ends and have no heads. Countless
modifications exist, largely as a result of the use of machinery.
- Merek Cerutu
Pada dasarnya merek cerutu digunakan oleh para produsen
sebagai identitas produknya guna menarik konsumen. Hal itu dilakukannya dengan
memperhatikan mudah tidaknya nama (merek) itu diingat dan dikenali, serta
sejauh mungkin menggambarkan identitas (bentuk, sifat dan kualitas) dari cerutu
tersebut, serta membedakannya dengan merek-merek lain. Berikut ini adalah
contoh dari 12 (dua belas) merek cerutu yang terkenal di Indonesia sbb : Adipati Super Corona; Adipati Panatella;
Ramayana Senoritas; Mundi Victor Boheme; Cadenza Robusto; Cadenza Espresso
Churchill; Gold Medal Djanger; New Kenner King Extra; New Havana Extra Fine;
Panter Cigar Royal; Panter Extra Cigarillos; dan Norra.
- Pembuatan Cerutu :
Semula cerutu dibuat oleh manusia dengan tangan
(manual), sampai pada tahun 1917 Rufus
L. Paterson (dari North Carolina, Amerika Serikat) mengembangkan mesin pengikat (bunch machine) dan
mesin penggulung (rolling machine). Semasa masih dibuat dengan tangan,
peralatan produksi terdiri dari papan, pengukur, dan pisau. Peralatan pembuat “Cerutu”
itu; pada dasarnya tidak berubah sampai pada saat ini. Urutan langkah-langkah
proses produksi-nya dalam garis besarnya adalah sebagai berikut :
Persiapan bahan è Pembentukan èPemotonganè PembungkusanèPengemasan
Persiapan bahan : mengolah daun tebakau supaya lentur dengan uap air, mengurutnya,
menyemprot dengan bahan pemberi tambahan (flavor), mengeluarkan pelepah,
menempatkan bagian tengah tandan di bagian dalam cerutu.
Pembentukan : memberi bentuk dengan menempatkan daun pengikat, membungkus
tandan dengan daun pembungkus, membuat tempat untuk ujung dan selib
Pemotongan : Memotong batang cerutu dengan pisau pemotong, sehingga
memiliki panjang yang tepat (seperti yang dikehendaki) ;
Pemasangan Ujung dan Selip : Ujung adalah bagian yang
masuk ke mulut berupa kepala, dan ujung yang lain adalah selip yaitu bagian
yang dibakar.
Pembungkusan : Pembungkusan dimulai di selip dan berlanjut ke ujung (kepala),
di mana bungkusnya diikat dengan pasta, biasanya dari lem karet tragakan.
(Tragacanth is a natural gum
obtained from the dried sap of several species of Middle Eastern legumes of the
genus Astragalus, including A. adscendens).
Pengemasan : Cerutu yang telah dibungkus itu, dikemas (packaging) a.l
dalam kotak cerutu.
Pada waktu ini cerutu adalah produk industry yang
penting, memiliki skala besar, menyerap banyak tenaga kerja, dan menggunakan
teknologi (mesin-mesin) yang canggih. Sebagai industry yang memiliki skala besar, maka perlu pula adanya dukungan kebun
tembakau yang luas sebagai sumber bahan baku. Amerika Serikat, Cuba, dan
Indonesia adalah Negara-negara yang memiliki kebun tembakau yang luas.
Amerika Serikat, kebun tembakau yang luas itu, misalnya
ada di Virginia dan Tennessee ; Cuba ada di San Juan y Martinez ; Indonesia ada
di Sumatra Utara (di sekitar Medan) dan Jawa Timur (di sekitar Besuki) ;
serta Philipina di sekitar Manila.
Ad (2). Cerutu sebagai benda pemberi rasa
nyaman,
Seperti
halnya makanan dan minuman, maka cerutu memberi rasa nyaman bagi pemakainya. Cerutu
sebagai benda, jika dibakar dan dihisap asapnya akan memberi perasaan nyaman.
Hal itu terutama karena cerutu memiliki kandungan bahan-bahan tkimia, antara
lain di asapnya terdeteksi mengandung nikotin.
Kandungan
nikotin itu ternyata berbahaya bagi kesehatan manusia, maka hal itu telah
menyebabkan timbulnya secara luas gerakan untuk melarang konsumsi rokok pada
umumnya dan konsumsi cerutu pada khususnya.
Ad (3). Cerutu menjadi ciri dari
seseorang.
Winston Churchill |
(1). Aktor : George Burns (1807 – 1814) ; Clark Gable (1901 – 1960) dan
(2). Politikus : Ulysses
S. Grant (1822 – 1886); Winston Churchill (1874
– 1965); Joseph Stalin (1878 – 1963) ; Sukarno ( 1901 – 1979) ; Suharto (1921 – 2008); dan Fidel Castro (1926
– 2008). Para perokok cerutu yang terkenal itu telah membawa ketenaran cerutu di
tingkat dunia.
Sebagaimana
telah dikemukakan dimuka, semula cerutu dibuat oleh manusia tanpa menggunakan
mesin (manual), kemudian dibuat secara
terbatas dengan mesin, lalu dibuat dengan mesin secara massal.
Kini cerutu adalah hasil industri,
hasil pabrik yang menggunakan : mesin-mesin (technology) ; bahan bakar dan
tenaga listrik (energy) ; dan banyak orang (tenaga kerja). Industri cerutu telah
menjadi bisnis yang penting serta berskala besar. Hal itu telah menimbulkan adanya
pusat-pusat industry cerutu.
Dapat
dikemukakan disini, bahwa pusat industri
cerutu yang pertama adalah di Seville, Spanyol. Pusat itu mengendalikan
industri tembakau khususnya industry cerutu pada tahun 1700-an. Sekitar tahun 1800
pusat industri itu pindah ke Havana (Cuba), tetapi tetap di bawah kendali
Spanyol secara ketat. Setelah tahun 1820, London mengembangkan industri yang
cukup besar, hal itu sangat mengurangi dominasi Spanyol.
Sekitar tahun 1830, pekerja-pekerja pabrik cerutu Kuba
mulai pindah ke Key West (Amerika Serikat). Pada tahun 1868, Vincente Ibor dan
Eduardo Gato memimpin sekelompok pekerja pabrik cerutu Kuba pindah ke Florida (Amerika
Serikat) dan mendirikan pabrik cerutu di Tampa, yang
sekarang menjadi pusat industry cerutu.
Pusat pembuatan cerutu
lainnya adalah di New York, Pennsylvania bagian Timur, Lembah Connecticut,
Philadelphia, Baltimore, Cincinnati, St. Louis, dan Albany, semuanya di Amerika Serikat.. Dan juga
Manila di Filipina. Dengan menggunakan tembakau yang dibudidayakan di Hindia
Belanda (sekarang Indonesia), berbagai kota di Belanda, termasuk Amsterdam,
Rotterdam, dan Utrecht menjadi pusat-pusat industry cerutu yang penting pula.
Indonesia
sebagai Negara yang memiliki kebun-kebun tembakau yang luas, juga memilik
pabrik-pabrik cerutu, yaitu antara lain Pabrik Cerutu Boss Image Nusantara
(BIN) di Jember (Jawa Timur) dan Pabrik Cerutu “Tarumartani” di Kalasan
(Yogyakarta) ; keduanya memiliki kapasitas produksi maximal 100 juta batang cerutu
per tahun.
Dapat
dikemukakan disini, bahwa konsumsi rokok jauh lebih besar dibandingkan dengan
konsumsi cerutu. Pada tahun 2015 jumlah konsumsi rokok di seluruh dunia
diperkirakan mencapai nilai hampir 700 miliar dollar setara dengan 5 miliar batang
rokok atau 1 miliar perokok. Sedangkan cerutu diperkirakan hanya dikonsumsi
oleh 100 juta orang atau 10 % (sepuluh persen) dari jumlah perokok.
Demikianlah bahasan dan renungan
secara singkat tentang “Cerutu”. Semoga bermanfaat !
*
Cigars served me for precisely fifty years as protection and a weapon in
the combat of life ..... I owe to the cigar a great intensification of my
capacity to work and a facilitation of my self-control (Sigmund Freud)
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar